ELAKKAN BENTJANA NASIONAL

3. ELAKKAN BENTJANA NASIONAL

Pelbagai mosi dalam Parlemen, antaranja soal perdjandjian per- damaian dengan Djepang telah meliputi perhatian sebagian besar dari Pemerintah dan pemimpin 2 politik diibu-kota. Pergolakan di-daerah 2 jang merupakan bentrokan jang bertambah sengit antara alat 2 kekuasaan Pemerintah dengan gerombolan bersendjata, penangkapan pemuka 2 rak- jat dari bermatjam tjorak, semuanja itu se-akan 2 sudah agak djauh dari pusat perhatian para pemimpin jang bertanggung-djawab. Pergolakan di Djawa Barat jang tak kundjung berhenti, rupanja terasa sudah agak „ basi". Apa jang sedang berlaku di Sulawesi seka- rang ini memang „ aktuil", tetapi tempatnja agak djauh dari „ Pusat". Lantaran itu agak djauh pula ia dari pusat perhatian.

Maka karena itulah kita disini hendak minta perhatian istimewa kepada soal Djawa Barat dan Sulawesi Selatan ini, jang mungkin akan ber-larut 2 mendjadi satu „ tragedi", kalau kita tidak awas ! Di Djawa Barat bentrokan itu sudah berbilang tahun. Bukan lan- taran Pemerintah bertindak kurang tegas. Sudah beribu tahanan dan tawanan dalam kamp di Nusakambangan. Sudah banjak darah meng- alir timbal-balik.

1. Tak seorangpun dapat menuduh bahwa usaha alat 2 kekuasaan tak tjukup radikal atau kekurangan perkakas. Alat 2 modern dari sendja- ta ringan sampai berat, dari tank sampai kapal udara sudah dipergu- nakan. Tentara bekerdja sungguh 2 , tidak kenal mengasoh. Memang semendjak Proklamasi, 6 tahun sampai sekarang, tentara di Djawa Barat chususnja tak kenal ngasoh. Mula 2 menghadapi tentara Serikat, sesudah itu melawan tentara Belanda, baik dalam pertempuran frontal ataupun dalam gerilja, sekarang ini menghadapi pengatjau jang keba- njakan tadinja teman seperdjuangannja. Tentang kesungguhan pihak tentara tak ada jang dapat disesalkan. Tetapi hasilnja belum djuga kelihatan !

Kenapa ? Kenapa satu daerah seperti Pasundan jang penduduknja terkenal sebagai suku jang halus-budi, djadi sematjam itu ? Sudah masanja kita membuat balans. Kuntjinja tidak terletak pada soal keradikalan tindakan jang diambil, tapi adalah terletak pada manu- sianja dan tjaranja.

Ber-tahun 2 tetap disatu daerah, tak putus 2 -nja menghadapi lawan jang memakai taktik gerilja, adalah suatu tugas jang melampaui ke- kuatan pasukan 2 tsb. : physik, terutama psychis.

Semua tindakan dari pihak pasukan jang mendjauhkan tentara dari rakjat dan jang mudah sekali disebut orang dengan perkataan „ demo- ralisasi", sebagian besar timbul dari psychische overspanning itu.

Tanda 2 jang menundjukkan keadaan demikian itu sudah tjukup banjak. Sudah datang saatnja pasukan jang ber-tahun 2 melakukan tu- gasnja jang amat berat itu di-aploes, digantikan oleh pasukan jang masih segar dari lain tempat. Pengalaman dengan pasukan baru seperti Bataljon „ Kurandji" dan „ Pagarrujung" menguatkan pendapat ini.

2. Dalam pertempuran antara tentara dan gerombolan bersendjata selama ini jang tidak bersipat frontal, dimana sering kali gerombolan mengelakkan pertempuran, jang paling lama dapat bertahan ialah pihak jang lebih banjak menawan hati dan simpati rakjat.

Djustru lantaran faktor psychis jang disebut diatas, seringkali gerombolan jang menggunakan taktik gerilja, dalam merebut hati rakjat, mendapat kemenangan. Dan djika terror jang mereka lakukan terhadap rakjat dibalas dengan tindakan jang begitu djuga sipatnja, akibatnja hanjalah bahwa penduduk terus akan hidup tertekan dan ke- dudukan tentara mendjadi geisoleerd, terpisah dari rakjat, karena rakjat jang djustru diharapkan bantuannja, merasa dirinja terantjam dari se- gala pihak hingga ia bersikap pasif dan mendjauhkan diri.

Sebagai satu reaksi jang logis dari perasaan didjauhi oleh rakjat disekelilingnja, menjebabkan pihak tentara bertambah tjuriga, dan ini mengakibatkan penangkapan 2 dan penahanan besar 2 -an. Inipun menam- bah besarnja djurang antara rakjat dan tentara, sehingga satu ketika tentara se-akan 2 bukan lagi menghadapi gerombolan tetapi menghadapi rakjat, jakni rakjat jang merasa terdjepit antara kedua pihak. Dengan tidak dimaui lambat laun tentera kita terdorong kepada satu posisi jang menjerupai posisi Knil dulu menghadapi gerilja T.N.I.

Tak dapat disangkal bahwa dengan demikian keadaan merupakan satu vicieuse-cirkel satu lingkaran jang tak berudjung-pangkal, jang

menjebabkan keadaan djadi ber-larut 2 .

Satu 2 -nja djalan untuk keluar dari vicieuse-cirkel ini, ialah mengu- bah sama sekali taktik jang diturut sekarang. Bukan antjaman dan tangkapan besar 2 -an, akan tetapi menimbul- kan kembali kepertjajaan dikalangan rakjat dan pemuka 2 -nja. Dengan tingkah laku dan tindakan jang menimbulkan perasaan dikalangan me- reka, bahwa mereka dilindungi oleh alat 2 Negara, akan menambahkan kepertjajaan kepada penduduk umum bahwa alat 2 Pemerintah mampu 309 Satu 2 -nja djalan untuk keluar dari vicieuse-cirkel ini, ialah mengu- bah sama sekali taktik jang diturut sekarang. Bukan antjaman dan tangkapan besar 2 -an, akan tetapi menimbul- kan kembali kepertjajaan dikalangan rakjat dan pemuka 2 -nja. Dengan tingkah laku dan tindakan jang menimbulkan perasaan dikalangan me- reka, bahwa mereka dilindungi oleh alat 2 Negara, akan menambahkan kepertjajaan kepada penduduk umum bahwa alat 2 Pemerintah mampu 309

Satu tingkat lagi, akan timbul keinsafan, bahwa merekapun me- mikul kewadjiban untuk turut bertanggung-djawab dan berusaha aktif untuk mengembalikan ketenteraman djiwa lahir dan batin dikalangan desanja.

Memang ini bukan pekerdjaan jang mudah. Ia berkehendak kepada ketetapan pendirian (resoluutheid) dan keberanian mengambil risiko. Tetapi satu hal jang sudah pasti, ialah : soal masjarakat seperti ini tidak ada satu pemerintahpun dapat mengatasinja dengan tidak membangkitkan dan menggerakkan tenaga dalam masjarakat itu sen- diri untuk dapat menjelesaikannja. Dengan demikian gambaran seperti sekarang, dimana Pemerintah berhadapan sendirian dengan masja-

rakat, akan berubah djadi keadaan dimana anasir 2 destruktif dihadapi oleh bagian 2 jang konstruktif dati masjarakat sendiri, ber-sama 2 dengan Pemerintah.

3. Bisakah pekerdjaan jang sematjam ini se-mata 2 diserahkan kepada tentara. Tidak! Disini kita sampai kepada soal pembagian tugas jang sampai sekarang belum mendapat perindahan semestinja. Setiap waktu orang mengemukakan soal mengembalikan keamanan, jang se-

lalu orang ingat kepada „ tentara". Se-olah 2 tentara-lah sadja jang harus dipikuli kewadjiban itu. Akibatnja kewadjiban tentara ber-timbun 2 . Soal operasi, soal pengungsian, soal membuat kamp tawanan, soal me- meriksa tawanan, malah sampai kepada memelihara dan mendidik

anak 2 jang kehilangan keluarga dan rumah dari daerah 2 -pertempuran, diselenggarakan oleh tentara. Herankah kita, apabila tentara mendjadi overbelast, memikul beban jang tak terpikul, dengan segala akibat 2 -nja dari keadaan jang demikian ini ! Tak perlu dikupas dimana terletak kesalahan, entah didalam me- ngertikan S.O.B. jang mendjadi dasar tindakan, entahpun lantaran djawatan 2 sipil dan pamongpradja lekas rela terdesak kepada posisi jang pasif itu. Tapi jang sudah terang ialah, bahwa tjara penjelesaian jang integral dengan tjara jang terlalu dipusatkan pada tindakan ketenta-

raan se-mata 2 tidak memberi hasil jang memuaskan. Sudah lama dirasakan bahwa soal keamanan bukanlah se-mata 2 soal sendjata. Chususnja soal keamanan jang sangat ber-belit 2 seperti di Djawa Barat. Ia hanja dapat dihadapi serentak dari bermatjam pihak,

jang kokoh dari masjarakat dan pemimpin 2 -nja.

Kompetensi dan tanggung-djawab para Bupati terhadap daerahnja perlu dikembalikan dengan ber-angsur 2 . Dengan demikian Bupati dengan aparatnja sampai kepada lurah dapat dirangkaikan kedalam usaha-besar ini dengan tjara jang lebih aktif.

Sedjalan dengan tindakan operatif, djawatan 2 kemakmuran, sosial dan transmigrasi segera memindahkan puluhan ribu orang jang sudah kehilangan rumah dan mata pentjaharian ke-daerah 2 jang aman : di Banten, di Sumatera Selatan dll. Djawatan penerangan harus bertindak mengadakan pembaharuan djiwa dan memberantas pandangan 2 jang sesat (mentale omschakeling). Semua pengalaman jang pahit 2 di Djawa Barat ini perlu mendja- di pedoman buat menghadapi Sulawesi Selatan. Mudah 2 -an dengan demikian Sulawesi Selatan tidak akan mengakibatkan bentjana nasional. Semua ini perlu kepada uang dan tenaga. Memang menukar pasukan jang sudah terlampau tjape dengan

jang lebih segar dan terpilih, menukar taktik dengan membangkitkan tenaga masjarakat sebagai kawan, memikat kembali hati rakjat jang sudah mendjauhkan diri atau bersikap masa-bodoh, mengentengkan

beban tentara dengan mem-bagi 2 -kan tugas dan pertanggungan-djawab mereka antara djawatan 2 dan alat 2 Pemerintah sehingga segala sesuatu tidak lagi bersifat „ tentara-centris", akan melantjarkan tindakan ber- sama antara alat 2 kekuasaan dan djawatan 2 tsb. dari berbagai sudut. Semua ini tidak sadja memerlukan uang, tapi djuga perlu kepada ke- beranian merintiskan djalan baru, kepada takt (kebidjaksanaan), kepada pengertian akan djiwa masjarakat dan kepada tindakan tegas jang

berentjana, lebih dari jang telah lalu. Memang ! Tapi ini satu 2 -nja djalan. Sebab jang ditempuh sekarang adalah djalan buntu !