Untuk sekarang ini, biasanya tanah ini dimanfaatkan sebagi penimbun jalan, penimbun kolam-kolam atau sawah yang akan di ubah menjadi lahan bangunan.
Selain itu lahan yang mengandung tanah tersebut juga dijadikan sebagai tempat permukiman, bangunan sarana prasarana, lapangan bermain atau tempat olah raga
dan bahkan ditinggalkan saja tanpa diolah menjadi lahan pertanian.
3.2.2. Tanah pada Lahan Padi Sawah
Setelah memahami tingkat kesuburan tanah yang dimiliki, petani akan melihat posisi tanah tersebut agar mengetahui jenis pertanian apa yang akan
dikelola. Maksudnya adalah tanah yang berada disekitar areal irigasi akan dikelola oleh petani di Nagari Kamang Hilia menjadi sawah. Sementara tanah yang berada
jauh dari irigasi akan dijadikan ladang. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Zamzani :
“Makonyo urang sisuak banyak buek sawah di tapi-tapi agam. kok arah ka rimbo-rimbo tu urang sisuak batanah,
kok musim pahujan lai jo ditanam padi, kok ndak dijadiannyo parak sen tu mah”, “makanya orang dalu
banyak membuat sawah di tepi sungai. Kalau memiliki tanah disekitar hutan, hanya dijadikan sawah ketika hujan, kalau
tidak akan dijadikan sebagai ladang saja”, pen.
Petani di Nagari Kamang Hilia menganggap tanah yang bagus untuk dijadikan lahan padi sawah adalah tanah yang berada disekitar sumber air.
Menurut petani di Nagari Kamang Hilia, tanah yang berada dekat dengan sumber air memiliki tingkat kesuburan yang baik dan mengandung banyak air.
Kebaradaan sawah yang terletak dengan sumber air dapat membantu petani dalam memenuhi kebutuhan air sawah. Dimana, sumber-sumber air yang ada berupa
sungai atau mata air pegunungan bisa dikelola petani menjadi sarana irigasi untuk pertanian sawah. Bapak Kayo menyatakan bahwa :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Sawah-sawah yang ado di Nagari wak ko lah ado samanjak sisuak. Kalau di caliak, rato-rato sawah-sawah tu
dakek jo mato aia. Ado yang dakek jo agam, ado lo yang dakek jo mato aia dirimbo. Manuruik ambo baa sawah ko
dibuek urang sisuak dakek mato aia, supayo sanang mandapekan aia katiko paralu aia tuak sawah”, “sawah-
sawah yang berada di nagari ini sudah ada semenjak dahulunya. Jika diperhatikan, rata-rata sawah tersebut berada
didekat sumber air. Ada yang terletak berdekatan dengan sungai, dan ada yang terletak berdekatan dengan mata air
pegunungan. Menurut saya, sawah tersebut dibuat oleh nenek moyang di dekat sumber air, karena mempermudah
dalam memenuhi kebutuhan air sawah”, pen.
Keterangan Bapak Kayo di atas menjelaskan bahwa semenjak dahulunya areal-areal persawahan yang ada di Nagari Kamang Hilia berada disekitar mata air
dengan alasan untuk mempermudah dalam pengairan sawah. Sehingga, secara umum sawah yang ada dan bertahan hingga sekarang di Nagari Kamang Hilia
merupakan sawah irigasi. Selain sawah irigasi, terdapat juga beberapa sawah tadah hujan di Nagari
Kamang Hilia. Hal ini disebabkan oleh usaha para petani dalam memaksimalkan kegunaan dari tanah tersebut. Dalam penggunaan tanah menjadi lahan pertanian
padi sawah, petani melakukannya pada musim pahujan. Diluar musim pahujan, petani cenderung mengolah lahan tersebut menjadi ladang. Ketika tanah tersebut
diolah dalam bentuk ladang, jenis tanaman yang mereka tanam biasanya adalah cabai dan jagung. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Kayo, berupa :
“Lai jo tanah di nagari wak ko yang dijadian sawah katiko musim pahujan sen. soalnyo kalau dicaliak tanah tu, amuah
jo ditanami padi katiko ado aia. Kalau lah lewat musim pahujan, biasonyo urang manjadian tanah tu manjadi parak
lado atau parak jaguang”, “terdapat juga tanah di nagari ini yang diolah menjadi sawah ketika musim penghujan. Karena
jika diperhatikan tanah tersebut juga bisa ditanami padi jika ada air. Setelah musim hujan berlalu, biasanya tanag tersebut
dijadikan ladang cabai atau ladang jagung”, pen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mengenai sawah tadah hujan yang ada di Nagari Kamang Hilia, juga diutarakan oleh petani lainnya yaitu Bapak Zamzani yang menyatakan bahwa :
“Tanah yang rancak ko ndak talatak dakek mato aia sen doh. Mode tanah yang talatak di kaki-kaki rimbo. Tanah nan
di kaki-kaki rimbo ko rancak-rancak ndek manganduang banyak aia yang turun dari rimbo. Katiko musim pahujan
tanah tu rancak juo di jadian tuak sawah. tapi katiko musim paneh tanah tu bisa dijadian parak”, “tanah yang subur
tidak hanya tanah yang terletak di dekat sumber air. Seperti tanah yang terletak di kaki perbukitan. Tanah yang berada di
kaki-kaki perbukitan merupakan tanah yang subur karena mengandung banyak air yang diturunkan dari perbukitan
tersebut. Ketika musim penghujan tanah tersebut juga baik untukdijadikan sawah, tetapi ketika musim panas tanah
tersebut bisa dijadikan ladang”, pen.
Keterangan di atas menjelaskan bahwa tanah yang baik untuk lahan pertanian sawah merupakan tanah rancak. Dalam pengetahuan petani di Nagari
Kamang Hilia, tanah yang baik untuk dijadikan lahan padi sawah merupakan tanah rancak yang berada disekitar sumber air agar mempermudah petani dalam
memenuhi kebutuha air sawah dengan membuat sisitim irigasi. Selain tanah yang berada disekitar sumber air, tanah yang berada di kaki perbukitan juga bisa
dijadikan lahan padi sawah. Menurut petani di Nagari Kamang Hilia, tanah tersebut merupakan tanah subur yang juga mengandung banyak air walaupun
tidak berada dekat sumber air. Dalam mengelola tanah yang berada di kaki perbukitan menjadi lahan padi sawah, biasanya dilakukan ketika musim pahujan
sebagai sawah tadah hujan.
3.3. Pengetahuan Lokal Petani Mengenai Sumber Air
Air merupakan salah satu unsur terpenting bagi masyarakat di Nagari Kamang Hilia. Dengan berbagai cara dan metode yang dimiliki oleh petani,
mereka memaksimalkan air dari sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan, baik di bidang irigasi pertanian, sumber air minum, dan keperluan lainnya yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA