Etnosentrisme Sikap Mental yang Mengancam Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman

PPKn SMP K-1 275 sendiri akan dijadikan alat ukur untuk mengukur kebudayaan orang lain, sehin gga lahirlah fenomena bahwa “budaya etnik saya” lebih baik dan lebih tingg” sementara budaya etnik lain berada “ di bawah budaya etnik saya”.

b. Sikap Primordial kedaerahan

Rasa kedaerahan yang berlebihan juga akan menghambat praktik kehidupan keberagaman masyarakat, sekaligus menghambat komunikasi lintas keberagaman, karena orang memiliki sikap “mencintai” daerahnya secara berlebihan. Dengan demikian timbulah perasaan bahwa orang lain tidak boleh bertempat tinggal di daerahnya. Misalnya, daerah tempat tinggal saya adalah untuk saya, daerah saya lebih baik, lebih makmur dari daerah lainnya.

c. Persepsi yang keliru tentang otonomi daerah.

Dengan diberlakukannya otonomi daerah ditafsirkan berbeda-beda oleh para penguasa daerah. Timbullah persepsi yang keliru bahwa otonomi daerah adalah untuk memakmurkan daerahnya dan rakyat yang berada dan berasal dari daerah itu. Kita ikut prihatin apabila mendengar bahwa suatu daerah sampai sempat mengusir orang yang bukan berasal dari daerah tersebut, atau menjabat di daerah ter tentu „harus‟ orang yang lahir dan berasal dari daerah tersebut, atau putra daerah.

d. Fanatisme sempit berlebihan

Fanatisme sempit ini biasanya nampak pada kehidupan beragama, yang menganggap bahwa agama di luar yang „saya‟ anut tidak baik, dan lebih rendah kedudukannya. Ini yang paling sering membuat konflik antara masyarakat dan menjadi hambatan untuk menjalin komunikasi antar budaya antar umat beragama. Berdasarkan fanatisme sempit ini muncullah kelompok-kelompok militan yang menganggap bahwa di luar k elompoknya adalah „musuh‟ yang harus dimusnahkan.

4. Alternatif Penyelesaian Masalah Keberagaman Masyarakat

Adapun metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa digunakan, antara lain sebagai berikut : PPKn SMP K-1 276 a. Metode kompetisi competition Metode kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik persaingan. Metode ini menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah kepada pihak-pihak yang bertentangan. Apabila terjadi konflik dalam masyarakat, biasanya pihak yang berkuasa akan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Misalnya, dengan memberikan alternatif siapa yang tidak setuju silahkan mengundurkan diri.

b. Metode menghindari avoidance

Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Dalam metode ini biasanya pihak-pihak yang bertentangan mengambiil keputusan untuk berpisah atau menghindar secara fisik. Misalnya, golongan elit politik yang pernah berkuasa pada era Orde Baru menarik diri dan tidak ikut lagi dalam kegiatan politik praktis pada pemerintahan era reformasi sekarang ini.

c. Metode akomodasi accommodation

Metode akomodasi adalah cara pemecahan masalah dengan menciptakan kondisi damai untuk sementara. Metode ini diterapkan apabila salah satu pihak bersedia memenuhi tuntutan pihak lawan. Metode ini digunakan untuk memelihara hubungan baik dengan harapan salah satu pihak mau mengalah sebagai contoh, dalam menyelesaikan konflik antara suku bangsa Dayak dengan suku bangsa Madura di Sambas, maka pemerintah kita memisahkan dua pihak yang bertikai dengan menyediakan penampungan sementara bagi pengungsi dari suku Madura sampai dicapai suatu kesepakatan damai.

d. Metode kompromi compromise

Metode kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan perundingan damai. Metode ini tidak diarahkan untuk menentukan siapa yang menang atau yang kalah, tetapi untuk