PPKn SMP K-1 39
C. Peta Kompetensi
Gambar 3 : Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
Modul dengan judul “Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara”, meliputi bahasan sebagai berikut:
1. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara 2. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara
E. Saran Cara penggunaan modul
1. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas 2. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini .
3. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu 4. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan
tugas
5. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini. 6. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang
relevan. anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet.
7. Mantapkan pemahaman anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan pendidik lainnya
atau teman sejawat. Perumusan dan Penetapan
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
Menjelaskan proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara
PPKn SMP K-1 40
8. Cobalah menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah anda sudah memahami
dengan benar isi yang terkandung dalam modul ini.
PPKn SMP K-1 41
Kegiatan Belajar Perumusan dan Penetapan Pancasila
Sebagai Dasar Negara
A. Tujuan
Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar
negara dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara 2. Menjelaskan proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara
C. Uraian Materi 1. Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar negara
Suatu negara membutuhkan landasan yang kuat, yang berfungsi sebagai fondasi yang dikenal sebagai dasar negara. Dasar-dasar yang
menjadi landasan suatu negara harus sesuai dengan karakter dari negara tersebut, dan biasanya digali dari jiwa bangsa atau negara yang
bersangkutan. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, merupakan hasil perjuangan para pendiri negara founding fathers, dimana perumusannya
melalui proses yang tidak mudah.
a. Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia BPUPKI
Pada tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan di Perang Pasifik atau Perang Asia Pasifik, atau yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia
Timur Raya. Pada saat itulah Jepang berusaha untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar memberi dukungan. Pemerintah Jepang bersikap bermurah
hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan bangsa Indonesia merdeka di kelak kemudian hari.
PPKn SMP K-1 42
Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang Tenno Haika, beliau memberikan hadiah “ulang tahun” kepada
bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa “kemerdekaan tanpa syarat”. Janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia seminggu
sebelum Jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan Pembesar
Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura, nomor 23. Dalam janji kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia
diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Sebagai realisasi dari janji tersebut pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuklah suatu badan yang
bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
BPUPKI atau Dokuritsu zyumbi Tyoosakai, yang beranggotakan 63 orang, yang terdiri dari Ketua Kaicoo adalah Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat,
Ketua Muda Fuku Kaicoo Ichbangase orang Jepang dan seorang ketua muda dari bangsa Indonesia R.P. Soeroso.
Anggota BPUPKI yang terdiri dari 60 orang tersebut adalah sebagai berikut : No
Nama No.
Nama 1. Ir. Soekarno
31. R. Boentaran Martoatmojo 2. Mr. Mohammad Yamin
32. Liem Koen Hian 3. Koesoemah Atmadja
33. Latuharhary 4. Abdulrahim Pratalykrama
34. Hendromartono 5. Aris
35. Soekardjo Wiryopranoto 6. K. H. Dewantoro
36. H. Ahmad Sanoesi 7. K. Bagoes Hadiekoesoeno
37. A. M. Dasaad 8. BPH Bintoro
38. Tan Ing Hoa 9. A. K. Muzakkir
39. Soerachman Tjokrodisoerjo 10. BPH Poeroeboyo
40. Soemitro Kolopaking 11. RAA Wiranatakoesoema
41. Woerjaningrat 12. I R. A. Moenandar
42. Soebardjo 13. Oei Tiang Tjoei
43. Djenal Asikin Widjajakoesoema 14. Moh. Hatta
44. Abikoesno Tjokrosoeyoso 15. Oei Tjong Houw
45. Parada Harahap