Test of Goodness Fit Uji Kesesuaian

75 3 Uji F-Statistik Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel independen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :  Ho : β 1 , β 2 , β 3 , β 4 = 0 Ho diterima Prob F-statistic signifikan pada α = 5, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.  Ha : β 1 , β 2 , β 3 , β 4 ≠ 0 Ha diterima Prob F-statistic tidak signifikan pada α = 5, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

d. Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati 2006: 183, untuk memperoleh model yang baik, regresi harus memenuhi asumsi regresi klasik, dimana model harus terbebas dari masalah-masalah dalam regresi yaitu multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. 1 Normalitas Uji ini adalah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel mmpunyai distribusi data yang normal maupun medekati normal atau tidak. Pengujian didasari dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Uji normalitas digunakan jika sampel kurang dari 30, karena jika sampel lebih dari 30 maka error term akan terdistribusi secara normal. 76 menurut Gujarati dalam winarno, 2009: 5.37, penelitian dengan sampel lebih besar atau sama dengan 30 n ≥30 akan berkemungkinan besar untuk berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian menggunakan Jarque Bera Test. Uji Jarque Bera didistribusi dengan χ 2 dengan derajat kebebasan degree of freedom sebesar 2, dimana χ 2 -hitung χ 2 -tabel menunjukkan data berdistribusi normal. 2 Multikolinearitas Uji ini berguna untuk mengetahui ada tidaknya hubungan korelasi yang sempurna atau hampir sempurna di antara beberapa atau semua variabel bebas. Analisis regresi yang baik bilamana tidak terdapat korelasi antar variabel bebas. Gujarati 2006: 68, mengatakan bahwa multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa indikator sebagai berikut : a. R 2 relatif tinggi 0,70 – 1,00 tetapi hanya sebagian kecil atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan menurut t-test, maka diduga terdapat multikolinearitas. b. Koefisien korelasi parsial r 2 relatif tinggi lebih tinggi dari R 2 , maka cenderung terdapat multikolinearitas. Salah satu cara lain dalam mendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan menghitung koefisien korelasi sederhana simple correlation antara sesama variabel bebas, jika terdapat koefisien 77 korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8 maka hal tersebut menunjukkan terjadinya masalah multikolinearitas dalam regresi. 3 Heteroskedastis Dalam regresi linear ganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut BLUE adalah Var ui = σ 2 konstan, semua varian mempunyai variasi yang sama. Pada umumnya, heteroskedastisitas diperolah pada data cross section. Jika pada model dijumpai heteroskedastisitas, maka model menjadi tidak efisien meskipun tidak bias dan konsisten. Heteroskedasitas dapat dideteksi dengan metode grafik Gujarati, 2006 : 89-91 , yakni: a. Jika terdapat pola tertentu pada penyebaran titik-titik variabel gangguan, maka telah terjadi heteroskedasitas. b. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas, titik-titik variabel gangguan menyebar di atas dan di bawah 0 nol, maka tidak terjadi heterokedasitas. Dalam pengolahan data panel dalam Eviews 6, menggunakan metode General Least Square Cross Section Weights, untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan membandingkan Sum Square Resid pada Weighted Statistics dengan Sum Squared Resid Unweighted Statistics. Jika Sum Square Resid pada Weighted Statistics Sum Squared Resid Unweighted Statistics, maka terjadi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

5 64 97

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Analisis Pengaruh Investasi,Angkatan Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Utara

1 71 106

Analisis Pengaruh Kapasitas Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

2 44 94

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

1 35 88

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, ANGKATAN KERJA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA.

0 4 33

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 21

Pengaruh Konsentrasi Industri Pengolahan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah.

0 0 6

Analisa Pengaruh Investasi Pemerintah, Investasi Swasta dan Kebijakan Investasi Pemerintah pada Era Otonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang.

0 1 6