Mengenai sawah tadah hujan yang ada di Nagari Kamang Hilia, juga diutarakan oleh petani lainnya yaitu Bapak Zamzani yang menyatakan bahwa :
“Tanah yang rancak ko ndak talatak dakek mato aia sen doh. Mode tanah yang talatak di kaki-kaki rimbo. Tanah nan
di kaki-kaki rimbo ko rancak-rancak ndek manganduang banyak aia yang turun dari rimbo. Katiko musim pahujan
tanah tu rancak juo di jadian tuak sawah. tapi katiko musim paneh tanah tu bisa dijadian parak”, “tanah yang subur
tidak hanya tanah yang terletak di dekat sumber air. Seperti tanah yang terletak di kaki perbukitan. Tanah yang berada di
kaki-kaki perbukitan merupakan tanah yang subur karena mengandung banyak air yang diturunkan dari perbukitan
tersebut. Ketika musim penghujan tanah tersebut juga baik untukdijadikan sawah, tetapi ketika musim panas tanah
tersebut bisa dijadikan ladang”, pen.
Keterangan di atas menjelaskan bahwa tanah yang baik untuk lahan pertanian sawah merupakan tanah rancak. Dalam pengetahuan petani di Nagari
Kamang Hilia, tanah yang baik untuk dijadikan lahan padi sawah merupakan tanah rancak yang berada disekitar sumber air agar mempermudah petani dalam
memenuhi kebutuha air sawah dengan membuat sisitim irigasi. Selain tanah yang berada disekitar sumber air, tanah yang berada di kaki perbukitan juga bisa
dijadikan lahan padi sawah. Menurut petani di Nagari Kamang Hilia, tanah tersebut merupakan tanah subur yang juga mengandung banyak air walaupun
tidak berada dekat sumber air. Dalam mengelola tanah yang berada di kaki perbukitan menjadi lahan padi sawah, biasanya dilakukan ketika musim pahujan
sebagai sawah tadah hujan.
3.3. Pengetahuan Lokal Petani Mengenai Sumber Air
Air merupakan salah satu unsur terpenting bagi masyarakat di Nagari Kamang Hilia. Dengan berbagai cara dan metode yang dimiliki oleh petani,
mereka memaksimalkan air dari sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan, baik di bidang irigasi pertanian, sumber air minum, dan keperluan lainnya yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berhubungan dengan kelangsungan hidup mereka. Sumber air di Nagari Kamang Hilia berasal dari air sungai, sumur, maupun mata pegunungan.
Air yang dijadikan sebagai sumber irigasi oleh petani di Nagari Kamang Hilia adalah sungai, mata air pegunungan, dan air hujan bagi sawah tadah hujan.
Dalam pengelolaan sawah irigasi dibutuhkan pasokan air dengan sistim pengairan yang baik. Air sangat dibutuhkan pada proses menggenangi sawah, membajak
sawah, dan proses menanam padi
37
“Kami disiko maambiak aia sawah mancalaiak dari latak sawah tu. Kalau
sawah tu barado dakek agam, kami maambiak aia dari agam. Kalau sawah
tu di lereng rimbo, kami maambiak aia dari mati aia yang ado dirimbo tu.
Kalau sawah nan di kaki rimbo, kami biasonyo manunggu aia hujan”, “kami
yang berada di daerah ini mengambil air sawah tergantung dari posisi sawah
tersebut. Sawah yang berada di sekitar aliran sungai, maka sumber airnya
adalah sungai tersebut. Jika sawah tersebut terletak di perbukitan, maka
kami lebih memaksimalkan mata air yang ada di perbukitan tersebut.
Sementara untuk sawah yang berada di kaki perbukitan, kami cenderung
menunggu air yang turun ketika musim penghujan”, pen.
. Sumber air yang digunakan oleh petani di Nagari Kamang Hilia sebagai sarana irigasi tersebut dijelaskan oleh Bapak
Zamzani, berupa :
Sungai dengan airnya adalah sarana yang paling penting bagi setiap petani di Kamang Hilia
yang menggantungkan hidupnya dibidang pertanian. Petani akan memaksimalkan sungai
37
Mengenai tahap-tahap kegunaan air pada pengelolaan sawah irigasi akan dijelaskan pada BAB III mengenai Pengelolaan Sawah.
BOX 3.2 Mata Air di Nagari Kamang Hilia
Pertama mata air yang berasal dari Bukit Barisan Rimbo Guguak
Rangpisang, yang menurut masyarakat sekitar airnya tidak pernah kering
walupun pada saat musim paneh. Mata air ini digunakan bagi masyarakat
setempat untuk memenuhi kebutuhan air dirumah seperti air minum, mandi,
dan mencuci, sedangkan bagi petani sekitar. Mata air ini juga berpotensi
menjadi salah satu sumber mata air produk minuman air mineral. Pernah
terdengar wacana untuk mengaminkan proyek air mineral tersebut. Namun
hingga sekarang proyek tersebut belum berjalan dengan berbagai alasan yang
menghambatnya.
Berikut mata air dari Bukit Barisan di Jorong Batu baraguang yang
keadaannya tidak jauh berbeda dengan sumber air di Guguak Rangpisang.
Selain untuk kebutuhan air dirumah, sumber air ini juga berpotensi menjadi
salah satu sumber mata air produk minuman air mineral.
Selanjutnya mata air dari Bukit Barisan Batu Bajak yang berada di
Jorong Solok. Mata air disini sangat kecil dan bisa lebih dimaksimalkan
ketika musim pahujan karena bantuan dari air hujan. Airnya hanya
dimaksimalkan oleh penduduk untuk kebutuhan air dirumah dan tidak
sanggup dimaksimalkan oleh petani untuk mengairi lahan pertanian mereka.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut sebagai sarana irigasi lahan pertanian yang dimiliki dengan cara membuat aquaduk dan bendungan. Dari aquaduk dan bendungan tersebut, air
akan dialirkan ke anak-anak sungai yang dikontrol menggunakan kapalo banda
38
3.4. Pengetahuan Lokal Petani mengenai Padi Sawah