Variasi-variasi bentuk keluarga Fungsi-fungsi keluarga

449 yang namun demikian mendefinisikan diri mereka sebagai suatu keluarga karena ikatan emosional mereka. Penjajakan perubahan-perubahan dalam bentuk-bentuk keluarga, fungsi- fungsi, peran-peran, dan siklus kehidupan keluarga membantu kita memahami isu-isu tentang keluarga modern.

1. Variasi-variasi bentuk keluarga

Banyak kalangan memandang komposisi keluarga batih tradisional yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak-anak mereka sebagai struktur yang normal dari suatu keluarga. Namun demikian, gambaran Biro Sensus Amerika Serikat menunjukkan bahwa 82 persen laki-laki dan 67 persen perempuan berusia 20 hingga 24 tahun tidak pernah menikah, dan 29 persen laki-laki dan 19 persen perempuan berusia 30 hingga 34 tahun belum pernah menikah Kreider Field, 2001, dalam DuBois Miley, 2005: 359. Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 50 persen laki-laki yang menikah berakhir dengan perceraian; banyak pasangan yang menikah memutuskan untuk tidak memiliki anak. Cohabitation kohabitasi, hidup bersama dalam serumah, kumpul kebo juga mengubah kehidupan ekluarga Scommegna, 2002: 1, dalam DuBois Miley, 2005: 359. “Diperkirakan 40 persen anak-anak di Amerika Serikat tinggal dengan ibu mereka yang tidak menikah dan pacar ibunya beberapa waktu sebelu ulang tahunnya yang ke-16”. Perceraian dan pernikahan ulang benar-benar sangat mengubah struktur keluarga. Keluarga saat ini terdiri dari berbagai bentuk, termasuk keluarga campuran blended family, orangtua tunggal, keluarga gay dan lesbian, dan keluarga multigenerasi.

2. Fungsi-fungsi keluarga

Walaupun keluarga-keluarga orangtua tunggal, campuran, gay dan lesbian, dan multigenerasi berbeda dengan keluarga-keluarga batih tradisional, namun demikian keluarga-keluarga tersebut di atas merupakan alternatif yang terus dapat memenuhi syarat-syarat peran dan harapan-harapan fungsional keluarga. Sementara bentuk-bentuk keluarga berubah, fungsi-fungsi dan peran-peran keluarga tetap relatif konstan. Di unduh dari : Bukupaket.com 450 Keluarga merupakan unit dasar suatu masyarakat yang melaksanakan tanggung jawab fungsional dalam produksi ekonomi, pembuatan anak, pengasuhan anak, pendidikan, dan sosialisasi. Lebih dari dua abad yang lalu, perubahan dari suatu masyarakat yang pada dasarnya agraris menjadi suatu ekonomi yang diarahkan oleh pasar membuat keluarga-keluarga menjadi konsumen yang mencari nafkah. Ketergantungan ekonomi pada tenaga kerja di dunia kerja, seiring dengan naik-turunnya pasar, telah menggantukan kemandirian ekonomi. Walaupun lembaga-lembaga masyarakat mengemban lebih banyak tanggung jawab bagi pendidikan, pemeliharaan kesehatan, dan distribusi barang-barang serta pelayanan-pelayanan, sistem keluarga tetap sentral dalam organsiasi masyarakat. Walaupun persekolahan publik saat ini melayani fungsi pendidikan, sosialsiasi dini anak-anak terus merupakan fungsi keluarga. Keluarga merupakan konteks sosial utama bagi pengembangan kepribadian, pembelajaran perilaku prososial, meningkatkan keterampilan- keterampilan sosial, dan mengembangkan pola-pola komunikasi. Dewasa ini, keluarga terus memberikan lingkungan yang nyaman dan aman untuk menjamin kesejahteraan fisik dan emosional bagi semua anggotanya. Secara optimal, keluarga berfungsi sebagai penyangga antara anggota-anggotanya dan masyarakat, suatu tempat pengasingan diri yang aman dimana anggota-anggota keluarga dapat berkumpul kembali dan memulihkan semangat.

3. Peran-peran keluarga