APAKAH PANTJASILA BERTENTANGAN DENGAN A DJA RA N AL-QURAN ?

12. APAKAH PANTJASILA BERTENTANGAN DENGAN A DJA RA N AL-QURAN ?

„ Tidak, ketjuali dengan apa 2 dalamnya yang bertentangan dengan Al-Quran itu" . „ Nuzulul-Quran mentjetuskan revolusi, memberantas ta'asub atau intoleransi

kemerdekaan agama dan meletakkan dasar 2 bagi keragaman hidup antar-agama" . „ Nuzulul-Quran mentyetuskan revolusi memberantas racialisme dan xenophobie,

agama! Adjarannja

menegakkan

bentji-kesumat terhadap bangsa lain. Adyarannjft meletakkan dasar yang sehat bagi kesuburan hidup bangsa dan suku-bangsa.

yakni ketjongkakan-bangsa

dan

„ Al-Quran adalah dasar hidup yang luas bagi segenap golongan dalam keragaman dan kesatuan, la adalah induk-serbasila, yang mem- beri nilai 2 hidup yang menghidupkan" . „ Pantjasila

dari lima tjita-kebadjikan, sebagai hasil permusyawaratan antara pemimpin 2 kita dalam satu taraf perdjuangan 9 tahun jang lalu. Ia, sebagai perumusan, tidak bertentangan dengan Al-Quran, ketjuali kalau diisi dengan apa 2 jang memang ber- tentangan dengan Al-Quran itu.

Pernjataan turunnya Al-Qurdn. Sudah mendjadi kebiasaan, tiap 2 17 Ramadan kaum Muslimin diibu kota mengadakan pertemuan. Disana kita memperbaharui pe- ngertian dan memperdalam rasa keimanan, jakni dengan mengingat, dan memperingati hari turunnja Al-Quran, Kitab Sutji jang mendjadi pedoman hidup bagi umat Islam sedunia.

Banjak pendapat dan tafsiran tentang tanggal berapakah sebenar- nja turunnja Ajat pertama dari Al-Quran. Terlepas dari pada perbedaan penetapan tanggal, jang sudah terang ialah bahwa Quran sudah turun dan sudah ada disisi kita.

Bagi kita mengadakan peringatan, berarti menghadapi djuga soal apakah isi jang kita berikan kepada hari peringatan ini. Berhubung dengan itu, baiklah kita peringati Ajat Al-Quriin jang berkenaan de-

ngan, turunnja Al-Quran itu, jakni surat „ Ad-Duchan", Ajat 2 per- mulaannja:

„ Demi Quran jang terang! Sesungguhnja Kami menurunkan dia pada malam jang berkat, dan dengannya Kami memberikan peringatan.

Padanja didjelaskan tiap 2 soal 2 dengan bidjaksana" . Ajat ini dan Ajat 2 lain jang berdekatan tudjuannja dengan itu mendjelaskan, bahwa tiada ada suatu masalah atau suatu peristiwa jang tidak dapat kita tjarikan tjara penjelesaiannja dengan se-baik 2 -nja dalam Al-Quran. Inilah pendirian tiap 2 Muslim berkenaan dengan ke- hidupan dirinja, kehidupan keluarganja, kampungnja, negeri dan ne- garanja dan dunia seluruhnja.

Akan tetapi djawab atas tiap 2 masalah jang timbul itu hanjalah akan dapat diperoleh oleh orang jang mentjarinja. Mentjarinja harus dengan ichlas dan sungguh hati, iman dan istihsan serta menempuh dja- lan pengetahuan jang mendjadi sjaratnja.

Arti Nuzulul Quran. Apakah sesungguhnja arti turunnja Al-Quran ? Turunnja Al-Quran adalah pernjataan dari harus naiknja perike-

manusiaan ketingkat jang lebih tinggi. Islam jang terhimpun dalam Al-Quran itu pada hakikatnja meru- pakan suatu revolusi, jang membebaskan manusia dari pada belenggu atas ruhani dan akal, belenggu atas kehidupan sosial, jang telah me- lumpuhkan kehidupan manusia. Turunnja Al-Quran 13 abad jang lalu adalah merupakan suatu pernjataan dan penegasan akan hak asasi ma-

nusia disamping kewadjiban 2 asasi manusia.

Nuzulul Quran adalah suatu revolusi memberantas kemiskinan dan kemelaratan (elimination of poverty). Nuzulul Quran adalah suatu revolusi memberantas perhambaan dan memberantas eksploitasi manusia atas manusia (exploitation of man by man).

Pada malam ini, marilah kita tindjau satu dua dari beberapa aspek artinja Nuzulul Quran itu. Al-Quran membawakan tauhid, kepertjajaan kepada Tuhan Jang Maha Esa. Tauhid membebaskan manusia dari pada segala matjam tachjul dan kepertjajaan chajali, tauhid meletakkan perhubungan antara Tuhan dengan machluk-Nja langsung dengan tiada perantaraan apapun

djuga, tauhid menumbuhkan dalam tiap 2 djiwa jang beriman kesa- daran akan harga diri, sebagai hamba Allah disamping hamba Allah jang lain.

Nuzulul Quran membawa tauhid jang memelopori kemerdekaan berpikir dan menghargai akal pikiran manusia, sebagai ni'mat Ilahi jang

Pemberantasan ta'asub Agama. Nuzulul Quran adalah suatu revolusi menentang ta'asub keagama-

an atau jang dinamakan „ intoleransi keagamaan". Al-Quran mulai dengan penegasan dari pada undang 2 Tuhan, suatu ketentuan jang mesti berlaku didalam perkembangan alam manusia, jakni bahwa „ tidak ada paksaan didalam agama" .

Iman dan kepertjajaan bukanlah suatu hal jang dapat di-paksa 2 -kan. Iman dan kepertjajaan itu adalah kurnia Ilahi jang dimiliki oleh tiap 2 per- seorangan jang mentjarinja dengan kesungguhan hati. Disamping menegakkan undang 2 ini Al-Quran menetapkan bah- wa memanggil manusia kepada djalan Allah haruslah mempunjai tjara dan tertibnja jang tertentu, jaitu dengan kebidjaksanaan dan budi jang baik, dengan pendidikan jang teratur rapi, dengan mudjadalah, ber-

tukar pikiran dan diskusi dengan tjara jang se-baik 2 -nja. Al-Quran dengan demikian mengadjarkan kepada penganutnja agar menghargai dan mendjundjung tinggi kejakinan dan pendirian sendiri dengan sungguh 2 , jang disertai menghargai hak pribadi orang lain untuk berbeda-paham dengannja. Toleransi jang diadjarkan oleh Al-Quran bukanlah se-mata 2 tole- ransi jang negatif. Akan tetapi toleransi jang mewadjibkan bagi tiap 2 pemeluknja untuk berdjuang, malah mempertaruhkan djiwanja dimana perlu, untuk mendjundjung kemerdekaan beragama, bukan bagi Agama

Islam sadja, akan tetapi djuga bagi agama 2 jang lain, agama 2 Ahli Kitab; memperlindungi kemerdekaan menjembah Tuhan dalam geredja, biara, synagoog dan mesdjid 2 dimana disebut nama Allah. Demikianlah adjaran Al-Quran dalam surat Al-Hadj, ajat 40. Ini adalah se-tinggi 2 bentuk toleransi, jang umat manusia kini ma-, sih dalam memperdjuangkannja didalam negara 2 modern sekarang ini. Dengarkan bagaimana seorang Muslim harus bersikap dan ber- tindak terhadap sesamanja manusia jang beragama lain, seperti jang diadjarkan oleh Al-Quran, surat As-Sjura : 15 :

„ Aku disuruh supaja berlaku adil terhadap kamu. Allah adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu. Tidak ada persengketaan agama diantara kami dengan kamu; Allah djuga jang akan mempertemukan kita dan kepada-Njalah kita kembali semuanja" .

Begini keluasan dan kebesaran djiwa jang harus dimiliki oleh tiap 2 orang jang mendjundjung Al-Quran sebagai pedoman hidupnja jang 277 Begini keluasan dan kebesaran djiwa jang harus dimiliki oleh tiap 2 orang jang mendjundjung Al-Quran sebagai pedoman hidupnja jang 277

dan Negara kita, mempunjai dua tiga atau lebih aliran 2 agama. Saja berseru kepada seluruh Muslimin di Tanah Air kita ini: „ Lak- sanakanlah dengan njata kebesaran djiwa dan tasamuh ini dalam hidup se-hari 2 !".

Ketahuilah, bahwa kita ini diukur orang dari sikap dan amal kita jang njata, bukan dari utjapan beberapa orang sadja. Dan kita bertanja sistem kehidupan manakah gerangan, selain Agama Islam jang demikian tegas meletakkan dan mempertahankan kemerdekaan beragama serta meletakkan dasar pendjaga keragaman hidup antar-agama ?

M emberantas racialisme dan xenophobie. Adapun bangsa dan suku-bangsa adalah satu kenjataan dan tidak seorangpun dapat memungkirinja. Quran datang bukan untuk mengha- puskan bangsa dan kebangsaan. Ditegaskan bahwa Tuhan mendjadi-

kan manusia ber-bangsa 2 dan ber-suku 2 bangsa. Dan diterangkan pula bahwa suku-bangsa dan bangsa 2 itu adanja, adalah untuk litdaraju kenal-mengenal, harga-menghargai, memberi dan menerima antara satu dengan jang lain. Diterangkan pula bahwa perbedaan warna kulit bukanlah mendjadi ukuran bagi tinggi atau rendahnja deradjat salah satu bangsa. Adapun tinggi atau rendahnja deradjat seseorang tergan- tung kepada takwanja kepada Tuhan dan tinggi atau rendah nilai hidupnja terhadap sesama manusia.

Islam djauh dari pada menghapuskan atau membatalkan pengertian bangsa dan kebangsaan, tapi meletakkan dasar 2 jang sehat untuk hidup suburnja suatu bangsa didalam pergaulan kekeluargaan bangsa 2 . Kita mengetahui bagaimana akibatnja apabila ketjongkakan tentang bangsa dan warga sudah meradjalela.

Kita lihat bagaimana warna kulit di Afrika Selatan, di Amerika Serikat telah menimbulkan soal 2 , jang rupanja tidak dapat djuga diatasi dalam zaman demokrasi modern sekarang ini. Kita mengetahui bagai- mana tjelakanja kehidupan sesuatu bangsa apabila sudah memuntjak mendjadi racialisme sebagaimana dalam filsafah hidup kaum Nazi.

Dan sedjarah djuga menundjukkan kepada kita, bagaimana tjelakanja apabila tjinta kepada bangsa dan tanah air, merosot mendjadi ketjong-

„ Perumusan Pantjasila adalah hasil musjawarat antara para pe- mimpin 2 pada saat taraf perdjuangan kemerdekaan memuntjak ditahun 1945. Saja pertjaja bahwa didalam keadaan jang demikian, para pemimpin jang berkumpul itu, jang sebagian besarnja adalah beragama Islam, pastilah tidak akan membenarkan sesuatu perumusan jang menurut pandangan mereka, njata bertentangan dengan asas dan adjaran Islam.

Ringkasnya :