Jenis-jenis Kompetensi Guru Kompetensi Guru

g Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; h Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; i Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; j Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi pedagogik harus senantiasa dimiliki dan dikembangkan oleh seorang guru. Melalui kompetensi ini, guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran dengan tepat. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dimulai dari pemahaman terhadap peserta didik sampai evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak Agung, 2014: 39-40 sedangkan evaluasi belajar adalah pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa. Peserta didik dilahirkan dalam berbagai perbedaan minat, bakat, motivasi dan kemampuan. Di sisi lain, guru harus mampu membentuk peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan. Di sinilah peran penting guru dalam memahami berbagai kondisi peserta didik. Dengan pemahaman kondisi peserta didik, guru dapat merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pendidikan pun tercapai. Bukti dari pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat melalui evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasil evaluasi perlu dipelajari oleh seorang guru sehingga dapat dilakukan strategi belajar yang lebih tepat. Oleh sebab itu, seorang pendidik tidak hanya sekedar mentransfer ilmu kepada anak didiknya dan hanya terfokus dalam pengembangan dirinya saja. Namun, pendidik yang profesional adalah pendidik yang mampu mengembangkan dirinya dan anak didiknya dengan efektif dan efisien.

2 Kompetensi Kepribadian

Profil guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati nurani bukan karena tuntutan uang belaka yang membatasi tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah Djamarah, 2005: 42. Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan panutan dalam seluruh segi kehidupannya. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Asmani, 2009: 117. Kepribadian yang menarik dan mempesona sangat dibutuhkan bagi seorang tenaga pendidik karena tenaga pendidik merupakan sosok yang memberikan kontribusi besar bagi pencapaian proses pembelajaran baik dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor Janawi, 2012: 126-127. Namun berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai Winkel, 2014: 225. Di sinilah peran penting kompetensi kepribadian dimiliki oleh seorang guru. Menurut Mulyasa 2013: 42 kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja, tetapi juga dari aspek kepribadian yang ditampilkannya. Mengacu kepada standar nasional pendidikan Asmani, 2009: 116-117, kompetensi kepribadian guru meliputi: 1 Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil; 2 Memiliki kepribadian yang dewasa; 3 Memiliki kepribadian yang arif; 4 Memiliki kepribadian yang berwibawa; dan 5 Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Janawi 2012: 127-133 kemampuan kepribadian dapat dijabarkan melalui beberapa indikator yang menjadi gambaran dan ciri khas profesionalisme guru, yaitu: a Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma yang belaku; b Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan; c Dewasa, stabil dan berwibawa; dan d Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri.

3 Kompetensi Sosial

Guru adalah manusia sosial. Sebagai makhluk sosial guru tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungan sekitar. Guru dalam menjalankan tugasnya senantiasa berinteraksi dengan peserta didik, sesama guru maupun masyarakat sekitar. Hal ini menjelaskan bahwa pentingnya kompetensi sosial bagi seorang guru. Menurut Mulyasa 2013: 42 kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat. Kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, sekurang- kurangnya memiliki kompetensi untuk: a Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; c Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan orang tuawali peserta didik; dan d Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat Mulyasa, 2007: 176. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: a Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama; b Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi; c Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi; d Memiliki pengetahuan tentang estetika; e Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial; f Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan; dan g Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

4 Kompetensi Profesional

Salah satu peran guru kepada anak didiknya adalah sebagai pengajar. Dalam hal ini, guru mentransfer ilmu yang dimilikinya menjadi ilmu yang dimiliki oleh anak didiknya. Guru salah satu sumber belajar bagi anak didik dalam menguasai materi pelajaran yang diminatinya. Seorang guru harus mampu memanusiakan anak didik, dan membuat anak didik lebih mandiri dan bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tugasnya Janawi, 2012: 98. Di sinilah pentingnya kompetensi profesional bagi seorang guru. Menurut Mulyasa 2013: 42 kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru Janawi, 2012: 99. Menurut Mulyasa 2007: 135-136 ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut: a Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya; b Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik; c Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; e Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat media dan sumber belajar yang relevan; f Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran; g Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik; dan h Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. Menurut Asmani 2012: 164-188 indikator guru yang mempunyai kompetensi ilmu, yaitu: 1 penguasaan materi secara mendalam dan dinamis; 2 penekanan research dan development; 3 menjadi produsen ilmu pengetahuan; 4 menguasai tertib administrasi; 5 mengembangkan kreativitas dan profesi.

2. Jenis Kelamin

Perbedaan antara pria dan wanita dapat ditemukan dalam segi fisik, kepribadian maupun dalam perilaku kerja. Ada beberapa area dimana kita dapat menemukan perbedaan gender yang berkaitan dengan kemampuan psikologis, khususnya dalam area-area yang menyangkut kemampuan berpikir, persepsi dan memori. Pada umumnya kaum pria memperlihatkan kemampuan spasial yang lebih baik, sedangkan kaum wanita menunjukkan kemampuan verbal yang lebih maju Schustack, 2006: 5. Menurut Eagly dan Hide Schustack, 2006: 5 dibandingkan wanita, pria secara verbal dan fisik lebih agresif. Menurut Hall Schustack, 2006: 5 dibandingkan pria, wanita lebih baik dalam melakukan komunikasi nonverbal, lebih sensitif terhadap tanda-tanda nonverbal, dan lebih ekspresif secara nonverbal. Peradaban kuno juga menjelaskan bahwa adanya perbedaan pria dan wanita. Sejumlah keyakinan religius kuno di Asia melakukan dikotomi humanitas kedalam komponen pria dan wanita, yin dan yang. Yin merepresentasikan wanita yang pasif, misterius dan dingin, sedangkan Yang menggambarkan pria yang aktif, terang dan panas Schustack, 2006: 6. Menurut Ahlgren Waluyo, 2015: 79 wanita lebih bersifat kooperatif dan kurang kompetitif. Keadaan ini disebabkan adanya perasaan takut akan sukses yang dimiliki wanita serta konsekuensi sosial yang negatif yang akan diterimanya. Konsep Erikson Schustack, 2006: 14 mendeskripsikan trait pria sebagai aktif, eksploratif, gemar berperang dan pragmatis, sedangkan wanita berwatak pengasuh, lembut dan cinta damai. Menurut tinjauan literatur oleh Maccoby dan Jacklin 1974 menunjukkan bahwa ternyata wanita lebih bersedia menyesuaikan diri dibandingkan pria. Lebih lanjut Eagly dan Jhonson 1990 menemukan bahwa para pemimpin wanita lebih demokratis dan kurang direktif tegas dibandingkan para pemimpin pria Schustack, 2006: 31 -33. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Usia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, umur merupakan lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan. Menurut Gellerman, para pekerja muda pada umumnya mempunyai tingkat harapan dan ambisi yang tinggi Waluyo, 2015: 80. Mereka mempunyai tantangan dalam pekerjaan dan menjadi bosan dengan tugas-tugas rutin serta kurang puas dengan kedudukan yang kurang berarti. Hal ini juga terjadi pada usia menengah. Sebaliknya, di usia lanjut, kompetisi biasanya dielakkan karena menurunnya stamina. Guru muda selalu berambisi dalam meniti karirnya, sedangkan guru yang sudah lanjut usia semangatnya mulai berkurang Sahertian 1994: 44. Menurut Plude dan Hoyer Jogiyanto, 2007: 330 peningkatan umur berhubungan dengan kesulitan dalam memproses stimulus komplek dan mengalokasikan perhatian kepada informasi di pekerjaaan.

4. Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor yang menunjang kesuksesan seorang guru. Mengajar merupakan sebuah pekerjaan bagi seorang guru. Kenyataan menunjukkan bahwa makin lama seorang bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru tersebut. Sebaliknya makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja, sebaliknya terbatasnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PENGARUH MANAJEMEN WAKTU DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008

4 27 125

PERBEDAAN PERSEPSI TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR PADA GURU SMA NEGERI DAN GURU SMA SWASTA

0 3 14

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KESIAPAN GURU EKONOMI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SE-KOTA MEDAN.

1 2 28

Kompetensi guru berdasarkan jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan tingkat pendidikan.

0 1 2

Analisis kompetensi guru ditinjau dari golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru survei: guru-guru Sekolah Menengah Atas negeri dan swasta di wilayah Kabupaten Sleman.

0 6 236

Persepsi guru terhadap pekerjaan sambilan ditinjau dari jenis kelamin, status karyawan, dan status sosial ekonomi : studi kasus guru-guru SMA negeri dan swasta kabupaten Sleman.

0 1 123

Analisis kompetensi pedagogik guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi : studi empirik pada beberapa guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 172

Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, pengalaman, dan status sosial ekonomi: studi empiris pada guru sma di Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 163

Persepsi guru terhadap pekerjaan sambilan ditinjau dari jenis kelamin, status karyawan, dan status sosial ekonomi studi kasus guru guru SMA negeri dan swasta kabupaten Sleman

0 0 121

Perbedaan kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti program sertifikasi : studi kasus guru-guru Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 197