Latar Belakang Masalah Peningkatan Minat Belajar Akuntansi Dengan Metode Peer Teaching Pada Konsep Jurnal Umum Dan Laporan Keuangan Siswa Kelas Xi Di Sma Darussalam Ciputat
5
latihan, 4 rendahnya penguasaan siswa terhadap materi. Hal ini menggambarkan keefektifan pembelajaran di dalam kelas yang masih sangat rendah. Akibatnya
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pembelajaran akuntansi, karena siswa malas membaca materi tentang akuntansi, mengulang materi, mengerjakan
tugas yang diberikan guru. Kemudian proses pembelajaran akuntansi masih berpusat pada satu arah yaitu
pada guru. Siswa dituntut untuk menguasai materi sebanyak mungkin tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan materi yang
diajarkan oleh guru, sehingga siswa kurang mampu menerapkan pembelajaran
akuntansi baik di dalam kelas maupun kehidupan sehari-hari.
Guru lebih menekankan pada proses pembelajaran akuntansi dengan metode pemberian tugas. Metode-metode tersebut kurang efektif dan efisien untuk
menggiatkan siswa untuk dapat berfikir lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran di kelas pun menyebabkan minat belajar
siswa berkurang, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Dari alasan-alasan tersebut, pembelajaran akuntansi dianggap tidak
menyenangkan, membosankan dan mengakibatkan rendahnya minat siswa untuk belajar akuntansi. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode pembelajaran
yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar siswa, sehingga siswa tertarik untuk mempelajari pembelajaran akuntansi. Metode yang digunakan
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran serta jenis materi yang diajarkan. Kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran, dapat menimbulkan
kebosanan, monoton, atau bahkan siswa kesulitan dalam memahami konsep yang diajarkan.
Metode yang digunakan harus mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat ini banyak sekali metode-metode pembelajaran
yang bermunculan. Metode-metode tersebut mengharuskan adanya suatu perubahan lingkungan belajar. Suatu variasi siswa belajar, bekerja, dan
berinteraksi di dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat saling bekerja sama, saling membantu berdiskusi dalam memahami materi pembelajaran
maupun mengerjakan tugas kelompok.
6
Sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukkan hasil
yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai terlalu jauh. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai anatara siswa
tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah.
Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah
bentuk pembelajaran yang lain.
Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya serap pengetahuan dan keterampilan berfikir kritis siswa secara aktif dan kreatif yang berbasis pada siswa
aktif misalnya metode pembelajaran peer teaching. Metode pembelajaran peer teaching merupakan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar
siswa secara berkualitas dalam proses pembelajaran.
Pada dasarnya metode peer teaching dapat meningkatkan interaktif sosial siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut mampu mengembangkan
keterampilan bekerja dalam kelompok agar dapat membangun semangat bekerja sama. Siswa diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab untuk belajar
sendiri. Sehingga proses pencapaian hasil belajar pun dapat meningkat. Maka dari itu, untuk mengkaji masalah-masalah sosial di dalam kelas yang dianggap penting
dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas dengan harapan dapat merumuskan hipotesis yang telah diuji kebenaran faktanya, guru IPS khususnya
guru akuntansi dapat menggunakan metode pembelajaran peer teaching sebagai metode mengajar yang efisien dan efektif yang dapat meningkatkan minat belajar
siswanya.
Dengan menerapkan metode peer teaching atau tutor sebaya ini, seorang guru tidak lagi dituntut untuk mengajarkan suatu materi, karena transfer ilmu
pengetahuan yang terjadi di sekolah bukan hanya dari guru ke siswa tetapi bisa juga dari siswa ke siswa. Sehingga proses pembelajaran dapat membuat siswa
merasa nyaman dan tidak malu untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka mengerti, karena mereka dapat bertanya kepada tutor yang tak lain adalah teman
mereka sendiri. Kemudian dengan menerapkan metode peer teaching, maka
7
seorang guru juga telah mengajarkan strategi atau cara belajar yang efektif dan efisien kepada siswanya agar dapat mempelajari, mengeksplorasi dan memahami
sendiri setiap persoalan, kasus atau masalah yang diberikan oleh guru di sekolah dengan mudah dan menyenangkan sesuai dengan potensi dan modalitas belajar
yang mereka miliki.
Metode peer teaching atau tutor sebaya dapat diartikan “siswa yang pandai
dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai.”
13
Oleh karena itu, penerapan metode peer teaching ini akan sangat membantu guru
dalam mengajarkan materi kepada siswa-siswanya. Karena dalam hal tertentu terkadang siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa
guru, dan siswa tidak akan merasa malu atau takut untuk menanyakan materi yang belum mereka pahami, karena yang mereka tanya tidak lain adalah temannya
sendiri.
Penelitian-penelitian tentang metode peer teaching telah banyak dilakukan oleh praktisi-praktisi pendidikan di banyak sekolah dan dengan menerapkannya
pada mata pelajaran yang berbeda. Sebagian besar hasilnya menunjukkan peningkatan yang positif dan cukup signifikan bagi hasil belajar siswa. Dan hasil
penelitian dengan menggunakan metode peer teaching yaitu siswa merasa nyaman dan tidak takut untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka mengerti.
Salah satu contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin dengan kesimpulan bahwa:
Tutor sebaya memberikan lingkungan yang nyaman bagi siswa untuk bertanya tanpa merasa takut atau malu ditertawakan. Siswa dapat bertanya sebebas-
bebasnya kepada tutor dalam kelompoknya. Para siswa menjadi lebih senang dan bersemangat belajar matematika karena soal-soalnya tidak lagi menjadi
momok yang menakutkan bagi mereka. Siswa dapat dengan mudah menyelesaikan soal-soal yang dihadapi melalui diskusi dalam kelompoknya
serta bimbingan dari tutor yang cukup membantu mereka dalam belajar matematika.
14
13
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: IMSTEP, 2003, h. 276
14
Sarifudin, “Penerapan teknik tutor sebaya dan pemberian kartu skor partisipasi siswa untuk
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa”, Skripsi Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama, 2008, h. 76-77
8
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan kegiatan PPKT di SMA Darussalam Ciputat selama bulan februari sampai bulan juni 2013,
diketahui pada saat pembelajaran berlangsung minat belajar akuntansi siswa sangat kurang rendah. Hal ini terlihat ketika guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal yang diberikan, siswa tidak mengerjakannya dan tidak berminat untuk mencari penyelesaian dari soal tersebut tetapi lebih senang menunggu guru
menyelesaikan soal tersebut. Ketika guru mengajukan pertanyaan mengenai materi, siswa tidak menjawab dengan baik bahkan beberapa siswa menjawab asal-
asalan. Jika pertanyaan guru mudah atau hanya melengkapi, mereka menjawab secara bersama-sama. Jika guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan
secara lisan, mereka hanya terdiam dan tidak akan menjawab hingga guru memanggil nama mereka. Observasi kembali dilakukan pada tanggal 14
November 2013. Dari pengamatan yang dilakukan, pembelajaran yang terjadi masih sama seperti pada saat observasi PPKT.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas PTK guna
membantu pencapaian proses pembelajaran yang diinginkan guru serta dapat meningkatkan minat belajar siswa, khususnya dalam pelajaran akuntansi. Dengan
judul
“Peningkatan Minat Belajar Akuntansi dengan Metode Peer Teaching Pada Konsep Jurnal Umum dan Laporan Keuangan Siswa Kelas XI Di SMA
Darussalam Ciputat ”.
Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Gambaran-gambaran secara
lebih rincinya akan diperluas di bab III.