Pengertian Sawah Menurut Petani Jenis Sawah Menurut Petani

tersebut sebagai sarana irigasi lahan pertanian yang dimiliki dengan cara membuat aquaduk dan bendungan. Dari aquaduk dan bendungan tersebut, air akan dialirkan ke anak-anak sungai yang dikontrol menggunakan kapalo banda 38

3.4. Pengetahuan Lokal Petani mengenai Padi Sawah

. Dari anak-anak sungai tersebutlah air kemudian dialirkan kesawah-sawah petani. Selain sungai, juga terdapat beberapa sumber air dari perbukitan di Nagari Kamang Hilia berupa mata air bukit barisan yang terletak di beberapa jorong yang berada di lereng maupun kaki bukit. Air yang dihasilkan oleh mata air pegunungan ini digunakan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan air dirumah sehari-hari seperti air minum, mandi, dan mencuci. Terdapat 2 tiga dari 3 tiga mata air pegunungan di Nagari Kamang Hilia yang dijadikan sumber irigasi dalam pertanian padi sawah. Mata air Bukit Barisan Rimbo guguak Rangpisang dimaksimalkan untuk sumber irigasi pertanian yang sanggup mengairi hingga 10 Ha areal persawahan., Bukit Barisan di Jorong Batu baraguang di maksimalkan oleh petani untuk irigasi pertanian padi sawah yang sanggup mengairi areal persawahan sekitar 10 Ha, dan Bukit Barisan Batu Bajak.

3.4.1. Pengertian Sawah Menurut Petani

Secara harfiah sawah merupakan suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut 39 38 Kapalo Banda merupakan kepala anak sungai yang akan mengairi lokasi pertanian . Lahan sawah adalah lahan yang berbentuk petak-petak yang dibatasi oleh pematang, memiliki saluran untuk 39 http:id.wikipedia.orgwikiPertanian_dan_Perkebunan_di_Indonesia UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menyalurkan atau menahan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana sumber air didapatkan 40

3.4.2. Jenis Sawah Menurut Petani

. Petani di Nagari Kamang Hilia, juga mempunyai pemahaman tersendiri dalam mengartikan lahan sawah. Ibuk Asnidar yang mengutarakan “sawah ko tampek kito mananam padi” sawah merupakan tempat untuk kita menanam padi”, pen. Bapak Kayo turut mengungkapkan pendapat beliau berupa “sawah ko tanah yang wak jadian untuak tampek mananam padi” sawah merupakan tanah yang kita jadikan sebagai tempat menanam padi”, pen. Demikian pula dengan Bapak Syaiful yang mengartikan sawah berupa “suatu bidang tanah yang wak kelola supayo bisa di tanami padi” “suatu bidang tanah yang kita kelola agar dapat ditanami padi”, pen. Dengan demikian petani di Nagari Kamang Hilia mengartikan sawah merupakan suatu lahan pertanian yang ditanami padi. Petani di Nagari Kamang Hilia mempunyai pengetahuan terhadap jenis sawah menurut sumber air dalam pengelolaannya. Salah satunya jenis sawah yang menggunakan air sungai atau mata air pegunungan dalam pengelolaannya. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Mudo 41 40 https:docs.google.comviewer?a=vq=cache:E2Gnytm7aIAJ:repository.ipb.ac.idbitstreamhan dle12345678953761BAB2520II2520Tinjauan2520Pustaka.pdf?sequence3D4+pengerti an+sawah+irigasi+secara+umumhl=idpid=blsrcid=ADGEESikLqzQ4r1Yq7JYojVwRN1qs ql7pdnDCm3_ubFuaFg_eJ2fHKidCcpcZqYIDHwfbFVMPUDT5HPjv3BFdRnOk66oBti7dHoFb znZ33LwKk9U08IPyYwJAk9cI65bJeamXhDyvFGusig=AHIEtbQVAwS7CERjJBnWFLzTN U6xyGq8Gg 41 Bapak Mudo 32 tahun merupakan seorang petani yang berasal dari Jorong Batu Baraguang. , berupa ;“kabanyakan sawah di nagari ko mampagunoan aia agama tau aia gunuang untuak maisi aia sawah”, “kebanyakan sawah yang ada di nagari ini mempergunakan air sungai dan air pegunungan untuk peraiaran sawah”, pen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pernyataan yang diungkapkan Bapak Mudo tersebut mengungkapkan bahwa hampir semua sawah yang ada di Nagari Kamang Hilia yang mempergunakan air sungai atau air pegunungan untuk irigasi sawah petani. Sehingga petani di Nagari Kamang Hilia juga memiliki pengetahuan mengenai jenis sawah irigasi 42 42 Mengenai sistim irigasi yang digunakan oleh petani di Nagari Kamang Hilia akan dibahas lebih rinci pada BAB IV mengenai Tali Banda. . Bapak Kayo turut mengungkapkan pendapat beliau dalam pengelolan sawah irigasi, berupa : “Sawah ambo ko maambiak aia irigasinyo dari agam, jadi ndak paralu manantian musim hujan untuak maolahnyo. Sasudah manyabik, ambo langsuang mangakaan jarami. Batanang agak sapakan lu, tu ambo langsuang maansua mambuek pasumayan”, “sawah saya ini mengambil air irigasinya dari sungai, sehingga tidak perlu untuk menunggu musim hujan dalam mengelolaanya. Setelah panen, saya langsung menyebarkan jermi. Istirahat lebih kurang seminggu, setelah itu saya langsung memulai untuk membuat penyemaian bibit”, pen. Bapak Zamzani mengemukakan pula pengamatan beliau mengenai waktu dalam pengelolaan sawah di Nagari Kamang Hilia, berupa : “Alhamdulillah aia di kampuang wak ko cukuik untuak dipagunoan kasawah bilo sen wak nio. Jadi kalau ambo paratian, biasonyo urang disiko rato-rato sudah manyabik tu batanang agak sapakan atau duo pakan lu. Sudah tu urang lah mamulai mangarajoan apo yang bisa bakarajoan di sawah. Urang wak ko pun batanang ndak sekedar istirahat sen doh, tapi sambia manunggu jarami sabalumnyo ko lapuak atau kariang untuak dibaka. Biko jarami tu bisa manolong tanah disawah ko rancak liak untuak ditanam”, Alhamdulillah sumber air yang ada di kampung kita ini cukup untuk dipergunakan dalam mengairi sawah kapan pun kita mau. Jadi kalau saya perhatikan, biasanya petani di sini rata-rata berisitirahat sekitar seminggu hingga 2 dua minggu.setelah itu, petani mengerjakan apa yang bisa dikerjakan di sawah. Para petani tidak hanya istirahat, tetapi sambil menunggu jerami yang ada disawah lapuk atau kering sehingga bisa dibakar. Nantinya jerami tersebut bisa dimaksimalkan dalam membantu kesuburan tanah sehingga baik untuk ditanam kembali”, pen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Keterangan beberapa petani diatas mengenai waktu pengelolaan sawah irigasi dilakukan secara terus menerus atau tidak bergantung terhadap musim, karena petani di Nagari Kamang Hilia merasa sumber air yang dijadikan sarana irigasi cukup untuk memenuhi kebutuhan air sawah. Selain itu petani juga mempunyai pengetahuan mengenai proses pengembalian kesuburan tanah ketika member jeda terhadap proses pengelolan sawah. Jeda dalam pengelolaan sawah tersebut berupa memaksimalkan kegunaan jerami sebagai pupuk yang akan membantu pemulihan kesuburan tanah pada sawah 43 “Parak ambo ko dulu pernah ambo jadian sawah katiko musim hujan. Tapi samanjak musim ko mulai ndak manantu, ambo lah maleh mancubonyo. Kadang musim . Petani di Nagari Kamang Hilia pernah memaksimalkan lahan pertaniannya sebagai sawah tadah hujan. Bapak Kayo mengungkapkan bahwa sawah tadah hujan tidak lagi dilakukannya dengan pernyataan : “Samanjak musim di nagari ko mulai taraso ndak manantu, ambo ndak bisa mangarajoan tanah yang bisa dijadian sawah tadah hujan. Soalnyo ambo sulik untuk manantuan bilo musim hujan ko tibo, sahinggo ambo ndak bisa manyiapan apo nan paralu katiko manjadian sawah tadah hujan. Kini tanah tu ambo jadian parak sen lainyo. Yang ambo tanam bamacam-macam, tapi ambo labiah acok mananam padi jo lado”, “semenjak musim di nagari ini mulai terasa tidak menentu, saya tidak bisa mengolah tanah yang bisa dijadikan sebagai sawah tadah hujan. Karena saya merasa kesulitan dalam memprediksi kapan masuknya musim hujan, sehingga saya tidak bisa mempersiapkan apa yang harus disediakan dalam mengolah sawah tadah hujan. Sekarang ini tanah tersebut saya jadikan hanya sebagai lading. Berbagai macam tanaman yang saya tanam, namun saya cenderung lebih sering menanan jagung atau cabai”, pen. Selanjutnya Bapak Zamzani juga mengungkapkan bahwa yang dilakukan ketika mengelola sawah tadah hujan adalah : 43 Mengenai pemaksimalan jerami sebagai pupuk akan lebih dijelaskan pada BAB IV dalam Teknologi Pemupukan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA hujan ko sabanta sen masonyo, katiko sawah ko paralu aia hari ndak do sen hujan lai. Samantaro aia yang wak harokan cuma dari aia hujan. Kalau lah mode tu kamanga wak lai, ujuang-ujuangnyo sawah ko ndak do sen hasianyo lai. Samanjak tu lah ambo manjadian tanah ko jadi parak sen lai. A nan karancak hasianyo tu yang ambo tanam”, “Ladang saya ini dahulunya pernah diusahakan menjadi sawah ketika musim hujan. Namun semenjak musim tak lagi menentu, saya sudah malas untuk mencobanya. Terkadang musim hujan yang dating hanya berlangsung sebentar, ketika sawah membutuhkan air, musim hujan tiba-tiba sudah berlalu. Sementara air yang diharapkan sebagai sumber air hanya berasal dari air hujan. Kalau sudah seperti itu kita tidak bisa berbuat apa-apa, ujung-ujungnya sawah ini justru tidak menghasilkan apa-apa. Semenjak itulah saya memaksimalkan tanah ini hanya menjadi ladang. Yang saya tanam berupa tanaman yang nantinya akan menghasilkan hasil yang memuaskan”, pen. Sawah tadah hujan hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber irigasinya, sehingga hanya dapat diolah ketika musim pahujan. Semenjak petani mulai merasakan musim yang terjadi di Nagari Kamang Hilia mulai tidak menentu, maka petani kesulitan dalam memaksimalkan lahan pertanian mereka menjadi sawah tadah hujan 44 44 Mengenai semenjak kapan petani di Nagari Kamang Hilia merasakan perubahan pada musim yang mereka kenal mulai tidak menentu lebih dijelaskan pada BAB III mengenai Pengetahuan Petani Mengenai Musim. . Menurut petani di Nagari Kamang Hilia, sawah tadah hujan merupakan jenis sawah yang tidak bisa dialiri oleh irigasi yang ada. Sementara pada musim paneh, sawah tersebut akan dialihfungsikan menjadi ladang. Biasanya jenis tanaman yang ditanam petani seperti cabai, jagung, ubi- ubian, dan jenis tanaman musiman. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Foto 3.3. Konversi Lahan Sawah Menjadi Ladang Jagung Foto 3.4. Konversi Lahan Sawah Menjadi Ladang Cabe

3.4.3. Pengetahuan Petani mengenai Tanaman Padi

Dokumen yang terkait

Fungsi Permainan Berburu Babi Pada Masyarakat Minangkabau (Studi Deskriptif di Kanagarian Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam)

9 415 107

ANALISIS JARINGAN PERDAGANGAN PADI DAN BERAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Analisis Jaringan Perdagangan Padi dan Beras di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat.

2 6 15

Budaya Politik Masyarakat Minangkabau (Studi di Nagari Kamang Mudik Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam).

0 0 1

SOSIALISASI POLITIK DALAM MASYARAKAT NAGARI KAPAU KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM.

0 0 9

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH BUAH KAKAO SEBAGAI PUPUK ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN DI NAGARI KAMANG HILIR KECAMATAN KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM.

0 0 9

Usaha Kerupuk Ubi Serta Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (studi kasus di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam).

0 0 7

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL SAWAH DI KECAMATAN KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM.

0 0 8

BAB II GAMBARAN UMUM NAGARI KAMANG HILIA 2.1. Identifikasi Nagari Kamang Hilia 2.1.2. Letak dan Akses Menuju Nagari Kamang Hilia - Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 2 49

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 3 21

Kearifan Lokal Petani Dalam Pengelolaan Sawah Di Nagari Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 2 12