Balikan dan penguatan Uraian Materi
PPKn SMP K-1 332
belajar dengan menggunakan metode-metode akan menarik yang membuat peserta didik terdorong untuk belajar lebih bersemangat.8[9]
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum
sebagaimana dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 103 Tahun 2014, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip
sebagai berikut: 1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; 3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4. pembelajaran berbasis kompetensi; 5. pembelajaran terpadu;
6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;
7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; 8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-
skills dan soft-skills; 9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing
ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing madyo mangun karso, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut
wuri handayani; 11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
13. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan
14. suasana belajar menyenangkan dan menantang.
PPKn SMP K-1 333
Pembelajaran .2 Menjelaskan konsep pendekatan saintifik
a. Konsep pendekatan sintifik dijelaskan sesuai kaidah Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta
didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses
tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama
semakin meningkat dalam sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan
kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar- benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide- idenya. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model
pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-
based learning, problem-based learning, inquiry learning dan lain-lain. Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung direct
instructional dan tidak langsung indirect instructional. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik
PPKn SMP K-1 334
melakukan kegiatan
mengamati, menanya,
mengumpulkan informasimencoba,
menalarmengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama
proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring nurturant effect. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan
dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat luar sekolah dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait
dengan nilai dan sikap. Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.
Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.Modelpembelajaran merupakan kerangka konseptual dan
operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang
digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.
Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
PPKn SMP K-1 335
semata. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru- peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif,
atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang
dapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah pembelajaran:
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta d idik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik soft skills dan manusia yang memiliki
kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak hard
skills dari peserta didik yang meliputi
aspek kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pelaksanaan pendekatan saintifikpendekatan berbasis proses keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis
meliputi proses pembelajaran melaui: a. Mengamati;
b. Menanya;
PPKn SMP K-1 336
c. Mengumpulkan informasimencoba; d. Menalarmengasosiasi; dan
e. Mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif inductive reasoning dibandingkan
dengan penalaran deduktif deductivereasoning. Penalaran deduktif melihat fenomena
umum untuk
kemudian menarik
simpulan yang
spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
b. Langkah-langkah pendekatan saintifik dijelaskan sesuai pedoman Pendekatan saintifikmeliputilimapengalaman belajarsebagaimana tercantum
dalam tabel berikut. Tabel 1: Deskripsi Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar
Mengamati observing
Mengamati dengan indra membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya dengan atau
tanpa alat. Perhatian pada waktu
mengamati suatuObjekmembaca
suatu tulisanmendengar
suatu penjelasan, catatan yang dibuat
tentang yang diamati, kesabaran, waktu on
task yang digunakan untuk mengamati.
Menanya questioning
Membuat dan mengajukanpertanyaan, tanya
jawab, berdiskusi tentang Jenis, kualitas, dan
jumlah pertanyaan yang diajukan peserta
PPKn SMP K-1 337
Langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar
informasi yang belum dipahami, informasi tambahan
yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.
didik pertanyaan faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik.
Mengumpulkan informasimencoba
experimenting Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi,mendemonstrasikan, meniru bentukgerak,
melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain
buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui
angket, wawancara, dan memodifikasi menambahi
mengembangkan. Jumlah dan kualitas
sumber yang dikajidigunakan,
kelengkapan informasi, validitas
informasi yang dikumpulkan, dan
instrumenalat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
MenalarMengasosiasi associating
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau menghubungkan
fenomenainformasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
Mengembangkan interpretasi,
argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari dua faktakonsep,
interpretasi argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari
dua faktakonsepteori.
Menyintesis dan argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis
faktakonsepteori pendapat;
mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasi, dan kesimpulan yang
menunjukkan hubungan faktaonsepteori dari
dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi dan
kesimpulan dari konsep teori yang
berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan communicating
Menyajikan laporan dalam bentuk bagan,diagram, atau
grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan Menyajikan hasilkajian
dari mengamatisampai menalar dalam bentuk
tulisan, grafis, media elektronik, multi media
PPKn SMP K-1 338
Langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar
kesimpulan secara lisan. dan lain-lain.
a. Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
meaningfull learning. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah seperti berikut: 1 Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
2 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
3 Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
4 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. 5 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 6 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek checklist, skala rentang rating
scale, catatan anekdotal anecdotal record, catatan berkala, dan alat mekanikal mechanical device. Daftar cek dapat berupa suatu daftar
yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya.
PPKn SMP K-1 339
b. Menanya Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari peserta
didik.Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik.Menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta didik
mengungkapkannya guru harus memberi kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam
pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus dilakukan. Fungsi bertanya
1 Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2 Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
4 Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. 5 Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6 Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7 Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat
atau gagasan,
memperkaya kosa
kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 8 Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
PPKn SMP K-1 340
9 Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
Kriteria pertanyaan yang baik Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi
jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang,
merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi.
Tingkatan Pertanyaan Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti
apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan
Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih
rendah Pengetahuan
knowledge Apa...
Siapa... Kapan...
Di mana... Sebutkan...
Jodohkan... pasangkan...
Persamaan kata... Golongkan...
Berilah nama... Dll.
Pemahaman comprehension
Terangkahlah... Bedakanlah...
Terjemahkanlah... Simpulkan...
Bandingkan... Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan application
Gunakanlah... Tunjukkanlah...
Buatlah... Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan... Tulislah contoh...
Siapkanlah... Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih
tinggi Analisis
analysis Analisislah...
Kemukakan bukti-
bukti…
Mengapa…
Identifikasikan… Tunjukkanlah
sebabnya… Berilah
alasan- alasan…
PPKn SMP K-1 341
Tingkatan Subtingkatan
Kata-kata kunci pertanyaan Sintesis
synthesis
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah… Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimana kita dapat memecahkan…
Apa yang
terjadi seaindainya…
Bagaimana kita dapat memperbaiki…
Kembangkan…
Evaluasi evaluation
Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah...
c. Mengumpulkan informasi Eksperimen Mencoba Kegiatan pembelajaran dalam mengumpulkan informasi eksperimen
antara lain: 1 Melakukan eksperimen.
2 Membaca sumber lain selain buku teks. 3 Mengamati objek kejadianaktivitas.
4 Wawancara dengan narasumber. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik
harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan
proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: 1 Guru
hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan peserta didik; 2 Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan
yang dipergunakan; 3 Perlu memperhitungkan tempat dan waktu; 4 Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik;
5 Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen; 6 Membagi kertas kerja kepada peserta didik; 7 Peserta didik
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru; dan 8 Guru
PPKn SMP K-1 342
mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
d. MengasosiasiMengolah informasi Dalam kegiatan mengasosiasi mengolah informasi terdapat kegiatan
menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan
padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.Karena itu, istilah
aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi
atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan
beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya
dalam proses
pembelajaran? Aplikasi
pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan
disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
PPKn SMP K-1 343
3. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana persyaratan rendah sampai pada yang
kompleks persyaratan tinggi. 4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. 5. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. 8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. e. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan merupakan ilmu dan praktik menyampaikan atau mentransmisikan informasi atau aneka jenis pesan. Selama proses
pembelajaran, guru
secara konsisten
mengomunikasikan atau
mentransmisikan pengetahuan, informasi, atau aneka baru kepada peserta didiknya. Kegiatan mengomunikasikan merupakan proses yang
kompleks. Proses transmisi atau penyampaian pesan yang salah menyebabkan komunikasi tidak berjalan efektif.
Pada konteks
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik,
mengomunikasikan mengandung beberapa makna, antara lain: 1 mengkomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau pendapat; 2 berbagi
informasi; 3 memperagakan sesuatu; 4 menampilkan hasil karya; dan 5 membangun jejaring.
Mengomunikasikan juga mengandung makna: 1 melatih keberanian; 2melatih
keterampilan berkomunikasi;3
memasarkan ide;4
mengembangkan sikap saling memberi-menerima informasi; 5 menghayati atau memaknai fenomena; 6 menghargai pendapatkarya
sendiri dan orang lain; dan 7 berinteraksi antarsejawat atau dengan pihak lain.
PPKn SMP K-1 344
Seperti dijelaskan di atas, salah satu esensi mengomunikasikan adalah membangun
jejaring. Selama
proses pembelajaran,
kegiatan mengomunikasikan ini antara lain dapat dilakukan melalui model
pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas
sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai
struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja sedemikian rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar.Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih
aktif.Peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara
semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-
sama. Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif.Dua sifat berkenaan
dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses
pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif.Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki
ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai
dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan
manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid.Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan
kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka
sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif
dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna.
PPKn SMP K-1 345
c. Contoh pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP dibuat sesuai kaidah
Kompetensi Dasar
: 3.3 Memahami aturan
hukum yang
berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
Topik Tema : Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Sub
TopikTema : Kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan berlalu lintas.
Indikator pencapaian
kompetensi : 1. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum.
2. Memberikan contoh macam-macam aturan hukum di masyarakat. 3. Menjelaskan tujuan dibentuknya aturan hukum.
4. Menjelaskan pentingnya aturan hukum bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Menggambarkan contoh kondisi di masyarakat apabila warganya tidak mentaati ketentuan aturan hokum.
6. Menunjukkan contoh manfaat perilaku seseorang yang patuh terhadap aturan hukum yang berlaku termasuk aturan berlalu lintas.
7. Menunjukkan contoh perilaku peserta didik yang patuh terhadap aturan yang berlaku di sekolah.
8. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Alokasi Waktu : 2 X pertemuan 6 JP 40 menit
No. Prosedur
Pendekatan Scientific
Uraian Contoh Kegiatan Dalam Pembelajaran
A. Mengamati
Observing Melihat,
Membaca, Mendengar,
Meraba, Mencium,
Mencicip Peserta didik di pasang-pasangkan paire
secara acak. Guru menayang video pelanggaran berlalu
lintas dan video kecelakaan berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baik-
baik.
Setelah itu dilanjutkan peserta didik diminta
PPKn SMP K-1 346
untuk membaca, mengamati atau menelaah grafik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
Indonesia dari tahun ke tahun terlampir melalui power point.
Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan gambarvideo. Dan mencatat hal
yang menarik untuk dibahas. B.
Menanya Questioning
Menanya Secara pasangan peserta didik diminta untuk
membuat pertanyaan dari hasil tayangan video, power point tentanng grafik angka
kecelakaan lalu lintas tersebut sebanyak- banyaknya..
Misalnya hasil
eksplorasi belajar
berpasangan-pasangan peserta
didik mampu merumuskan pertanyaan-pertanyaan
sbb: o
Mengapa terjadi kecelakaan o
Apa faktor penyebab kecelakaan? o
Apakah penting mentaati aturan hukum yang berlaku termasuk peraturan lalu
lintas? Dan apa alasannya.
o Apa akibat bila tidak mentaati rambu-
rambu lalu lintas? o
Kerugian apa
yang ditrima
bila kecelakaan itu meninpa diri kalian?
o Siapa yang paling susah selain kalian
ketika kecelakaan itu menimpa dirimu? o
Apa dirasakan ketika kecelakaan itu hingga menimbulkan kematian?.
o Apakah
kecelakaan bisa
dihindari sebelum menimpa diri kalian? Dan
bagaimana caranya? o
Apa yang harus kalian lakukan agar kecelakaan lalu lintas tidak menimpah
diri kalian?
o Bagaimana sikap dan perilaku dalam
berlalu lintas di jalan raya? o
Setujukah kalian dengan pernyataan ini bahwa kecelakaan lalu lintas di awali
dari kecerobohnan para pengguna jalan? Berikan alasannya.
o Aksi-aksi
nyata apa
yang dapat
dilakukan di lingkungan sekolah terkait
PPKn SMP K-1 347
dengan kesadaran berlalu lintas? Hasil
rumusan pertanyaan
tersebut disepakati
untuk dijadikan
bahan pembahasan yang bermakna bagi peserta
didik. C.
Mengumpulka n
informasidata Mencari
informasi Membaba
buku Guru membimbing peserta didik yang
berpasang-pasangan untuk
menemukan sumber-sumber
belajar yang
dapat digunakan
rujukan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa
sendiri. Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik
memilih informasi-informasi yang dapat dijadikan
rujukan untuk
memecahkan pertanyaan tersebut.
D. Menalar
Associating Berpikir kritis
Menarik kesimpulan
Mendialogkan Mendiskusikan
Mengomunika-
sikan Peserta didik secara berpasangandiminta
untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
Bila sudah selesai dirumuskan jawaban secara berpasangan, guru meminta kepada
peserta didik, agar setiap pasangan memilih pasangan lain bergabung menjadi kelompok
kecil terdiri dari 4 orang siswa.
Guru menugaskan setiap kelompok belajar 4 orang untuk share , berbagi pendapat dari
rumusan jawaban yang telah dihasilkan dan setiap anggota kelompok diberi kebebasan
untuk berpendapat.
E. Mengomunikas
i-kan dan
membuat jejaring
Kolaborasi dalam
memecahkan masalahyang
diajukan. Setiap kelompok belajar kecil terdiri 4 orang
untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas, mulai dari perumusan pertanyaan
hingga perumusan jawabannya.
Kelompok belajar
yang lain
bebas menanggapi hasil hasil sajian kelompok
penayang Kelompok belajar penayang menanggapi
balik. F.
Menyimpulkan Memaknai
perilaku Peserta didik dan guru menyimpulkan materi
pembelajaran. Kesadaran menaati terhadap norma yang
PPKn SMP K-1 348
berlaku, harus tumbuh dari diri seseorang sehingga akan timbul keteraturanketertiban
masyarakat.
G. Praktik
kewarganegar aan
Mempraktikan hasil
belajar dalam
kehidupan Guru menugaskan kepada peserta didik
untuk membuat gerakan di kelasnya yaitu “ Gerakan disiplin dalam berlalu lintas” yang
dilaksanakan oleh masing-masing peserta didik.
Pembelajaran .3 Menyusun model pembelajaran saintifik
a. Format Penyusunan Model Pendekatan saintifik PPKnSMP dijelaskan sesuai pedoman
Tujuan Kegiatan: Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang penerapanpendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn.
Langkah Kegiatan:
1
Pelajari contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran pada modul pelatihan.
2
Siapkan dokumen kurikulum dan hasil kegiatan analisis kurikulum LK no 1.4 yang sudah dikerjakan pada kegiatan 1.4 .
3
Isilah Lembar Kerja perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik yang tersedia secara diskusi kelompok .
4
Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda.
5
Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain.
Format Perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Kompetensi Dasar
: Indikator
Pencapaian Kompetensi
:
Topik Tema :
Sub TopikTema :
Alokasi Waktu :
Tahapan Pembelajaran Kegiatan
PPKn SMP K-1 349
Mengamati Menanya
Mengumpulkan informasi Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
b. Penyusunan Model –Model Pemebalajar PPKn berbasis saintifik dijelaskan
sesuai kaidah 1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning
CONTOH PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN PjBL By supandi
– p4tk PKn IPS Kota Batu -Jatim Kompetensi Dasar
: 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. 4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Topik
: Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Sub Topik
: Kepatuhan menaati aturan hukum berlalu lintas
Indikator Pencapaian
Kompe-tensi :
1. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum. 2. Memberikan contoh macam-macam buku yang berlaku di
masyarakat. 3. Menjelaskan tunjuan dibentuknya hukum.
4. Menjelaskan pentingnya
hukum bagi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Menggambarkan kondisi di masyarakat bagi pengguna jalan raya apabila warga masyarakat tidak mentaati
ketentuan hukum dalam berlalu lintas. 6. Menunjukkan perilaku patuh para aturan berlalu lintas.
7. Menunjukkan perilaku
patuh terhadap
ketentuan peraturanhukum
yang berlaku
dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. 8. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. 9. Mempresentasikan hasil telaah tentang aturan hukum
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
PPKn SMP K-1 350
Alokasi Waktu :
2 kali pertemuan 6 JP TAHAPPEMBELAJARAN
PjBL KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Penentuan pertayaan
mendasar 1. Peserta didik mengamati gambar-gamabr kecelakaan
lalu lintas melalui video yang disediakan guru terlampir.
2. Guru memberi komenter: “setelah melihat tayangan
video tersebut, kira-kira apa yang menarik untuk dipelajari hari ini? Silahkan angkat tangan? Misal
pendapat peserta didik “ Kesadaran masyarakat
dalam berlalu lintas”. 3.
Guru mengajukan pertanyaan lagi: “ Kalau begitu bagaimana melihat kesadaran masyarakat dalam
berlalu lintas?”
Misalnya peserta
didik mengemukakan: “melakukan observasi terhadap
pengguna jalan di jalan raya?” 4. Guru menyetuji dan memberi arahan.
2. Menyusun perencanaan
proyek 1. Musyawarahkan dengan seluruh anggota kelas untuk
merencanakan kegiatan, misalnya a Topik yang diobservasi b Tujuan yang dicapai dalam observasi,
c kapan observasi dilakukan, d tempat observasi, e apa saja yang menjadi focus observasi, f format
observasi yang diperlukan, g pengolahan data, h laporan hasil observasi.
2. Tentukan waktu pelaksanaannya sesuai dengan kegiatan pembelajaran.Misalnya 1 minggu, observasi
dilakukan pada hari minggu melalui tugas kelompok. 3. Laksanakan dengan keterlibatan seluruh anggota
kelas.Misalnya setiap anggota kelompok harus mencatat hasil observasi pelanggaran berlalu lintas.
4. Susun laporan sesuai dengan kaidahnya Misalnya sistematikan terlampir.
5. Sertakan kendala pelaksanaan dan uraikan langkah- langkah
penyelesaiannya, walaupun
bersifat sementara.
6. Selamat bekerja, mudah-mudahan hasil kreativitasmu dalam
menyusun laporan
dapat bermanfaat
dansemangat 3. Menyusun jadwal
1. Kesepakatan bahwa Observasi dilakukan hari minggu tgl. … Bulan … 2015 secara berkelompok.
2. Hasil obervasi dilaporkan para pertemuan minggu berikutnya dalam bentuk tertulis dan bahan tayangan.
PPKn SMP K-1 351
3. Setiap kelompok melalui wakilnya mempresentasikan di depan kelas melalui power point.
4. Monitoring 1. Sesuai dengan jadwal guru menanyakan: “apakah
semua kelompok sudah melakukan observasi? Apa
kah sudah menyiapkan Laporan?” 2. Bahan
laporan bisa
dikumpulkan sebelum
pembelajaran di mulai. 5. Menguji hasil
1. Silahkan setiap kelompok mempersiapkan presentasi melalui power point di depan kelas.
2. Guru dan peserta didik bebas bertanya terhadap hasil presentasi kelompok.
6. Evaluasi pengalaman 1. Guru menanyakan dari hasil kalian mengamati
pengguna jalan di jalan raya terhadap kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas, misalnya:
a. Pelajaran apa yang kalian dapatkan? b. Dari pengelaman tersebut apakah bermanfaat bagi
kalian? c. Kerugian apa yang bisa menimpa pada diri kalian
bila melanggar peraturan berlalu lintas? Pada pembelajaran berbasis proyek, tugas proyek harus jelas sehingga
hasilnya dapat dinilai sesuai rubrik penilaian proyek. Berikut ini contoh lembar tugas proyek dan instrumen penilaiannya.
2 Penerapan Problem Based Learning pada pembelajaran PPKn Problem Based Learning PBL adalah model pembelajaran yang dirancang
agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari Tahap-tahap PBL meliputi tahap orientasi peserta didik kepada masalah,
mengorganisasikan peserta didik, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Contoh MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
by disain: Supandi-p4tk pkn ips Batu – Malang 081233453008
PPKn SMP K-1 352
SEKOLAH : SMP NEGERI 1 BANJARAGUNG
KELAS : IX Sembilan
Kompetensi Dasar
: 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Topik : Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Sub Topik : Kepatuhan mentaati aturan hukum berlalu di masyarakat termasuk
berlalu lintas. Indikator
: 1. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum.
2. Memberikan contoh macam-macam buku yang berlaku di masyarakat. 3. Menjelaskan tunjuan dibentuknya hukum.
4. Menjelaskan pentingnya hukum bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. 5. Menggambarkan kondisi di masyarakat apabila warga masyarakat tidak
mentaati ketentuan hukum. 6. Menunjukkan perilaku patuh para aturan berlalu lintas.
7. Menunjukkan perilaku patuh terhadap ketentuan peraturanhukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
8. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
9. Mempresentasikan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Alokasi Waktu
: 2 X pertemuan 6 JP 40 menit
FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase 1 Orientasi
peserta didik
kepada masalah
1. Peserta didik dihadapkan pada masalah perwujudan mentaati peraturan di lingkungan sekolah dan masyarakat yaitu
kesadaran masyarakat dalam mentaati aturan hukum berlalu lintas?”masuk kegiatan inti.
2. Peserta didik diputarkan video perilaku berlalu lintas dan dilanjutkan membaca bahan ajar yang sudah disiapkan guru
terlampir di RPP. 3. Tugas peserta: mengamati perilaku berlalu lintas melalui
videodan membca bahan ajar yang sudah disaipkan guru. 4. Peserta didik diminta untuk mencatat hasil-hal kejadian penting
setelah melihat tayangan video dan membaca bahan yang disiapkan pendidik. MENGAMATI
PPKn SMP K-1 353
Fase 2 Mengorganisasikan
peserta didik 1. Peserta didik dikelompokkan secara heterogen, masing-masing
kelompok dengan anggota 6 orang.. 2. Dengan bimbingan guru masing-masing kelompok ditugasi
untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan video tersebut MENANYA
Fase 3 Membimbing
penyelidikan individu dan kelompok
1. Guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan informasi guna menjawab pertanyaan tsb, dari berbagai sumber, seperti
buku, internet, media massa dan sumber-sumber lain. MENGUMPULKAN DATAINFORMASI
2. Guru meminta
peserta didik
untuk berdiskusi
memecahkanmenemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan, guru memberikan bimbingan bila ditemukan kesulitan.
MENGASOSIASI
Fase 4 Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
1. Peserta didik secara kelompok diberi tugas untuk melaporkan
hasil perumusan pertanyaan dan pemecahan masalah. 2.
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan di depan kelas
hasil diskusi
di depan
kelas bisa
dipajang, dipresentasikan
atau dilaporkan
secara tertulis.MENGOMUNIKASIKAN
3. Kelompok lain boleh memberikan masukan, sanggahan ataupun
pertanyaan terhadap hasil kelompok presentasi. Fase 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
1. Guru membimbing peserta didik mengajak atau mencoba mengkaji ulang hasil pemecahan masalahan yang sudah
dirumuskan untuk disimpulkan bersama.MENYIMPULKAN HASIL BELAJAR
2. Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan cara meminta peserta didik untuk menanyakan:
2.1 Apakah belajar hari ini bermanfaat bagi kalian? 2.2.Kesanhikmat apa yang bisa diambil dari pembelajaran hari
ini? 2.3. Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan ketika kita
dihadapkan dengan norma-nomra yang berlaku di masyarakat, termasuk norma lalu lintas?
3. Guru meminta peserta didik untuk membuat gerakan tentang Gerakan Sadar dan Tertib Berlalu Lintas, Misalnya: Kelas
membuat Kesepakatan bersama antara lain 1 selalu memakai helm ketika berspeda motor, 2 selalu menyalakan lampu, 3
tidak ngebut dalam mengendarai motor, 4 Berangkat lebih awal, 5 Tidak akan mengemudikan motor karena masih di
bawah 17 tahun, 5 selalu memperhatikan keselamatan diri dan orang lain mengendarai kendaraan bermotor.
3 {enerapan Model Pembelajaran Kooperatif teknik Think Paire and Shared
PPKn SMP K-1 354
Model PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIRE AND SHARE Pembelajaran kooperatif berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat
Kompetensi Dasar
: 3.3 Memahami aturan
hukum yang
berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
Topik Tema : Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Sub
TopikTema : Kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan berlalu lintas.
Indikator pencapaian
kompetensi : 9. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum.
10. Memberikan contoh macam-macam aturan hukum di masyarakat. 11. Menjelaskan tujuan dibentuknya aturan hukum.
12. Menjelaskan pentingnya aturan hukum bagi kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. 13. Menggambarkan contoh kondisi di masyarakat apabila warganya tidak
mentaati ketentuan aturan hokum. 14. Menunjukkan contoh manfaat perilaku seseorang yang patuh terhadap
aturan hukum yang berlaku termasuk aturan berlalu lintas. 15. Menunjukkan contoh perilaku peserta didik yang patuh terhadap aturan
yang berlaku di sekolah. 16. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Alokasi Waktu
: 2 X pertemuan 6 JP 40 menit
No. Prosedur
Pendekatan Scientific
Uraian Contoh Kegiatan Dalam Pembelajaran
H. Mengamati
Observing Melihat,
Membaca, Mendengar,
Meraba, Mencium,
Mencicip Peserta didik di pasang-pasangkan paire
secara acak. Guru menayang video pelanggaran berlalu
lintas dan video kecelakaan berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baik-
baik.
Setelah itu dilanjutkan peserta didik diminta untuk membaca, mengamati atau menelaah
grafik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun terlampir
melalui power point.
PPKn SMP K-1 355
Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan gambarvideo. Dan mencatat hal
yang menarik untuk dibahas. I.
Menanya Questioning
Menanya Secara pasangan peserta didik diminta untuk
membuat pertanyaan dari hasil tayangan video, power point tentanng grafik angka
kecelakaan lalu lintas tersebut sebanyak- banyaknya..
Misalnya hasil
eksplorasi belajar
berpasangan-pasangan peserta
didik mampu merumuskan pertanyaan-pertanyaan
sbb: o
Mengapa terjadi kecelakaan o
Apa faktor penyebab kecelakaan? o
Apakah penting mentaati aturan hukum yang berlaku termasuk peraturan lalu
lintas? Dan apa alasannya.
o Apa akibat bila tidak mentaati rambu-
rambu lalu lintas? o
Kerugian apa
yang ditrima
bila kecelakaan itu meninpa diri kalian?
o Siapa yang paling susah selain kalian
ketika kecelakaan itu menimpa dirimu? o
Apa dirasakan ketika kecelakaan itu hingga menimbulkan kematian?.
o Apakah
kecelakaan bisa
dihindari sebelum menimpa diri kalian? Dan
bagaimana caranya? o
Apa yang harus kalian lakukan agar kecelakaan lalu lintas tidak menimpah
diri kalian?
o Bagaimana sikap dan perilaku dalam
berlalu lintas di jalan raya? o
Setujukah kalian dengan pernyataan ini bahwa kecelakaan lalu lintas di awali
dari kecerobohnan para pengguna jalan? Berikan alasannya.
o Aksi-aksi
nyata apa
yang dapat
dilakukan di lingkungan sekolah terkait dengan kesadaran berlalu lintas?
Hasil rumusan
pertanyaan tersebut
disepakati untuk
dijadikan bahan
pembahasan yang bermakna bagi peserta
PPKn SMP K-1 356
didik. J.
Mengumpulka n
informasidata Mencari
informasi Membaba
buku Guru membimbing peserta didik yang
berpasang-pasangan untuk
menemukan sumber-sumber
belajar yang
dapat digunakan
rujukan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa
sendiri. Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik
memilih informasi-informasi yang dapat dijadikan
rujukan untuk
memecahkan pertanyaan tersebut.
K. Menalar
Associating Berpikir kritis
Menarik kesimpulan
Mendialogkan Mendiskusikan
Mengomunika-
sikan Peserta didik secara berpasangandiminta
untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
Bila sudah selesai dirumuskan jawaban secara berpasangan, guru meminta kepada
peserta didik, agar setiap pasangan memilih pasangan lain bergabung menjadi kelompok
kecil terdiri dari 4 orang siswa.
Guru menugaskan setiap kelompok belajar 4 orang untuk share , berbagi pendapat dari
rumusan jawaban yang telah dihasilkan dan setiap anggota kelompok diberi kebebasan
untuk berpendapat.
L. Mengomunikas
i-kan dan
membuat jejaring
Kolaborasi dalam
memecahkan masalahyang
diajukan. Setiap kelompok belajar kecil terdiri 4 orang
untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas, mulai dari perumusan pertanyaan
hingga perumusan jawabannya.
Kelompok belajar
yang lain
bebas menanggapi hasil hasil sajian kelompok
penayang Kelompok belajar penayang menanggapi
balik. M.
Menyimpulkan Memaknai
perilaku Peserta didik dan guru menyimpulkan materi
pembelajaran. Kesadaran menaati terhadap norma yang
berlaku, harus tumbuh dari diri seseorang sehingga akan timbul keteraturanketertiban
masyarakat.
PPKn SMP K-1 357
N. Praktik
kewarganegar aan
Mempraktikan hasil
belajar dalam
kehidupan Guru menugaskan kepada peserta didik
untuk membuat gerakan di kelasnya yaitu “
Gerakan disiplin dalam berlalu lintas” yang dilaksanakan oleh masing-masing peserta
didik.
F. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran PPKn SMP sebagai berikut :
KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1.
Narasumberinstruktur memngkondisikan
peserta diklat untuk siap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju
profesionalisme 2.
Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar
Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran PPKn SMP.
3. Menampilkan model pembelajaran berpusat
pada guru, kondisi peserta didik yang kurang perhatian pada pembelajaan.
4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi
pelatihan. 10 menit
Kegiatan Inti 5. Meminta peserta membentuk kelompok
pasangan 2 orang 6. Tiap
kelompok pasangan
menuliskan permasalahan yang dihadapi terkait tayangan
kasus di atas dan dikatikan dengan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
PPKn SMP. 7. Tiap pasangan merumuskan pertanyaan-
230 menit
PPKn SMP K-1 358
pertanyaan sebanyak-banyak, 8. Tiapa pasangan mencari informasi, data,
sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang dimajukan.
9. Tiap pasangan berdiskusi, curah pendapat untuk menemukan jawaban dari pertanyaan.
10. Bila sudah selesai tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk
kelompok kecil terdiri dari 4 orang dua pasangan.
11. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap
permasalahan yang
sudah dirumuskan
dan dijawab
melalui pasangannya masing-masing.
12. Tiap anggota
kelompok kecil
bebas mengemukakan hasil pemikiranpemecahan
masalah.. 13. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi
hasil kerja kelompoknya. 14. Narsumber mengamati, mencermati hasil
presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi
komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
15. Presentasi Hasil Kerja kelompok hasil kajian terhadap
Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran PPKn SMP.
16. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan
konsep, prosedur,
langkah- langkah dari hasil kerja
Penutup 17. Narasumber
bersama peserta
diklat membuat simpulan
18. Narasumber melakukan tes secara lisan. 30 menit
PPKn SMP K-1 359
19. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
20. Memberi tugas
tindak lanjut
mengidentifikasi permasalahan terhadap permasalahan
pentingnya kesadarn
bernegara kesatuan Republik Indonesia. berdasarkan Kompetensi Dasar mapel
ybs.
G. Latihan Kasus Tugas 1. Jelaskan konsep pendekatan saintifik.
2. Bagaimana langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn
3. Indentifikasi karakteristik peserta didik dalam pembelajaran 4. Jelaskan
konsep teori
belajar kogintivisme,
behaviorisme, humanisme, dan konstruktivisme..