Definisi hukum penyaniayaan dan penerlantaran

459 garis terdepan dalam mengadvokasikan kebijakan- kebijakan publik yang responsif terhadap keluarga. Kebijakan dukungan keluarga yang dikembangkan oleh pekerjaan sosial dibangun di atas sejumlah prinsip yang berkaitan dengan relasi di antara keluarga-keluarga dan lembaga-lembaga sosial. Dukungan-dukungan yang fundamental bagi keluarga-keluarga antara lain meliputi hak-hak ekonomi dan sosial seperti bantuan-bantuan penghasilan, ketenagakerjaan, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Akses kepada pelayanan-pelayanan harus disediakan tanpa bias atau pelanggaran hak-hak sipil, dengan demikian menegaskan pluralisme kebudayaan. Dalam rangka mengalamatkan hakekat keluarga dan kebutuhan-kebutuhan keluarga yang kompleks, sistem- sistem membutuhkan para profesional yang berkompeten di dalam sektor publik dan privat untuk menyelenggarakan pelayanan-pelayanan dalam kemitraan dengan keluarga-keluarga. Pelayanan-pelayan harus mencakup sejumlah besar pilihan-pilihan yang siap diakses. Di atas semua itu, kesejahteraan keluarga harus merupakan fokus sentral dari semua lembaga-lembaga sodial termasuk sekolah, dunia kerja, lembaga-lembaga kesehatan, rumah-rumah ibadah, dan media.

B. Anak Salah Asuh

Baru-baru ini saja salah asuh anak child maltreatment menerima pengakuan sebagai suatu masalah sosial, walaupun sejarah penganiayaan dan penerlantaran anak sudah lama sekali. Salah asuh anak berlangsung sepanjang semua ras, etnis, dan kelompok-kelompok keagamaan dan ditemukan pada semua lapisan masyarakat. Statistik kejadian salah asuh anak meningkat, tetapi tidak mengagetkan, yang mempertimbangkan memburuknya kekerasan di dalam masyarakat kita. Dimana sekali keluarga menjauhkan anggota-anggotanya dari kekerasan masyarakat, kekerasan yang terjadi dewasa ini menghantui relasi-relasi keluarga dan merusak tempat perlindungan keluarga yang aman dan nyaman bagi anak-anak.

1. Definisi hukum penyaniayaan dan penerlantaran

anak Di unduh dari : Bukupaket.com 460 Undang-undang Pencegahan dan Perlakuan Penganiayaan Anak Amerika Serikat, yang sudah diamandemen pada tahun 1996, mendefinisikan penganiayaan dan penerlantaran anak sebagai suatu tindakan atau kegagalan untuk bertindak: x Yang mengakibatkan resiko luka yang serius dan tetap, kematian, luka fisik atau emosional yang serius, penganiayaan seksual, atau eksploitasi x Terhadap seorang anak seseorang yang berusia di bawah 18 tahun, kalau tidak undang-undang perlindungan anak negara bagian dimana anak membuktikan usia yang lebuh muda untuk kasus yang tidak melibatkan penyaniaans eksual x Oleh orangtua atau pengasuh termasuk petugas suatu panti asuhan atau orang lain yang menyelenggarakan pengasuhan luar panti yang brtanggung jawab atas kesejahteraan anak-anak National Clearinghouse on Child Abuse and Neglect, 1997, dalam DuBois Miley, 2005: 372. Undang-undang negara bagian menerbitkan definisi hukum tentang penganiayaan dan penerlantaran anak. Undang-undang sipil “mendeskripsikan keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi yang mewajibkan para pelapor yang diberi kewenangan untuk melaporkan kasus-kasus penganiayaan yang diketahui atau diduga, dan mereka memberikan definisi yang dibutuhkan kepada pengdilan remajakeluarga untuk mengasuh seorang anak yang diduga mengalami salah asuh” National Clearinghouse on Child Abuse and Neglect, 1997, dalam DuBois Miley, 2005: 372. Undang-undang kriminal menggunakan keadaan-keadaan dimana salah asuh anak mengakibatkan tindakan di dalam peradilan kriminal. Semua 50 negara bagian dan Districk of Columbia telah menerbitkan suatu undang-undang pelaporan yang menjelaskan penganiayaan anak, mengindikasikan apa yang harus dilaporkan, dan rincian prosedur pelaporan. Walaupun undang-undang tentang penganiayaan dan penerlantaran anak bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lain, undang-undang ini semuanya Di unduh dari : Bukupaket.com 461 menyaratkan pekerja sosial dan para profesional lain untuk melaporkan dugaan penganiayaan dan penerlantaran anak kepada pihak yang berwenang. Pekerja sosial harus menyadari kewajiban-kewajiban hukum dan potensi dilema etik yang terjadi dalam melaporkan penganiayaan anak. Sebagai contoh, beberapa peraturan memberi kewenangan untuk melaporkan “sebab yang masuk akal yang diyakini” atau “dugaan yang masuk akal” sementara peraturan- peraturan lain hanya menyaratkan orang yang melaporkan “mengetahui atau menduga” Smith, 2002, dalam DuBois Miley, 2005: 372. Selanjutnya, ada akibat-akibat hokum apabila gagal melaporkan: “Kebanyakan negara bagian telah mengkriminalisasikan kegagalan untuk melaporkan penganiayaan anak dan untuk derajat yang lebih kecil, beberapa negara bagian juga memungkinkan gugatan sipil yang didasarkan atas kegagalan seseorang untuk melaporkan” McLeod Polowy, 2000: 12, dalam DuBois Miley, 2005: 372. Di bawah ini disajikan beberapa langkah praktis yang dapat ditempuh oleh pekerja sosial untuk menyiapkan diri dalam berpraktek di bidang pelayanan penganiayaan dan penerlantaran anak: x Mengidentifikasikan ketentuan-ketentuan hukum negara bagian tertentu yang dapat diterapkan x Mengenal indikator-indikator penganiayaan dan penerlantaran anak x Memahami proses-proses dan prosedur-prosedur pelaporan x Memelihara catatan-catatan yang rinci dan akurat x Mengidentifikasikan prosedur-prosedur badan sosial, konsultan supervisor, dan sumberdaya-sumberdaya konseling hukum McLeod Polowy

2. Jenis-jenis penyaniayaan dan penerlantaran