Apabila banyiah sudah tumbuh sepanjang kira-kira 5 cm atau sudah berumur kira-kira dua minggu, alang-alang sebagai penutup tadi dibongkar
kembali dengan maksud supaya banyiah dapat tumbuh dengan bebas dan leluasa. Setelah usia banyiah mencapai 1 satu bulan, maka banyiah tersebut siap untuk
ditanam. Saat pemindahan banyiah kesawah diawali terlebih dahulu dengan pencabutan dan diikat dengan ukuran-ukuran tertentu, lalu ujungnya dipotong
sama panjang.
Foto 3.8. Banyiah Siap Tanam
3.5.3. Pananaman Padi
Dahulu petani di Nagari Kamang Hilia menanam padi belum menggunakan pola-pola yang dibuat untuk membantu petani dalam mengatur
jarak banyiah yang ditanam. Sehingga jarak antara satu banyiah dengan banyiah lainnya tidak teratur. Tidak teraturnya banyiah yang ditanam berpengeruh
terhadap perkembangan tanaman padi. Penanaman padi dengan cara di atas kurang menguntungkan, karena pertumbuhan padi tidak merata. Hal ini
disebabkan oleh tidak seimbangnya tanaman padi dalam menyerap berbagai kandungan yang dapat membantu perkembangannya. Seperti yang diutarakan oleh
Bapak Zamzani, berupa :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Sisuak urang batanam di sawah tu asa ka manyucuakan banyiah sen, sahinggo hasianyo kurang rancak. Padi nan
batanam tu ndak rato mandapekan pangaruah pupuak nan baagiahan, jadi padi tu ado nan gadang rumpunnyo ado nan
ketek. Isi padi pun ndak marato, padi nan barumpun gadang lai banyak padi boneh, samantaro rumpunnyo nan kaciak
banyak padi hampo”, “dahulu petani menanam padi tidak teratur, sehingga hasil yang diperoleh kurang memuaskan.
Padi yang ditanam tidak mendapatkan pengaruh pupuk yang diberikan secara merata, jadi padi tersebut ada yang tumbuh
dengan rumpun yang besar dan ada yang tumbuh dengan rumpun yang kecil. Isi padi pun menjadi tidak merata pula,
pada bagian rumpun yang besar terdapat padi yang berisi, sementara pada rumpun yang kecil terdapat banyak sekali
padi hampo”, pen.
Sekarang petani di Nagari Kamang Hilia menggunakan pola jarak tanam ketika menanam padi. Selain membantu petani dalam menanam padi, jarak tanam
tersebut juga membantu petani dalam perawatan tanaman padi seperti dalam pemberian pupuk. Tidak ada petani yang mengetahui dengan pasti semenjak
kapan penggunaan pola dalam batanam digunakan, namun menurut petani perubahan tersebut terjadi begitu saja. Menurut petani di Nagari Kamang Hilia,
penggunaan pola tersebut di dapat dari informasi-informasi yang berkembang dalam pengelolaan padi sawah yang kemudian pengetahuan tersebut disebarkan
kepada sesama petani. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kayo :
“Ambo ndak lo tau pasti samanjak bilo petani disiko mulai mangatur jarak banyiah katiko batanam.
Manggunoan jarak tanam katiko batanam ko tajadi mode tu sen nyo. Mulonyo ado petani nan mancubo
mambuek jarak tanam sasudah mandapek info dari babagai perkembangan pertanian, kironyo lai rancak
hasianyo katiko manyabik. Mulailah petani lain batanyo- tanyo caronyo, siap tu bacuboan kasawah surang-
surang. Ndek lai jaleh pangaruahnyo, makonyo sampai kini petani disiko mampagunooannyo”, “Saya tidak
mengetahui dengan pasti semenjak kapan petani disini mulai mengatur jarak banyiah ketika bertanam.
Mempergunakan jarak tanam terjadi begitu saja. Mulanya ada petani yang mencoba membuat jarak tanam
setelah mendapat informasi dari perkembangan dlam pertanian, ternnyata hasilnya sangat baik pada saat
panen. Mulailah petani lainnya bertanya-tanya dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mencoba pada lahan masing-masing. Karena merasakan pengaruh yang jelas, hingga sekarang penggunaan jarak
tanam ini masih bertahan”, pen.
Jarak tanam tersebut dibuat seperti kotak-kotak dengan ukuran 20 x 20 cm. Alasan petani dalam membuat polak jarak tanam berbentuk kotak-kotak atau
persegi adalah setiap sudut kotak tersebut akan dijadikan tempat menancapkan bibit padi. Sementara ukuran yang diperkirakan 20 cm tersebut merupakan jarak
ideal untuk bibit menerima berbagai unsure yang dapat membantu perkembangannya.
Setelah pola siap dibuat, selanjutnya petani mulai menanam bibit dengan cara berjalan menyusuri pola-pola tersebut. Biasanya petani melakukannya
dengan cara tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit dalamnya kira-kira 3 atau 4 cm. Usahakan penanaman bibit-
bibit itu dijaga tidak terlalu dalan atau pun terlalau dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit
yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah rebah atau hanyut oleh aliran air. Dengan demikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dangkal
akan mengurangi produksi.
Foto 3.9. Menanam Padi Mengikuti Pola
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pembuatan pola pada lahan ini pada awalnya petani menggunakan seutas tali yang dibentangkan dari satu sisi ke sisi sawah lainnya secara vertikal dan
horizontal, sehingga pola tersebut membentuk kotak-kotak pada tanah. Penggunaan tali dalam membuat pola jarak tanam ini menurut petani memakan
waktu yang lama, apalagi jika dikerjakan sendiri. Dimana petani terlebih dahulu harus membuat tanda dalam menentukan jarak bentangan tali agar pola yang
dibuat bisa seimbang. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak kayo :
“Mulonyo petani mambuek jarak tanam ko pakai tali nan dibantangan dariujuang ka ujuang sawah.
Karajonyo lamo, awak harus mambuek tando untuak jarak manakanan tali supayo bisa samo gadang. Payah
kalau dikarajoan surang”, “awalnya petani membuat jarak tanam menggunakan tali yang dibentangkan dari
ujung ke ujung sawah. Pengerjaannya lama, kita terlebih dahulu harus membuat tanda sebagai pengatur jarak
menancapkan tali agar sama besar. Susah jika dikerejakan sendiri”, pen.
Sekarang ini petani lebih banyak menggunakan sikek, karena lebih efisien dalam pengerjaan maupun waktu pengerjaan. Bentuknya hampir menyerupai
bentuk bajak, tetapi bagian belakangnya tidak menyerupai singka. Sebagai gantinya diberi sepotong kayu yang diberi berjari-jari dari kayu atau.bambu yang
dikecil-kecilkan, yang menyerupai sisir. Bentuk yang menyerupai sisir ini dibuat dari sepotong kayu atau pelepah enau sepanjang antara 1-2 m. Pada bagian bawah
menurut panjang kayu ini diberi bergigi sebanyak 12 buah dengan jarak lebih kurang 20 cm. Gigi sikek ini besarnya kira-kira 3 cm dan panjangnya 10 cm.
Terbuat dari kayu atau besi dengan ukuran yang sama. Gigi sikek tersebut yang nantinya berfungsi sebagai alat dalam membentuk pola jarak tanam dengan cara
menarik sikek dari sisi sawah yang satu ke sisi sawah lainnya. Lebih lanjut Bapak Kayo menjelaskan :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Kini petani mambuek jarak tanam lah mampagunoan sikek. Mambuek jarak tanam manggunoan sikek ko
labiah sanang dan capek. Soalnyo wak ndak paralu mambuek tando untuak jarak, karano gigi sikek tu lah
dibuekan sasuai jo jarak nan ka dibantuak pado tanah”, “Sekarang petani membuat jarak tanam menggunakan
sikek. Membuat jarak tanam menggunakan sikek lebih gampang dan cepat. Soalnya kita tidak perlu lagi
membuat tanda untuk jarak, karena gigi sikek telah dibuat sesuai dengan jarak yang ingin dibentuk pada
tanah”, pen.
Foto 3.10. Pembuatan Pola Penanaman padi
3.5.4. Memanen Padi A.