Akibat-akibat dari pengangguran Pekerjaan Sosial dan Pengangguran

359 pengangguran” Briar, 1988: 6, dalam DuBois Miley, 2005: 299.

2. Akibat-akibat dari pengangguran

Pengangguran mengakibatkan sejumlah tantangan- tantangan bagi individu, keluarga, dan masyarakat Root, 1993, dalam DuBois Miley, 2005: 300. Bagi individu dan keluarga, sumberdaya-sumberdaya psikologis, sosial, dan keuangan sangat menegangkan. Karena pekerjaan adalah fundamental bagi rasa kompetensi seorang dewasa, harga diri khususnya tentu saja jatuh terpuruk seiring dengan pemutusan hubungan kerja Berk, 2004, dalam DuBois Miley, 2005: 300. Orang-orang yang menganggur mengalami kehilangan ganda seperti kehilangan keluarga, harga diri, identitas sosial, dan persahabatan serta dukungan sosial yang berkaitan dengan pekerjaan Root, 1993, dalam DuBois Miley, 2005: 300. Akibat-akibat langsung dan tidak langsung dari pengangguran antara lain ialah depresi, bunuh diri, sakit jiwa, penganiayaan pasangan dan anak, konflik keluarga, perceraian, penyalahgunaan obat-obat terlarang, angka kenakalan dan kejahatan meningkat, gangguan-gangguan makan dan tidur, dan keluhan- keluhan somatis seperti penyakit yang berkaitan dengan stres. Pengangguran mempengaruhi harapan-harapan kehidupan, perasaan sejahtera, dan bahkan usia harapan hidup. Dampak-dampak pengangguran bahkan dapat bersifat generasional yaitu menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Status orangtua yang menganggur dapat mempengaruhi perilaku anak-anak, pencapaian sekolah, dan sikap terhadap pekerjaan. Faktor-faktor seperti meningkatnya tenaga kerja marjinal, menurunnya standard kehidupan, lamanya didera pengangguran semuanya memperburuk akibat-akibat dari pengangguran Hooper-Briar Seck, 1995, dalam DuBois Miley, 2005: 300. Masyarakat juga menanggung akibat-akibat dari pengangguran kolektif. Gelombang-gelombang pengangguran dapat berarti kebangkrutan, kegagalan Di unduh dari : Bukupaket.com 360 bisnis, kehilangan pajak, dan pemotongan anggaran dalam berbagai pelayanan-pelayanan. Ironisnya, sementara menghadapi pemotongan anggaran, pengangguran meningkatkan tuntutan-tuntutan akan pelayanan-pelayanan sosial. Pada akhirnya, pengangguran harus dipahami di dalam konteks masyarakat dunia. Kesalingbergantungan globalisasi ekonomi mengajurkan bahwa dampak- dampak dan solusi-solusi atas pengangguran merupakan tantangan-tantangan global. Dimana pengangguran merajalela dan penindasan meluas, penyesuaian- penyesuaian terhadap krisis pengangguran dapat semakin berurat berakar di dalam kebudayaan. Sifat-sifat kebudayaan seperti suatu rasa pasrah yang berlangsung lama, depresi yang berurat berakar, dan relasi-relasi yang tidak mantap, yang muncul sebagai suatu akibat dati pengangguran kronis, merupakan “adanya suatu sindrom stres traumatik yang memancar secara budaya yang disebabkan oleh eksploitasi” Cattell-Gordon, 1990: 41, dalam DuBois Miley, 2005: 300.

3. Jaminan sosial pengangguran