Lokasi dan Keadaan Geografis

95 komoditas ekspor non migas. Jawa Timur mempunyai potensi perikanan darat diantaranya tambak, kolam, sawah tambak, menanam padi keramba dan perairan umum. Areal perikanan laut Jawa Timur merupakan areal penangkapan ikan yang potensial. Propinsi Jawa Timur merupakan daerah produksi ternak, yaitu 40 dari seluruh jenis ternak di Indonesia. Hasil utama produksi peternakan adalah daging, telur dan susu, sedangkan hasil produksi perternakan yang diekspor adalah kulit, tulang dan bulu bebek. Termasuk dalam kawasan ini antara lain kawasan pertambangan, kawasan tersebut khusus untuk mineral mengikuti pola persebaran bantuan induknya. Sementara itu wilayah sungai juga merupakan kawasan penggalian pasir seperti di sungai Lesti, Brantas dan sebagainya. Kawasan yang secara khusus digunakan untuk pembangkit energi antara lain, Waduk Sutami, Paiton, Senguruh dan sebagainya.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Analisa Deskriptif

a. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah indikator yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu wilayah dalam tingkat propinsi kabupaten, dan Produk Domestik Bruto PDB untuk tingkat nasional. Dalam penelitian ini, PDRB yang digunakan adalah PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000, yaitu 96 semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi yang ada di wilayah tersebut dinilai berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan. Fluktuasi laju perkembangan PDRB lima propinsi di pulau Jawa itu sendiri dapat dilihat pada gambar 4.1 Dalam Juta Rupiah Sumber : BPS, diolah. Gambar 4.1 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Lima Propinsi di Pulau Jawa tahun 1994 – 2008 Dapat dilihat pada gambar diatas, bahwa laju perkembangan PDRB lima propinsi di Pulau Jawa sangat berfluktuatif, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam aspek, baik dari segi stabilitas keamanan daerah dan atau nasional yang berdampak pada kegiatan ekonomi daerah tersebut, kemampuan suatu seluruh unit ekonomi dalam mengoptimalkan produktifitasnya dalam kegiatan ekonomi. 0.00 50,000,000.00 100,000,000.00 150,000,000.00 200,000,000.00 250,000,000.00 300,000,000.00 350,000,000.00 400,000,000.00 DKI Jaw a barat Jaw a t engah DIY Jaw a t im ur

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

5 64 97

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Analisis Pengaruh Investasi,Angkatan Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Utara

1 71 106

Analisis Pengaruh Kapasitas Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

2 44 94

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

1 35 88

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, ANGKATAN KERJA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA.

0 4 33

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 21

Pengaruh Konsentrasi Industri Pengolahan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah.

0 0 6

Analisa Pengaruh Investasi Pemerintah, Investasi Swasta dan Kebijakan Investasi Pemerintah pada Era Otonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang.

0 1 6