Musim Paneh Pengetahuan Lokal Petani mengenai Musim

datang, petani Kamang Hilia telah bersiap-siap untuk melakukan kegiatan mereka dalam bercocok tanam. Persiapan-persiapan yang dilakukan dapat berupa : 1. Pengadaan benih yang sesuai dengan kebutuhan bercocok tanam. 2. Menyiapkan kebutuhan-kebutuhan lainnya, seperti: tenaga yang dibutuhkan nantinya dalam pengolahan lahan, memagari lahan, dan perbaikan alat-alat produksi bila ada yang rusak. 3. Disamping memperbaiki alat-alat produksi, petani juga harus mempersiapkan dana pengantian bila peralatan tersebut harus diganti dengan yang baru, sebab benda-benda tersebut telah merupakan bagian yang tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari petani. 4. Hal yang cukup penting diingat, petani juga harus mempersiapkan dana untuk upacara. Dana ini bisa besar atau kecil dan bersifat relatif, tergantung dari jenis upacara yang dilakukan.

3.1.3. Musim Paneh

Musim paneh menurut petani di Nagari Kamang Hilia terjadi pada bulan Februari hingga bulan Juli. Pernyataan tersebut disampaikan oleh beberapa petani yang salah satunya adalah Bapak Zamzani, berupa : “Di nagari wak ko musim paneh tajadi kiro-kiro bulan Februari sampai Juli”, “di nagari kita ini musim panas terjadi kira-kira bulan Februari hingga juli”, pen. Beberapa petani di Nagari Kamang Hilia juga menyatakan pendepat mereka mengenai waktu terjadinya musim paneh, seperti Bapak Syaiful yang menyatakan :“Musim paneh ko tajadi di nagari ko kiro-kiro dari bulan februari hinggo bulan juli”, “musim panas terjadi di nagari ini kira-kira dari bulan februari hingga bulan juli”, pen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Secara harfiah musim paneh berasal dari Bahasa Indonesia yaitu musim panas. Musim paneh dalam pengetahuan petani Nagari Kamang Hilia merupakan musim yang sangat jarang sekali turun hujan dan suhu terasa panas. Beberapa petani di Nagari Kamang Hilia mengutarakan pendapat mereka mengenai pemahaman terhadap musim paneh. Salah seorang petani yang mengutarakan pemahaman petani mengenai musim paneh adalah Ibuk Asnidar, berupa : “Musim paneh ko yo bana jarang turun hujan, hari pun taraso angek di nagari wak ko”, “musim panas merupakan musim yang sangat jarang terjadi hujan, bahkan hari pun terasa panas”, pen. Petani lainnya yang mengungkapkan pemahaman mereka mengenai musim paneh adalah : Bapak Syaiful yang mengungkapkan bahwa :“Musim paneh ko merupakan musim yang angek ndek jarang bana turun hujan”, “musim panas ini merupakan musim yang panas karena jarang sekali terjadi hujan”, pen. Rasa panas yang dimaksudkan petani berupa panas yang ditimbulkan oleh teriknya sinar matahari. Petani juga menyatakan bahwa panas yang mereka rasakan cenderung membuat mereka cenderung lebih cepat berkeringat dan merasa kelelahan ketika melakukan kegiatan. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Syaiful, berupa :“Kalau lah musim paneh, capek sen latiah badan ko taraso katiko bakarajo”, “ketika musim panas berlangsung, tubuh ini cepat kelelahan ketika melakukan pekerjaan”, pen. Begitupula yang diungkapka oleh Bapak Kayo yang memiliki pernyataan mengenai rasa panas yang diakibatkan oleh musim paneh, berupa : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “Kini musim paneh lah lain dari pado sisuak. Kok sisuak baa na garangnyo matohari, tapi ndak taraso bana angeknyo doh. Cuma badan ko yo latiah sen rasonyo dibaok bakarajo. Balain jo kini, sudahlah badan ko latiah sen dibaok bakarajo, hari ko manyangik lo taraso panehnyo”, “Musim panas sekarang berbeda dengan musim panas yang terjadi dahulunya. Dahulu seperti apa pun teriknya matahari, tidak begitu terasa panasnya, namun tubuh ini memang cenderung lebih cepat terasa lelah. Berbeda dengan sekarang ini, tidak saja cepat kelelahan dalam melakukan pekerjaan, panas yang dirasakan pun sangat menyengat”, pen. Pernyataan Bapak Kayo diatas mengungkapkan bahwa terjadi perubahan pada kondisi musim panas di Nagari Kamang Hilia pada saat sekarang ini. Selain merasakan cepat kelelahan dalam melakukan kegiatan, petani juga merasakan sinar matahari begitu menyengat. Bapak Zamzani juga mengemukakan keluhan yang beliau rasakan pada saat musim panas yang terjadi pada masa sekarang ini, berupa : “Sisuak katiko wak kasawah waktu musim paneh, badan ko lai jo tahan sampai patang hari. Tapi kok musim paneh yang kini ko, jan kan sampai patang hari, tangah hari sen badan ko rasonyo lah ndak talok bakarajo lai doh”, “dahulunya ketika kita melakukan kegiatan seperti bertani di musim panas, badan ini masih sanggup untuk bekerja hingga sore hari. Tapi untuk kondisi musim panas sekarang ini, jangankan hingga sore hari, hingga siang pun badan ini rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja”, pen. Pernyataan Bapak Zamzani tersebut menguat bahwa terjadi perubahan terhadap kondisi musim paneh dahulunya dengan musim paneh yang terjadi sekarang ini di Nagari Kamang Hilia. Dimana dahulunya musim paneh di Nagari Kamang Hilia berupa teriknya matahari karena tidak adanya tanda-tanda kan hujan tetapi tidak begitu terasa menyengat pada tubuh mereka. Berbeda dengan musim paneh pada saat sekarang ini yang terasa begitu menyengat pada tubuh mereka, sehingga ketahan tubuh petani pun sangat terasa berkurang dalam mengerjakan pekerjaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Selanjutnya juga muncul anggapan bahwa dahulunya ketika musim panas berlangsung di Nagari Kamang Hilia, petani masih merasa dingin ketika bersentuhan dengan air. Namun sekarang ini petani tidak merasa dingin lagi ketika bersentuhan dengan air. Bahkan petani merasa sedikit senang jika terkena air ketika musim panas. Hal ini diungkapkan oleh Ibuk Asnidar berupa : “Sisuak bia musim paneh na, katiko wak maambiak aia ka sumbayang subuah agak maleh mangaca aia ndek dingin. Tapi nan kini ko, ndak dingin na taraso doh. Apo lai kok lah tangah hari, sanang na raso badan ko kok kanai aia”, “dahulu walaupun dalam keadaan musim panas sekalipun, ketika mengambil air wudhu untuk sholat subuh sedikit malas untuk bersentuhan dengan air karena terasa dingin. Tetapi untuk sekarang ini, sudah tidak begitu terasa dingin. Apa lagi saat tengah hari, justru kita terasa sangat nyaman ketika tubuh ini terkena air”, pen. Demikian perubahan-perubahan yang dirasakan oleh petani di Nagari Kamang Hilia terhadap musim paneh yang mereka kenal. Dalam mengenalan musim panas didapatkan dengan jalan mengamati gejala-gejala alam dan keadaan suhu baik pada waktu siang maupun diwaktu malam hari, seperti yang ditarakan oleh Pak Zamzani : “Kok siang dicaliak, pucuak rimbo lai Nampak. Kok sanjo dicaliak ka langik, nan bintang lah tabik. Kok malam bintang lah rami, nan bulan Nampak jaleh teleng tagaknyo. Nan hari lah angek taraso, tando lah kapaneh lo nagari wak ko mah” artinya “Kika siang dilihat, puncak hutan sudah tampak. Jika senja dilihat ke langit, bintang sudah muncul. Jika malam bintang sudah banyak, bulan terlihat jelas miring tegaknya. Nagari sudah terasa panas, tanda bahwa nagari ini akan sering terasa panas”, pen. Maksudnya diatas adalah, tanda-tanda dari musim paneh dapat dilihat dari keaadaan alam berupa : 1. Puncak perbukitan yang tampak jelas disiang hari. 2. Bintang telah bermunculan ketika hari sudah mulai senja. Pada malam hari bintang terlihat sangat banyak dan jelas. Secara lebih jelas tanda ini bisa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dilihat berupa, bila bintang tujuh terbitnya lebih dulu dari pada bulan dan bila bintang timur pada senja hari kelihatan terang. 3. Posisi bulan yang menurut petani dalam keadaan miring. 4. Jarang sekali terjadi hujan. Menurut petani di Nagari Kamang Hilia, ketika musim paneh terjadi biasanya matahari terbit terlihat cenderung lebih cepat. Beberapa petani mengungkapkan bahwa lebih kurang sekitar pukul 05.30 WIB petani sudah mampu melihat keadaan sekitar mereka karena cahay matahari yang sudah mulai menyinari. Sekitar pukul 06.30 hingga pukul 07.00 WIB, menurut petani cahaya matahari sudah sangat terang seperti di siang hari. Seperti yang diutarakan oleh Ibuk Asnidar yang mengungkapkan bahwa : “Kiro-kiro pukua satangah anam ambo pulang dari surau, a nan tacaliak lah mulai jaleh nampak ndek cahayo matohari ndak do yang mahalangi katiko musim paneh”, “Kira-kira pukul setengah 6 enam saya pulang dari mesjid, apa yang terlihat sudah mulai jelas untuk dilihat karena cahaya matahari yang tidak terhalang ketika musim panas”, pen. Petani Nagari Kamang Hilia telah bersiap-siap untuk melakukan kegiatan mereka dalam bercocok tanam ketika masuk musim paneh. Persiapan-persiapan yang dilakukan berupa: 1. Pengadaan benih yang sesuai dengan kebutuhan bercocok tanam. 2. Menyiapkan kebutuhan-kebutuhan lainnya, seperti: tenaga yang dibutuhkan nantinya dalam pengolahan lahan, memagari lahan, dan perbaikan alat-alat produksi bila ada yang rusak. 3. Disamping memperbaiki alat-alat produksi, petani juga harus mempersiapkan dana pengantian bila peralatan tersebut harus diganti dengan yang baru, sebab UNIVERSITAS SUMATERA UTARA benda-benda tersebut telah merupakan bagian yang tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari petani.

3.1.4. Musim Peralihan

Dokumen yang terkait

Fungsi Permainan Berburu Babi Pada Masyarakat Minangkabau (Studi Deskriptif di Kanagarian Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam)

9 415 107

ANALISIS JARINGAN PERDAGANGAN PADI DAN BERAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Analisis Jaringan Perdagangan Padi dan Beras di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat.

2 6 15

Budaya Politik Masyarakat Minangkabau (Studi di Nagari Kamang Mudik Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam).

0 0 1

SOSIALISASI POLITIK DALAM MASYARAKAT NAGARI KAPAU KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM.

0 0 9

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH BUAH KAKAO SEBAGAI PUPUK ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN DI NAGARI KAMANG HILIR KECAMATAN KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM.

0 0 9

Usaha Kerupuk Ubi Serta Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (studi kasus di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam).

0 0 7

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL SAWAH DI KECAMATAN KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM.

0 0 8

BAB II GAMBARAN UMUM NAGARI KAMANG HILIA 2.1. Identifikasi Nagari Kamang Hilia 2.1.2. Letak dan Akses Menuju Nagari Kamang Hilia - Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 2 49

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 3 21

Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 2 12