Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI
PPKn SMP K-1 108
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk itu dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut:
pertama : Sukarno diangkat sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Moh. Hatta sebagai Waki Ketua dan
Radjiman sebagai anggota. kedua : Panitia boleh mulai bekerja sejak pada tanggal 19 Agustus
1945 ketiga : lekas atau tidaknya pekerjaan Panitia Persiapan diserahkan
seluruhnya kepada Panitia Ketiga tokoh tersebut tiba kembali di Indonesia pada tanggal 14 Agustus
1945. Menurut Rencana Panitia Persiapan akan dilantik pada tanggal 19 Agustus, dan
akan memulai sidangnya pada tanggal 20 Agustus 1945. Indonesia akan diberi kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus 1945.
b Keanggotaan PPKI
Jumlah Anggota PPKI adalah 21 orang termasuk Ketua adalah Ir. Sukarno dan Wakil Ketua adalah Drs. Moh. Hatta. . Komposisi
keanggotaan PPKI terdiri-dari 12 orang wakil pulau Jawa, 3 orang wakil Sumatera, 2 orang wakil Sulawesi, 1 orang wakil Kalimantan, 1 orang
wakil Sunda Kecil Nusa Tenggara, 1 orang wakil Maluku, dam 1 orang wakil Keturunan Cina.
Kemudian oleh Ir. Sukarno selaku Ketua PPKI atas prakarsa dan tanggung jawabnya sendiri, keanggotaan PPKI itu ditambah 6 orang
anggota baru.
Tindakan ini
dilakukan sebagai
usaha untuk
menghilangkan kesan bahwa PPKI itu dibentuk oleh Jepang dalam rangka kerja sama. Sehingga dikemudian hari tidak timbul pendapat
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari Jepang. Lebih dari pada itu dengan menambah 6 anggota baru telah memberi corak, sifat,
dan status PPKI tersebut sebagai suatu badan nasional Indonesia.
c Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, dijatuhkannya bom atom di Hirosyima dan Nagasaki yang mengakibatkan Jepang menyerah tanpa
PPKn SMP K-1 109
syarat kepada Sekutu. Berkaitan dengan hal tersebut maka janji pemerintah penjajahan militer Jepang untuk memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia tidak dapat dilaksanakan lagi. Berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu tersebut dapat
ditangkap oleh kelompok pemuda yang bergerak secara illegal. Berita itu disampaikan kepada Bung Karno dan Bung Hatta yang baru kembali dari
Saigon. Kelompok pemuda minta kepada Bung Karno untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia, kalau perlu dengan jalan revolusi. Tetapi
permintaan itu ditolak, sehingga terjadilah peristiwa Rengasdengklok. Dalam situasi kekosongan kekuasaan vacuum of power, di mana
Jepang telah menyerah kepada Sekutu, sedangkan Sekutu belum sempat mengambil alih kekuasaan Jepang atas Indonesia, maka bangsa
Indonesia melepaskan diri dari penjajahan untuk menjadi bangsa yang merdeka. Tepat tanggal 17 Agustus 1945, melalui Sukarno
– Hatta, pada pukul 10.00 WIB di Jalan Pengangsaan Timur sekarang Jalan
Proklamasi Nomor 56 Jakarta tempat kediaman Bung Karno, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru
dunia. 2. PenetapanPengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
a Rapat PPKI 18 Agusus 1945
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945 mengadakan sidang PPKI yang
dihadiri oleh 27 orang di bawah kepemimpinan Bung Karno Ketua dan Bung Hatta Wakil Ketua. Dalam membuka sidang, Bung Karno
mengatakan: ...Pada hari ini kita berada pada suatu saat yang mengandung sejarah.
Pada hari ini kita menyusun Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang kemerdekaannya kemarin, menurut kehendak rakyat, telah
dipermaklumkan dengan proklamasi yang telah diumumkan pula kepada rakyat kira-kira jam setengah dua belas Nippon.
...Maka berhubung dengan itu saya minta kepada tuan-tuan sekalian, supaya kitapun bertindak dalam sidang sekarang ini dengan kecepatan
PPKn SMP K-1 110
kilat. Janganlah kita terlalu tertarik oleh kehendak yang kecil-kecil, tetapi marilah kita menurut garis-garis besar saja yang mengandung sejarah.
...Urusan yang kecil-kecil hendaknya kita kesampingkan agar supaya kita sedapat mungkin dapat pada hari ini pula telah selesai dengan pekerjaan
menyusun Undang-Undang Dasar dan memilih Presiden dan Wakil Presiden.
....telah dimajukan kepada kami oleh beberapa anggota, hal-hal penting untuk perubahan-perubahan di dalam Undang-Undang Dasar buatan
Dokuritsu Junbi Cosakai itu. Sementara itu pihak kami telah mengadakan pembicaraan dengan beberapa anggota dan syukur alhamdulilah
terdapatlah sudah beberapa persetujuan...Muh. Yamin, 1959:399-400. Dalam sidang PPKI tersebut telah diambil keputusan yang
sangat penting bagi kehidupan negara yaitu: 1 Menetapkan dan atau mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, yang kemudian hari dikenal dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
2 Memilih Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
3 Sebelum terbentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
b PerubahanPenyempurnaan Rancangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Rancangan Undang-Undang Dasar hasil karya Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia BPUPKI pada sidangnya pada
tanggal 16 Juli 1945, setelah mengalami perubahan dan penyempurnaan, rancangan inilah yang kemudian ditetapkan oleh PPKI sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan dan penyempurnaan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
1 Pembukaan Istilah “Mukadimah” atau kata “Pembuka Undang-Undang Dasar”
diganti dengan “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945”.
PPKn SMP K-1 111
Kalimat...”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya...” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Jadi rumusan “dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam
bagi pemeluk- pemeluknya” dihapuskan.
2 Perubahan pada pasal-pasal a Pasal 4:
- Ayat 1: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan ditambah dengan kata- kata “menurut Undang-
Undang Dasar”. -
Ayat 2: perkataan “dua orang wakil Presiden”, menjadi “satu wakil Presiden”. Alinea 3 dicoret.
b Pasal 5 ditambahkan ayat 2 berbunyi: Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya. c Pasal 6
- Ayat 1 diganti menjadi: Presiden ialah orang Indonesia asli.
- Ayat 2 menjadi: Presiden dan Wakil Presiden dan tidak lagi
wakil-wakil. d Pasal 7, menjadi berbunyi: Presiden dan Wakil Presiden
e Pasal 8, diubah sehingga masuk kalimat: ia diganti oleh Wakil Presiden
Pasal 8 ini tidak lagi memakai ayat 2 lagi. f Pasal 9, kalimat pertama ditambah dengan: Presiden dan
Wakil Presiden. Perkataan “mengabdi” diganti dengan kata “berbakti” dua kali seperti rumusan sekarang.
g Pasal 23: -
Ayat 1 ditambahkan kalimat “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan Pemerintah,
maka Pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu”.
- Ayat 5 ditambahkan kalimat “Hasil pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan perwakilan rakyat”.
h Pasal 24:
PPKn SMP K-1 112
- Ayat 1 ditambahkan kalimat “menurut Undang-Undang”.
i Pasal 25: ditambahkan kata “dan untuk diberhentikan”.
j Perubahan lain Menjelang akhir sidang, Ketua Bung Karno menanyakan kepada
anggota, apakah masih ada usul lagi?, maka Iwa Kusumasumantri menyatakan ada satu usul:
....Berhubung dengan pernyataan dari pimpinan, maka benarlah bahwa ini adalah Undang-Undang Dasar kilat. Akan tetapi meskipun
demikian, ada syarat-syarat dari suatu Undang-Undang Dasar yang tidak boleh kita lupakan. Nanti saya kemukakan beberapa pasal, yang
saya harap tidak akan menimbulkan perbantahan, karena maksudnya ialah untuk sedikit memperbaiki bangunannya saja. Salah satu
perubahan yang akan saya tambahkan, yang saya usulkan, yaitu tentang “Perubahan Undang-Undang Dasar”. Di sini belum ada artikel
tentang perubahan Undang-Undang Dasar dan itu menurut pendapat
saya masih perlu diadakan Muh. Yamin, 1959:412. Berkaitan dengan hal itu maka sidang memutuskan untuk
menambahkan kepada rancangan Undang-Undang Dasar tersebut yaitu:
a Bab XVI pasal 37 tentang Perubahan Undang-Undang Dasar b Aturan Peralihan pasal I, II, III, IV.
c Aturan Tambahan ayat 1 dan 2.
3 PenetapanPengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Setelah diadakan pembahasan terhadap perubahan dan tambahan seperti tersebut di atas, maka Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 disahkan seluruhnya dalam suara bulat dalam rapat Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, pada pukul
15.45 WIB tanggal 18 bulan agustus, yaitu dalam bulan puasa Ramadhan tahun Masehi 1945, dan rapat ditutup pada pukul 16.12
Muh. Yamin, 1959:437.
4 Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
PPKn SMP K-1 113
Rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan dan atau mengesahkan Undang-Undang Dasar yang meliputi Pembukaan, Batang
Tubuh, termasuk empat pasal Aturan Peralihan dan dua ayat Aturan Tambahan. Jadi tidak kita dapati pembahasan dan perundingan tentang
Penjelasan, baik Penjelasan Umum, maupun penjelasan pasal demi pasalnya.
Dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 tanggal 15 Pebruari 1946 dimuat Undang-Undang Dasar 1945 terdiri-dari Pembukaan dan Batang
Tubuh pada halaman 45-48, sedangkan Penjelasan dimuat dalam halaman 51 terdapat suatu pejelasan yang berbunyi:
....Untuk memberikan kesempatan lebih luas lagi kepada umum mengenai isi Undang-Undang Dasar Pemerintah yang semulanya di
bawah ini kita sajikan penjelasan selengkapnya JCT Simorangkir, 1984:22.