422 pendeinstitusionalisasian—berfokus pada memberikan
alternative-alternatif yang kurang membatasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan perumahan.
Di dalam settting pendidikan, pengarusutamaan mendorong keterlibatan anak-anak yang mengalami
kecacatan perkembangan di dalam kelas-kelas reguler atau biasa. Sekolah-sekolah memberikan dukungan-dukungan
dan sumberdaya-sumberdaya yang special bagi pengintegrasian dan pencapaian pendidikan yang berhasil.
Prinsip penormalisasian berarti bahwa orang-orang yang mengalami kecacatan perkembangan berpartisipasi di
dalam kegiatan-kegiatan kehidupan setiap hari yang sesuai dengan tingkat usia yang sama seperti orang lain. Para
pendukung penormalisasian lebih menghendaki kegiatan- kegiatan “yang normal dan sama” di dalam pendidikan,
pekerjaan, dan rekreasi daripada di dalam kegiatan-kegiatan yang “terpisah dan khusus”.
Tujuan pendeinstitusionalisasian ialah untuk memberikan perawatan dalam pelayanan-pelayanan yang berbasiskan
masyarakat yang kurang membatasi daripada di panti-panti asuhan institusi-instutusi pengasuhan. Setting-setting
hunian yang lebih kecil, yang berbasiskan ketetanggaan, dan mandiri menggantikan setting-setting kelembagaan
yang lebih besar yang sebelumnya memisahkan orang- orang yang mengalami kecacatan perkembangan. Teori-
teori rehabilitasi sosial, pilihan-pilihan perawatan masyarakat, dan gerakan-gerakan hak-hak sipil sangat
mempengaruhi munculnya gerakan-gerakan pendeinstitusionalisasian di dalam bidang kecacatan-
kecacatan perkembangan.
3. Isu-isu penyelenggaraan pelayanan sosial
Pekerjaan sosial memberi sumbangan kepada penyelenggaraan pelayanan-pelayanan sosial bagi orang-
orang yang mengalami kecacatan perkembangan.
Kegiatan-kegiatan pekerjaan sosial antara lain ialah memberikan pelayanan-pelayanan konseling dengan
individu dan keluarga, menyiapkan asesmen dan evaluasi keberfungsian, menata perumahan, mendukung kegiatan-
Di unduh dari : Bukupaket.com
423 kegiatan ketenagakerjaan, mengakses sumberdaya-
sumberdaya masyarakat, dan mengadvokasikan hak-hak klien di dalam lingkungan kebijakan. Pelayanan-pelayanan
yang diberikan kepada orang-orang yang mengalami kecacatan perkembangan bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan mereka sepanjang kehidupan mereka dari sejak lahir hingga akhir masa dewasa. Tujuan-tujuan itu
antara lain ialah mempromosikan kompetensi pribadi, mengembangkan penghormatan diri, memperoleh
keterampilan-keterampilan kehidupan, dan mengembangkan kemandirian. Untuk mengalamatkan
kebutuhan-kebutuhan dan potensi-potensi yang unik dari setiap orang, pekerja sosial dan klien mengembangkan
rencana-rencana tindakan yang terindividualisasikan dan fleksibel. Rencana-rencana ini mempertimbangkan potesi
pertumbuhan klien dan memberikan bantuan yang sesuai dengan tingkat kompetensi mereka.
Sepanjang masa kehidupan, berbagai pelayanan memberikan dukungan-dukungan yang
terindividualisasikan, yang bervariasi mulai dari bantuan total hingga bantuan peralihan kepada kehidupan yang
mandiri. Pelayanan-pelayanan ini menyentuh banyak bidang-bidang kehidupan—perumahan, ketenagakerjaan,
pendidikan, kesehatan, keluarga, dan masyarakat. Pekerja sosial memvalidasikan kemampuan-kemampuan klien
untuk bertumbuh dan mewujudkan pencapaian-pencapaian dan kemajuan-kemajuan mereka. Pelayanan-pelayaan yang
efektif meningkatkan potensi pertumbuhan dan potensi klien sepenuhnya di dalam kehidupan masyarakat dan
sumbangan mereka yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Selain itu, “intervensi-intervensi pekerjaan
sosial dan kebijakan-kebijakan sosial harus difokuskan kembali pada transaksi-transaksi dan kesesuaian-kesesuaian
yang baik antara orang-orang yang mengalami suatu kecacatan dengan lingkungan fisik, sosial, dan politik”
Kropf DeWeaver, 1996: 179, dalam DuBois Miley, 2005: 342.
F. Pekerjaan Sosial dan Kesehatan Jiwa