Jenis-jenis penganiayaan orang lanjut usia Dinamika penganiayaan lanjut usia

514 Tidak semua anak-anak merespons secara negatif karena beberapa faktor meredakan akibat-akibat dari menyaksikan kekerasan. Faktor-faktor itu antara lain adanya orang dewasa yang mengasuh, “tempat perlidungan yang aman” di dalam masyarakat, seseorang yang turut campur demi kepentingan mereka, dan karakteristik individual, seperti ketahanan emosional dan perasaan-perasan penguasaan dan kompetensi pribadi. Pelayanan-pelayanan kekerasan dalam rumahtangga yang komprehensif meliputi pemrograman bagi anak- anak, yang mewakili setengah dari semua penghuni rumah singgah Carter, Weithorn, Behrman, 1999: 7, dalam DuBois Miley, 2005: 423. Program-program tersebut antara lain ialah prakarsa-prakarsa seperti koneseling individual dan kelompok. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan membantu anak-anak mengembangkan respons-respons yang dapat menyesuaikan diri, mempelajari teknik-teknik pemecahan masalah yang efektif dan aman, menguji sikap-sikap mereka terhadap relasi, menerima tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri, menghadpi isu-isu yang berkaitan dengan kemarahan, mempelajari akibat-akibat negatif dari kekerasan dalam mengatasi konflik, dan mengembangkan harga diri yang lebih positif. Advokasi anak ialah suatu tambahan yang lebih baru terhadap program-program rumah singgah. Para pembela hak-hak anak “membantu anak penghuni rumah singgah mengakses manfaat-manfaat dan pelayanan-pelayanan yang mereka butuhkan, memastikan bahwa perlindungan-perlindungan hukum tersedia ketika dibutuhkan oleh anak-anak, dan memberikan pelatihan bagi petugas rumah singgah tentang perkembangan anak dan dampak kekerasan daam rumahtangga terhadap anak-anak” h. 423.

C. Penganiayaan Orang Lanjut Usia

Penganiayaan berlangsung sepanjang siklus kehidupan; namun demikian, masalah penganiayaan lanjut usia baru-baru ini saja disadari.

1. Jenis-jenis penganiayaan orang lanjut usia

Di unduh dari : Bukupaket.com 515 Berbagai definisi tentang penganiayaan orang lanjut usia ditemukan di dalam peraturan perundang-undangan, seperti Amandemen Undang-undang Lanjut Usia Amerika Serikat tahun 1987, Undang-undang Negara Bagian, dan Pusat Nasional bagi Penganiayaan Orang Lanjut Usia National Center for Elder Abuse, NCEA. “Penganiayaan orang lanjut usia elder abuse ialah suatu istilah yang mencakup semua aspek yang merupakan semua jenis salah perlakuan atau perilaku penganiayaan terhadap orang lanjut usia,” seperti penganiayaan, penerlantaran, atau perilaku yang mengeksploitasikan Wolf, 2000, dalam DuBois Miley, 2005: 424. Jenis-jenis penganiayaan orang lanjut usia antara lain ialah sebagai berikut: a. Penerlantaran neglect ialah penolakan atau kegagalan memenuhi kewajiban atau tanggung jawab seseorang atas seorang dewasa tanggungan atau orang lanjut usia b. Penganiayaan psikologis psychological abuse mengakibatkan gangguan, penderitaan emosional, atau pebderitaan melalui tindakan-tindakan verbal danatau nonverbal c. Penganiayaan fisik physical abuse meliputi kekerasan atau kekuatan fisik yang mengakibatkan luka fisik, pnderitaan, atau kecacatan d. Penganiayaan seksual sexual abuse terjadi apabila orang lanjut usia atau orang tanggungan dipaksa melakukan hubungan seksual dalam bentuk apa pun e. Eksploitasi keuangan financial exploitation meliputi derma atau pemberian-pemberian yang tidak sah dan tidak patut yang bersumber dari aset, investasi, atau harta kekayaan seorang lanjut usia atau seorang dewasa tanggungan f. Pengabaian abandonment terjadi apabila orang yang mengemban tanggung jawab pengasuhan terhadap seorang lanjut usia meninggalkan orang lanjut usia itu g. Penerlantaran sendiri self-neglect terjadi apabila tindakan-tindakan seorang lanjut usia mengancam keselamatan dan kesejahteraannya. Di unduh dari : Bukupaket.com 516 NCEA, 2003b, dalam DuBois Miley, 2005: 425.

2. Dinamika penganiayaan lanjut usia

Orang-orang lanjut usia dianiaya oleh pengasuh keluarga, pengasuh bergaji, anggota keluarga, dan pasangan hidup mereka. Studi-studi tentang laporan- laporan penganiayaan orang lanjut usia yang dilaksanakan pada tahun 1996 oleh Pusat Nasional bagi Penganiayaan Orang Lanjut Usia National Center for Elder Abuse 2003, dalam DuBois Miley, 2005: 425 menemukan bahwa anak-anak yang sudah dewasalah yang cenderung menjadi pelaku penganiayaan 47,3 persen, diikuti oleh pasangan 19,3 persen, dan anggota-anggota keluarga lainnya 8,8 persen. Penelitian lain menantang citra dominan yang sudah ada sebelumnya tentang penganiayaan orang lanjut usia, bahwa anak-anak yang sudah dewasalah yang menganiaya orangtua mereka. Temuan-temuan atas studi berskala besar yang dilakukan oleh Pillemer dan Finkelhor 1988—suatu survei yang berbasiskan masyarakat terhadap orang-orang yang berusia lebih dari 65 tahun—menunjukkan bahwa para pelaku penganiayaan utamanya adalah pasangan 58 persen, bandingkan dengan anak-anak yang sudah dewasa 24 persen. Suatu survei yang lebih baru di 50 negara bagian tentang pelayanan-pelayanan perlindungan anak menemukan bahwa mayoritas pelaku penganiayaan adalah anggota-anggota keluarga—baik pasangan intim 30 persen maupun anak-anak yang sudah dewasa 18 persen Teaster, 2001, dalam DuBois Miley, 2005: 425. Hasil ini menganjurkan bahwa penganiayaan orang lanjut usia juga merupakan perluasan dari penganiayaan pasangan. Anggota-anggota keluarga yang merupakan pengasuh utama dapat menimbulkan gangguan pada diri orang lanjut usia sebagai akibat dari stres dan frustrasi. Mereka dapat merasa terbebani oleh tanggung jawab pengasuhan baik yang mereka inginkan maupun yang mereka tidak harapkan. Walaupun stres pengasuh dapat memainkan peran di dalam penganiayaan orang lanjut Di unduh dari : Bukupaket.com 517 usia, dinamika, sama seperti bentuk-bentuk kekerasan dalam keluarga lainnya, sering berakar pada suatu kebutuhan untuk memperoleh dan mempertahankan kendali atas orang lanjut usia atau orang dewasa tanggungan Brandl, 2000, dalam DuBois Miley, 2005: 425. Orang lanjut usia yang ringkih dan menjadi tanggungan rentan terhadap penganiayaan oleh anggota-anggota keluarga dan bukan keluarga yang mengalami masalah perilaku atau gangguan kejiwaan. Sebagai contoh, orang yang mengalami kecanduan alkohol dan obat-obat terlarang atau ketidakseimbangan jiwa dapat memperlihatkan berbagai macam penganiayaan orang lanjut usia Kosberg, 1990, dalam DuBois Miley, 2005: 425. Penganiayaan orang lanjut usia terjadi di dalam panti- panti pengasuhan jangka panjang seperti panti-panti asuhan. Faktor-faktor yang menyumbang bagi penganiayaan orang lanjut usia di panti-panti asuhan orang lanjut usia antara lain ialah petugas yang tidak terlatih, kekurangan petugas, dan karena kesalahpahaman akan kebutuhan-kebutuhan dan perilaku-perilaku lanjut usia.

3. Pengidentifikasian penganiayaan lanjut usia