Pendapatan Asli Daerah Komponen Kapasitas Fiskal

37 tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Jenis-jenis retribusi daerah menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah sebagaimana telah di ubah terakhir dengan UU No. 34 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, juga berpedoman pada KEPMENDAGRI Nomor 110 tahun 1998 tentang Bentuk dan Susunan Anggaran Pendapatan Daerah, dapat di kelompokkan menjadi 3 tiga jenis Retribusi Daerah yaitu : “ 1. Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi atas jasa yang di sediakan atau di berikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis-jenis retribusi Jasa Umum terdiri dari: Retribusi Pelayanan Kesehatan; Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan; Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil; Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; Retribusi Pelayanan Pasar; Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; Retribusi Pengujian Kapal Perikanan. 2. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi atas jasa yang di sediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula di sediakan oleh sektor swasta. Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah sebagai berikut : Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; Retribusi Pasar Grosir danatau Pertokoan; Retribusi Tempat Pelanggan; Retribusi Terminal; Retribusi Tempat Khusus Parkir; Retribusi Tempat Penginapan 38 Pesanggrahan Villa; Retribusi Penyedotan Kakus; Retribusi Rumah Potong Hewan; Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal; Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; Retribusi Pengolahan Limbah Cair; Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah. 3. Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang di maksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis- jenis Retribusi Perizinan Tertentu terdiri dari : Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Retribusi Izin Gangguan dan Retribusi Izin Trayek.” 3 Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah Bagian laba badan usaha milik daerah adalah bagian keuntungan atau laba bersih dari perusahaan daerah atau badan lain yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah BUMD, sedangkan perusahaan daerah ialah perusahaan yang modalnya sebagian atau seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang di pisahkan. 4 Lain-lain PAD yang sah Penerimaan selain yang disebutkan diatas tetapi sah. Penerimaan ini mencakup penerimaan sewa rumah dinas daerah, sewa gedung dan tanah milik daerah, jasa giro, hasil penjualan barang-barang bekas 39 milik daerah dan penerimaan lain-lain yang sah menurut Undang- undang.

b. Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Bagi Hasil merupakan dana perimbangan yang strategis bagi daerah-daerah yang memiliki sumber ‐sumber penerimaan pusat di daerahnya, meliputi penerimaan pajak pusat yaitu pajak penghasilan perseorangan PPh perseorangan, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan penerimaan dari sumber daya alam Minyak Bumi, Gas Alam, Pertambangan Umum, Kehutanan dan Perikanan.

D. Investasi Swasta

1. Definisi Investasi

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pengeluaran atau pembelian barang-barang modal dan alat produksi yang digunakan untuk menambah kemampuan memproduksi suatu barang jasa yang tersedia didalam perekonomian. Contohnya membangun suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Sadono, 2004: 121 Para pelaku investasi adalah pemerintah, swasta dan kerjasama antara pemerintah dengan swasta. Investasi pemerintah umumnya dilakukan tidak 40 dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan, tetapi tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit dan sebagainya. Bagi swasta lebih tertarik pada jenis investasi yang ditujukan untuk memperoleh laba yang biasanya didorong karena adanya pertambahan pendapatan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan investasi swasta disini adalah investasi yang ditanamkan hanya oleh pihak-pihak swasta yang tertarik berinvestasi, baik investor dalam negeri maupun investor asing. Sedangkan investasi pemerintah termasuk dalam pengeluaran pemerintah daerah, khususnya pengeluaran pembangunan. Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak dikeluarkannya Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri, yang kemudian dilengkapi dan disempurnakan dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 12 tahun 1970 tentang penanaman modal dalam negeri. Berdasarkan dari sumber kepemilikan modal, maka investasi swasta dapat di bagi menjadi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri.

2. Teori Investasi

Dalam jangka panjang pertumbuhan investasi berpengaruh pada bertambahnya stok kapital dan selanjutnya menaikkan produktivitas. Di Negara yang tingkat penganggurannya tinggi, seperti Indonesia sekarang, 41 angkatan kerja yang menganggur dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembentukan modal.  Teori Neo Klasik dalam Jhingan 2004: 274-276, yang diwakili oleh teori pertumbuhan Robert Sollow dan Trevor Swan. Pandangan Neo Klasik menekankan pentingnya tabungan sebagai sumber investasi. Investasi dipandang sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Makin cepat laju perkembangan investasi ketimbang laju pertumbuhan penduduk, Makin cepat perkembangan volume stok kapital rata-rata per tenaga kerja. Makin tinggi rasio kapital per tenaga kerja cenderung makin tinggi kapasitas produksi per tenaga kerja. Tokoh Neo Klasik, Sollow dan Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi daiam proses pertumbuhan ekonomi Arsyad, 2010: 88-89.  Teori Harrod-Domar Harrod dan Domar tetap mempertahankan pendapat dari para ahli ekonomi sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum klasik dan Keynes, dimana beliau menekankan peranan pembentukan modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod Domar memandang bahwa pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan atau jasa, maupun sebagai

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

5 64 97

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Analisis Pengaruh Investasi,Angkatan Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Utara

1 71 106

Analisis Pengaruh Kapasitas Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

2 44 94

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

1 35 88

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, ANGKATAN KERJA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA.

0 4 33

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 21

Pengaruh Konsentrasi Industri Pengolahan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah.

0 0 6

Analisa Pengaruh Investasi Pemerintah, Investasi Swasta dan Kebijakan Investasi Pemerintah pada Era Otonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang.

0 1 6