Saran Cara Penggunaan Modul

PPKn SMP K-1 98 Kegiatan Belajar 1 SEJARAH PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 A. Tujuan 1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menjelaskan perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945secara benar 2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menjelaskan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945secara benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Menjelaskan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Uraian Materi

1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sejarah menunjukkan bahwa para pemimpin Indonesia bermusyawarah untuk merencanakan dasar negara Indonesia Merdeka yang digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa. Salah satu diantaranya adalah dengan ditetapkannya prinsip “ke-bhinneka-an” bangsa Indonesia. Oleh karena itu “persatuan Indonesia” adalah ide besar yang merupakan cita-cita hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Persatuan Indonesia itu telah menjiwai proses penetapan bentuk negara. Bentuk negara yang dipilih harus mendorong terwujudnya persatuan Indonesia itu dalan hidup bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mencerminkan asas negara persatuan dan negara kesatuan Padmo Wahjono, 1985:15-16. Dalam proses penyusunan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ide persatuan Indonesia itu tidak pernah diubah. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik. Bangsa Indonesia sejak semula menolak bentuk federalisme.

a. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI

1 Pembentukan Badan Penyelidik PPKn SMP K-1 99 Pada tanggal 7 September 1944 dalam Sidang Istimewa Parlemen Jepang Teikoko Gikai ke 85 di Tokyo, Perdana Menteri Koiko mengumumkan tentang pendirian Pemerintahan Kemaharajaan Jepang, bahwa Hindia Timur Indonesia diperkenankan merdeka di kelak kemudian hari. Berkaitan dengan hal tersebut langkah pertama yang diambil oleh Pemerintah Tentara Jepang adalah memberi kelonggaran, dengan harapan dapat memperoleh simpati dari penduduk, dan menolak kehadiran tentara Sekutu karena mereka dianggap sebagai penyerbu. Pada tanggal 29 April 1945 dengan maklumat Gunseikan Nomor 23, dibentukl an “Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indoneaia BPUPKI” atau sering disebut “Badan Penyelidik”, yang dalam bahasa Jepang disebut “Dokuritsu Junbi Cosakai”. Maksud dan tujuan dibentuknya Badan Penyelidik antara lain mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. Hal- hal yang diselidiki mengandung pengertian bahwa untuk mendirikan negara baru yang bersifat “Asia Timur Raya”, perlu menyusun pokok- pokok atau dasar tata negara, termasuk di dalamnya adalah urusan pendidikan, tanah serta susunan untuk menjalankan pemerintahan di pusat dan di daerah. Badan Penyelidik yang keanggotaannya merupakan pencerminan persatuan suku, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat Indonesia dianjurkan menyebar ke berbagai daerah untuk mengumpulkan bahan yang seluas-luasnya, menampung pikiran-pikiran masyarakat. Golongan cerdik pandai yang tidak termasuk dalam anggota tetapi merasa terpanggil diharapkan untuk menyumbangkan pikiran dan saran- sarannya. Oleh karena itu tugas Badan Penyelidik itu besar sekali. Anggota-anggotanya harus sadar bahwa mereka tidak hanya akan melahirkan sikap, pendirian dan pikiran mereka sendiri, melainkan harus menampung aspirasi yang ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Penyelidik banyak sekali mengalami hambatan. Pemerintah tentara Jepang melakukan sensor yang ketat dalam berbagai hal, ditambah lagi adanya “Kempetai” Polisi Militer Jepang yang sangat ditakuti oleh rakyat karena sangat kejam.