48 mampu menghasilkan output yang optimal, dan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi kearah yang positif. Dari penjelasan kombinasi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
menurut Sollow-Swan, modal dan tingkat partisipasi angkatan kerja memiliki peranan yang cukup penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu faktor yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian, sehingga
semakin banyak masyarakat yang produktif, maka akan menghasilkan output yang tinggi pula yang mempengaruhi PDRB. Begitu pun pada pendapatan per
kapita. meningkatnya TPAK suatu daerah, berarti meningkat pula pendapatan perkapita dan tingkat konsumsi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
regional.
F. Otonomi Daerah
Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, menyatakan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Walaupun tuntutan akan otonomi daerah cukup kuat, namun suatu daerah memiliki kriteria sendiri untuk dapat dikatakan sebagai daerah otonom. Daerah
otomnomi harus memiliki kemampuan ekonomi, memiliki potensi daerah, sosial budaya, mampu mengendalikan sosial politik, kependudukan, memiliki
luas daerah tertentu, pertahanan yang memadai dan faktor-faktor lainnya yang
49 memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah pasal 5 ayat 4 UU No.32
Tahun 2004. Walaupun daerah otonom telah diberi pelimpahan wewenang dalam
mengatur daerahnya sendiri, sesuai dengan pasal 10 UU No.34 Tahun 2004 bahwa daerah otonom tetap memiliki batasan wewenang tertentu, dimana
daerah memiliki wewenang diseluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam polotik luar negeri, pertahanan keamanan, yustisi, moneter
dan fiskal nasional, serta agama. Kemudian urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
propinsi dan kabupatenkota merupakan urusan dalam skala propinsi yang meliputi perencanaan dan pengendalian pembangunan; perencanaan,
pemanfaatan dan pengawasan tata ruang; penyelenggaraan ketertiban umum dan letentraman masyarakat; penyediaan sarana dan prasarana umum;
penanganan bidang kesehatan; penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia yang potensial; penanggulangan masalah sosial;
pelayanan bidang ketenagakerjaan; fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan pertanahan;
pelayanan kependudukan dan catatan sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan; pelayanan administrasi penanaman modal; penyelenggaraan
pelayanan dasar lainnya; dan urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Urusan pemerintah propinsi dan kabupatenkota meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
50 kesejahteraan masyarakat sesuai denga kondisi dan potensi unggul daerah yang
bersangkutan, guna mencapai tujuan diselenggarakannya otonomi daerah, yaitu terciptanya pemerataan kesejahteraan masyarakat baik antar propinsi maupun
antar pulau di Indonesia.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan oleh Novita Linda Sitompul, 2007, yang berjudul “Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera
Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Investasi, jumlah
tenaga kerja dan kondisi perekonomian Indonesia sebelum dan sesudah krisis ekonomi terhadap PDRB Sumatera Utara. Metode analisis yang
digunakan adalah Ordinary Least Square OLS. Untuk tujuan analisis, digunakan data sekunder berupa data time series tahunan 1984-2005.
Hasil penelitiannya adalah, bahwa PDRB Sumatera Utara akan semakin meningkat dengan meningkatnya investasi dan jumlah tenaga kerja. Secara
parsial, hasil analisis menunjukkan bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya, investasi PMA tahun sebelumnya dan jumlah tenaga kerja
berpengaruh signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara, sedangkan kondisi perekonomian tidak berpengaruh signifikan.