Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK

110 perkembangan jumlah penduduk di suatu wilayah. Perkembangan tersebut bisa disebabkan oleh faktor kelahiran kematian, migrasi masuk maupun keluar juga pergeseran usia karena waktu. Besarnya TPAK menggambarkan dari seluruh penduduk usia kerja 15-64 tahun di suatu wilayah yang siap dan bersedia untuk bekerja. Sementara yang lainnya lebih memilih untuk melakukan aktivitas lain seperti bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Tinggi rendahnya angka TPAK yang terjadi tergantung dari prioritas pilihan penduduk usia kerja akan aktivitas yang akan dilakukan, antara lain bekerja, bersekolah, mengurus rumah tangga atau aktivitas lainnya. Menurunnya TPAK dapat juga terjadi akibat kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah dalam sistem pendidikan yang meningkatkan standar kelulusan dalam rangka penekanan supply tenaga kerja, dan kebijakan perusahaan yang meningkatkan standar kualifikasi karyawan, sehingga mempersulit penerimaan karyawan baru pada perusahaan yang bersangkutan, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi fluktuatif partisipasi angkatan kerja di lima propinsi di pulau jawa pada tahun penelitian.

2. Hasil Estimasi Model Data Panel

Pada penelitian ini, penelitian menggunakan regresi data panel sebagai alat estimasi, dalam pengujian pada regresi data panel, terdapat tiga pemodelan yang dapat digunakan, tentunya disesuaikan dengan ketentuan- 111 ketentuan yang sesuai dengan sifat masing-masing model, yaitu pooled, fixed effect, dan random effect. Untuk mengetahui model yang manakah yang paling tepat digunakan dari ketiga model tersebut, adalah dengan melakukan beberapa pengujian. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengestimasi model kedalam tiga permodelan, yaitu PLS, FEM dan REM. Adapun hasil regresi terhadap model estimasi dari ketiga model, dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Analisis Terhadap Model Estimasi Variabel terikat : Pertumbuhan ekonomi regional LOGPDRB?, untuk periode 1994-2008 Metode PLS Metode FEM Metode REM Variabel Coefficient prob. Coefficient prob. Coefficient prob. C LOGKF? LOGIS? TPAK? OTDA? 15.29861 0.0000 0.232613 0.0000 -0.004143 0.6191 0.004040 0.0812 -0.239699 0.0000 14.84397 0.0000 0.272743 0.0000 -0.003905 0.6744 0.002942 0.1990 -0.305320 0.0000 0.973699 0.0000 0.122741 0.0482 0.065020 0.0000 -1.860404 0.0000 R-Squared F-statistic Prob F-statistic 0.726436 0.996342 2246.952 0.000000 0.678302 36.89880 0.000000 Keterangan : Signifikan pada α = 1 Signifikan pada α = 5 Signifikan pada α = 10 Sumber : Lampiran 2, 3 dan 5, diolah. Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.1 diatas, metode dengan menggunakan Fixed Effect Model FEM menunjukkan hasil yang paling baik dibandingkan dengan Pooled Least Square ataupun Random Effect Model. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebasnya dan secara statistik berpengaruh signifikan terhadap dependen variabel. Selain itu, nilai R-Square terlihat lebih baik pada FEM. 112 Untuk lebih memastikan model mana yang paling tepat pada model penelitian, akan dilakukan beberapa uji, yaitu Uji Chow dan Uji Hausman Modul Data Panel Laboraturium FE UI, 2006: 9-12. Kedua Uji tersebut dapat diestimasi dengan menggunakan Eviews. Hasil pengujian sebagai berikut :

a. Uji Chow

Untuk menentukan model manakah yang paling tepat diantara pooled Least Squre atau fixed effect Model maka dilakukan uji chow. Uji Chow akan memberikan penilaian dengan menggunakan F statistik dan membandingkannya dengan F tabel. Hasil uji Chow dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effect Test Test cross-section fixed effects Effects Effect Statistic d.f Prob. Cross-section F Cross-section Chi-square 789.998894 291.700661 4,66 4 0.0000 0.0000 Sumber : Lampiran 4, data diolah. Berdasarkan hasil uji Chow diperoleh nilai F statistik sebesar 789.998894 dengan d.f 4,66, menggunakan F tabel α = 5, diperoleh nilai sebesar 2.51, yang berarti menolak hipotesis untuk menggunakan Pooled Least Squared dan menerima hipotesis untuk menerima fixed effect Model.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

5 64 97

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Analisis Pengaruh Investasi,Angkatan Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Utara

1 71 106

Analisis Pengaruh Kapasitas Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

2 44 94

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

1 35 88

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, ANGKATAN KERJA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA.

0 4 33

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI Analisis Kinerja Keuangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah Di Kabupaten Boyolali APBD 2001-2010.

0 1 21

Pengaruh Konsentrasi Industri Pengolahan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah.

0 0 6

Analisa Pengaruh Investasi Pemerintah, Investasi Swasta dan Kebijakan Investasi Pemerintah pada Era Otonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang.

0 1 6