Identifikasi Masalah Peningkatan Minat Belajar Akuntansi Dengan Metode Peer Teaching Pada Konsep Jurnal Umum Dan Laporan Keuangan Siswa Kelas Xi Di Sma Darussalam Ciputat

12 Konsep di atas memandang bahwa tujuan utama dari proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku pengalaman belajar dan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman serta pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik dalam pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik. Tujuan dari pembelajaran di atas yang merupakan adanya perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, yaitu seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku over behaviour yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya. Penyusunan tujuan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah ditentukan apa dan bagaimana harus melakukan tahap lainnya. Apa yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif. Dalam pengertian tersebut di atas, tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar dapat dikatakan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Kemudian belajar sebagai aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu. Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih memungkinkan 13 tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang berisi metode dan alat pendukung. Dalam kegiatan proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari interaksi antara siswa dengan guru. Sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan dari pengertian metode dan pembelajaran di atas dapat diisyaratkan bahwa suatu metode pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari sebuah sistem pembelajaran. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Metode mengajar diartikan sebagai suatu pola atau konsep yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pengetahuan siswa akan menjadi luas dan dapat bertahan lama jika didapatkan melalui suatu proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebaliknya jika dalam proses belajar mengajar itu kurang terjadi keterlibatan intelektual, emosional peserta didik, maka kualitas dan kuantitas pengetahuan peserta didik juga akan berkurang. Hal yang sama juga akan terjadi pada bidang keterampilan skill maupun bidang sikap dan nilai afektif, yakni kualitas dan kuantitasnya akan sangat tergantung kepada tingkat keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar.