KEMERDEKAAN MEMBAWA TANGGUNG-DJAWAB.

13. KEMERDEKAAN MEMBAWA TANGGUNG-DJAWAB.

Djuga bagi Partai Oposisi.

Delapan tahun jang lalu bangsa kita serentak bangun menjatakan kepada seluruh dunia tekad-bulat untuk mendjadi bangsa jang merdeka. Pada waktu itu modal kita hanja setjarik kertas Proklamasi, berisi be- berapa kalimat jang sederhana. Tetapi dibelakang kalimat itu ada ke- kuatan jang tidak terlihat.

Kekuatan itu adalah persatuan jang kokoh laksana badja dari se- gala lapisan rakjat Indonesia. Persatuan ini telah mendjadi motor jang menggerakkan semangat rakjat di-mana* sehingga pekik „ merdeka" ber- gemuruh sampai di pelosok jang se-ketjiP-nja.

Dengan dikaruniai Tuhan Jang Maha Esa, persatuan rakjat jang kokoh itu telah lulus melalui revolusi kemerdekaannja dan telah dapat merebut tempatnja diantara bangsa 2 jang merdeka lainnja didunia. Perdjuangan kemerdekaan itu telah banjak meminta kurban dari kita: beratus-ribu bunga-bangsa telah gugur dimedan perdjuangan mengurbankan djiwa-raganja, darahnja membasahi bumi pertiwi dan tulang-belulangnja berserakan diseluruh Nusantara. Beratus-ribu rumah telah hangus mendjadi abu, beratus desa jang hantjur-luluh mendjadi

puing dan tiada terhitung djumlahnja kanak 2 jang kehilangan bapak, isteri jang kehilangan suami dan orang-tua jang kehilangan anaknja. Dalam revolusi kemerdekaan itu kita mengalami pasang-surutnja perdjuangan. Dua kali pendjadjah Belanda telah melantjarkan aksi mi- liternja terhadap Negara kita. Pemimpin 2 kita telah dibunuh, ditangkap dan dibuang, dipisahkan dari rakjat, tetapi dengan semangat jang pan- tang mundur, kita telah dapat meliwati semua udjian itu.

Sekali, malahan sebagian dari bangsa kita sendiri, telah sedia me- nikam Republik dari belakang dengan mentjetuskan Pemberontakan M a- diun, sewaktu dari muka kita sedang dikepung oleh Belanda. Tetapi „ halaman hitam"

dari sedjarah kemerdekaan itu, djuga telah kita liwati dengan kemenangan - bagi kita. Sekarang kita telah mendjadi bangsa merdeka. Bendera kita telah berkibar diseluruh dunia disamping bendera negara 2 lainnja jang mer- deka. Bangsa kita sekarang sudah berkuasa ditanah airnja sendiri. 287

Apakah dengan demikian perdjuangan kita telah selesai ?

Pada beberapa daerah keamanan belum terpulihkan. Kereta api

antara tentara dengan gerombolan 2 masih terus, dan Angkatan Perang kita telah dikerahkan untuk membasmi gerombolan 2 jang merasa tidak puas dengan keadaan dan menempuh djalan jang sesat. Sajangnja tjara 2 penindasan gerom- bolan 2 itu pada saat ini masih menghadapi djalan buntu.

Pertempuran

Disamping itu hasil padi tidak mentjukupi. Djiwa jang harus diberi makan bertambah dengan k.l. 1 djuta setiap tahun. Makanan terpaksa dimasukkan dari luar negeri, dibeli dengan devizen. Konjunktur turun, devizen merosot, deficit dalam anggaran belandja Negara semakin ber- tambah. Keinsafan, bahwa kesedjahteraan rakjat hanja dapat dibeli dengan keringat dan membanting tulang, tidak kundjung merata. Sumber produksi runtuh satu demi satu. Korupsi dan krisis achlak ma- kin meradjalela. Sebaliknja dari pada perdamaian nasional jang sering di- gembokkan, jang timbul ialah polarisasi „ pertentangan" dalam masja-

rakat jang makin lama semakin tadjam, dengan segala akibat 2 -nja. Keadaan ini djauh dari pada menggembirakan, malah ada sebagian dari kita jang ber-tanja 2 : „ Apakah ini jang dinamakan kemerdekaan itu ? Ini susah, itu sulit, ini salah, itu keliru !" Djawabnja : „ Ja, inilah kemerdekaan !"

Soal 2 jang sekarang memusingkan kepala itu, seperti soal keamanan, soal kesedjahteraan rakjat, soal pendidikan dsh. itu ada disetiap zaman dan disetiap negara, djuga dizaman pendjadjahan dahulu.

Bedanja ialah, dulu tak pernah kita menghadapinja- sendiri. Jang menghadapinja adalah orang lain, jang bertanggung-djawab orang lain, sedangkan kita hanja dapat membatasi diri dengan berdiri dipinggir djalan, menonton dan menggerutu.

Memang kemerdekaanlah jang membawa akibat, bahwa kita sendiri sekarang jang harus menghadapinja dengan langsung. Dahulu kita bisa tinggal diam dengan menggerutu dan membiarkan orang lain menjele- saikannja.

Sekarang kita boleh djuga menggerutu, tapi kita djuga jang harus menjelesaikannja. Makin langsung kita menghadapi segala persoalan, makin banjak soal 2 jang terlihat jang belum pernah dimimpikan tadinja. Dan soal 2 ini belum akan berkurang, akan tetapi malah akan bertambah

Itulah pembawaan Kemerdekaan. Kemerdekaan membawa pertanggungan-djawab jang langsung bagi bangsa jang ingin mengatur diri-sendiri. Kemerdekaan membawa seribu satu soal jang harus dipetjahkan sendiri. Kemerdekaan membawa ke-

sedaran akan kekurangan 2 dan kekuatan 2 kita jang sesungguhnja. Ke- merdekaan membawa udjian. Udjian membukakan djalan bagi perkem- bangan kekuatan pribadi lahir dan batin, perseorangan atau bangsa.

Kesempatan untuk menempuh udjian itu, itulah dia Kemerdekaan.

Didalam menempuh udjian ini, kita kaum Muslimin, sebagai djuga didalam revolusi kemerdekaan jang telah kita liwati, mempunjai funksi jang penting. Kita kaum Muslimin Indonesia turut memikul-tanggung djawab jang berat terhadap keselamatan dan pembangunan Negara.

Banjak orang jang bertanja kepada saja, apa jang akan diperbuat oleh M asjumi sebagai partai jang didukung oleh bagian terbesar kaum M uslimin Indonesia, dengan tidak duduknja Masjumi itu sekarang dalam pemerintahan. Djawabnja: „ Tanggung-djawab kaum M uslimin Indonesia jang berdiri dibelakang M asjumi, tidak dinilai djika Masjumi duduk dalam, pemerintahan. Didalam atau diluar pemerintahan kami tetap akan mendjaga kesedjahteraan Negara kita!"

Sebagai partai oposisi, Masjumi tidak dapat melepaskan tanggung- djawabnja terhadap Negara dan bangsa. Perbaikan nasib rakjat dan kesedjahteraan tetap akan dirasakan sebagai tanggung-djawab Masjumi meskipun dia berada diluar pemerintahan. Sebagai partai oposisi Masju- mi tidak boleh berdiri menonton dipinggir djalan sambil menggerutu.

Saja hendak mengingatkan kembali kepada seruan saja beberapa hari jang lalu dalam mana saja katakan, bahwa oposisi jang akan dilaku- kan oleh Masjumi adalah dengan tjara 2 jang lazim dalam negara de- mokrasi. Tetapi dalam pada itu saja djelaskan, bahwa bagi Masjumi kedudukan oposisi mempunjai funksi dan tugas, jang sudah ada dasar-

nja dalam adjaran 2 Islam, jang berpokok kepada amar-ma'ruf nahi-mun- kar, satu perintah Ilahi jang tidak mengenai ruang dan waktu. Orang mengartikan ini bahwa Masjumi akan melakukan oposisi jang „ loyal". Djika jang dimaksud dengan perkataan „ loyal" ini, bah- wa Masjumi tidak akan meninggalkan tjara 2 jang lazim dilakukan dalam negara 2 demokrasi oleh suatu oposisi, saja dapat membenarkan-

M asjumi bukan satu „ quantite negligeable" jang dapat dikesam- pingkan begitu sadja, djika dia tidak duduk dalam pemerintahan.

Dalam menjambut hari ulang-tahun ke 9 dari Kemerdekaan kita ini, saja hendak memperingatkan bahwa kewadjiban kita di-hari 2 jang akan datang ini, — terutama kewadjiban kita kaum Muslimin Indonesia —, akan mendjadi lebih berat dan lebih sulit !

Kita harus meneruskan perdjuangan untuk menundjukkan kepada pedjuang 2 jang telah lebih dahulu meninggalkan kita kealam baka, bahwa Kemerdekaan jang telah mereka berikan itu tidak kita sia 2 -kan dan bahwa Kemerdekaan jang telah mereka tebus dengan djiwa-raganja itu benar 2 akan mendjadi wasilah kearah Negara jang berkebadjikan dan diliputi keridaan Ilahi. Bekerdjalah pada tempat kita masing* J Dan kita jakin bahwa Tuhan akan mengaruniai kita „ sulthanan- nashira" , kekuatan langsung dari pada-Nja ! Nashrun minallahi, wa fathun qarieb l

Djakarta, mendjelang Hari Kemerdekaan.

17 Agustus 1954

293