Bagaimana mungkin Quran jang memantjarkan tauhid, akan ter- dapat a priori bertentangan dengan idee Ketuhanan jang Maha Esa ?

1. Bagaimana mungkin Quran jang memantjarkan tauhid, akan ter- dapat a priori bertentangan dengan idee Ketuhanan jang Maha Esa ?

2. Bagaimana mungkin Quran jang adjaran 2 -nja penuh dengan kewa- djiban menegakkan 'adalah idjtima'ijah bisa a priori bertentangan dengan Keadilan Sosial ?

3- Bagaimana mungkin Quran jang djustru memberantas sistem feodal dan pemerintahan istibdad se-wenang 2 , serta meletakkan dasar musjawarat dalam susunan pemerintahan, dapat a priori berten- tangan dengan apa jang dinamakan Kedaulatan Rakjat ?

4. Bagaimana mungkin Quran jang menegakkan istilah ishlahu bainan- nas sebagai dasar 2 jang pokok jang harus ditegakkan oleh umat Islam, dapat a priori bertentangan dengan apa jang disebut Perike- manusiaan ?

5. Bagaimana mungkin Quran jang mengakui adanja bangsa 2 dan meletakkan dasar jang sehat bagi kebangsaan, a priori dapat di- katakan bertentangan dengan Kebangsaan ?

Pantjasila berdjumpa dengan Qurdn : Pantjasila adalah pernjataan dari niat dan tjita 2 kebadjikan jang

harus kita usahakan terlaksananja didalam Negara dan bangsa kita. Maka apabila jang ditudju oleh sila pertama „ Ketuhanan Jang Maha Esa" itu ialah menegaskan kepada segala warganegara dan pen- duduk Negara serta dunia luar, bahwa sesungguhnja seorang manusia tak akan dapat memulai kehidupannja menudju kebadjikan dan keutama- an, kalau belum ia dapat menjadarkan dan mempersembahkan dirinja kepada Tuhan Jang Maha Esa, maka bagaimana Al-Quran akan ber- tentangan dengan sila jang demikian itu.

Berdasarkan atas kejakinan dan perpegangan kita atas adjaran 2 Al- Quran itu, maka sebagai bangsa Indonesia jang beragama Islam kita pertjaja dan pada tempatnjalah kita kedjasama dengan segenap suku 2 -

dan bangsa, saja berseru supaja djangan ter-buru 2 memberikan suatu kwalifikasi dan keputusan, apabila ponis dan keputusan itu se-mata 2 didasarkan atas istilah 2 jang oleh masing 2 pemakainja diberi tafsiran sendiri 2 , sebab bukanlah dengan tjara demikian kita seharusnja meman- dang pokok persoalannja.

Dalam pangkuan Our'dn, Pantjasila akan hidup subur. Satu dengan lain tidak a priori bertentangan tapi tidak pula identik (sama).

Dimata seorang Muslim, perumusan Pantjasila bukan kelihatan

a priori sebagai satu „ barang asing" jang berlawanan dengan adjaran Al-Quran. Ia melihat dalamnja satu pentjerminan dari sebagai jang ada pada sisinja. Tapi ini tidak berarti bahwa Pantjasila itu sudah

identik atau meliputi semua adjaran 2 Islam. Pantjasila memang mengan- dung tudjuan 2 Islam, tetapi Pantjasila itu bukanlah berarti Islam. Kita berkejakinan jang tak akan kundjung kering, bahwa diatas tanah dan dalam iklim Islamlah, Pantjasila akan hidup subur. Sebab Iman keper- tjajaan kepada Tuhan Jang Maha Esa itu tidak dapat ditumbuhkan

dengan se-mata 2 hanja mentjantumkan kata 2 dan istilah „ Ketuhanan Jang Maha Esa" itu sadja didalam perumusan Pantjasila itu.

Berlainan soalnja djika ..................... Berlainan soalnja, apabila sila Ketuhanan Jang Maha Esa itu hanja

sekedar buah bibir, bagi orang 2 jang djiwanja sebenarnja sceptis dan penuh ironi terhadap agama ; bagi orang ini dalam ajunan langkahnja jang pertama ini sadja Pantjasila itu sudah lumpuh. Apabila sila perta-

ma ini, jang hakikatnja urat-tunggal bagi sila 2 berikutnja, sudah tum- bang, maka seluruhnja akan hampa, dan amorph, tidak mempunjai

Apa isi dan tafsir Pantjasila ? Pantjasila sebagai perumusan dari lima tjita kebadjikan seperti

ditjeritakan diatas, tidak seorangpun dari penjusunnja memegang mono- poli untuk menafsirkan sendiri dan memberi isi sendiri kepadanja.

Masing 2 putera Indonesia merasa berhak memberi isi pada perumusan itu. Kita mengharapkan supaja Pantjasila dalam perdjalanannja men- tjari isi semendjak ia dilantjarkan itu, tidaklah akan diisi dengan adjaran jang me-nentang 2 kepada Al-Quran, Wahju Ilahi jang semendjak ber- abad 2 telah mendjadi darah daging bagi sebagian terbesar dari bangsa kita ini. Dan djanganlah pula ia dipergunakan untuk menentang terlaksana- nja kaidah 2 dan adjaran jang termaktub dalam Al-Quran itu, jaitu Induk-Serba-Sila, jang bagi umat Muslimin Indonesia mendjadi pe- doman hidup dan pedoman matinja, jang ingin mereka sumbangkan isi-

nja kepada pembinaan bangsa dan Negara, dengan djalan 2 parlementer dan demokratis.

Djangan buru 2 memponis: Djanganlah ter-buru 2 memutuskan ponis se-olah 2 Islam dan kaum Muslim itu hendak menghapuskan Pantjasila, atau se-olah 2 mereka tidak setia kepada Proklamasi, atau lain 2 sebagainja. Jang demikian itu sudah berada dalam lapangan agitasi jang sama sekali tidak beralasan logika dan kedjudjuran lagi.

Setia kepada Proklamasi itu bukan berarti bahwa harus menindas dan menahan perkembangan dan tertjiptanja tjita 2 dan kaidah Islam dalam kehidupan bangsa dan Negara kita. Tidaklah terletak dalam sipat dan funksinja Pantja Sila, untuk menahan atau melarang kita memperdjuangkan dengan djalan demokra- tis dan parlementer satu tjita 2 kenegaraan jang malah dapat menjubur- kan hidup lima tjita 2 kebadjikan jang tertjantum dalam Pantjasila itu.

Marilah pada hari Peringatan Nuzulul Quran ini kita serukan doa kepada Allah Tuhan Jang Maha Esa, supaja dibukakan-Nja hati sekalian kita kepada tuntunan jang terang-benderang, djelas dan sempurna tentang Agama Allah ini, sebagai jang termaktub dalam Al-Quran itu :

„ Djawablah panggilan Ilahi dan Rasul, apabila kamu dipanggil untuk menegakkan nilai 2 hidup jang menghidupkan"

(Q.s. Al-Anfal: 24). •

Ramadan 1373 M ei 1954

M endjelang 17 Agustus :