LINGKARAN JANG TAK BERUDJUNG-BERPANGKAL.

16. LINGKARAN JANG TAK BERUDJUNG-BERPANGKAL.

Setelahnja beberapa lama orang se-olah 2 tidak lagi ingat kepada tragedi jang sangat menjedihkan di Atjeh, jang telah berlaku semen- djak lYz tahun jang lalu, baru 2 ini umum terperandjat kembali men- dengarkan berita sedih jang telah terdjadi disana sebagai akibat dari

keadaan jang telah ber-larut 2 sampai sekarang ini.

Surat 2 kabar „ Peristiwa" dan „ Bidjaksana" jang terbit di Kutaradja telah menjiarkan kedjadian 2 di Tjot Djeumpa dan Pulot Leumpung dimana menurut berita itu telah terbunuh 93 orang rakjat. Berita itu dilengkapi dengan keterangan waktu dan nama 2 lengkap dari kur- ban peristiwa tersebut. Kabar itu tjukup mengerikan dan tentu melukai hati tiap 2 orang jang mendengarnja. Maka se-kurang 2 -nja harus dapat diharapkan dari Pemerintah tadinja, agar melakukan pemeriksaan setjepat mungkin, segera setelah berita itu tersiar. Dan agar diambil tindakan 2 jang perlu, berdasarkan hasil penjelidikan itu. Tetapi bukan itu jang di- anggap, penting oleh Pemerintah. Dengan serta-merta tanpa periksa lebih dahulu surat kabar „ Peristiwa" dipanggil oleh Kedjaksaan berdasarkan tjaranja menjiarkan berita itu.

Sesudah seminggu, barulah keluar keterangan dari pihak T.T. I mendjelaskan duduk perkara menurut pihak tentara. Sehingga se- karang ini orang banjak mempunjai dua lezing jang berbeda. Kedua matjam lezing itu, perbedaannja terletak bukan tentang feit atau ke- djadiannja, akan tetapi terutama ditentang rangkaian kedjadian de-

ngan keadaan 2 sebelumnja, dan tentang suasana dalam mana kedja- dian itu berlaku. Dalam pada itu sk. „ Peristiwa", dari pada berkurang malah ber- tambah kegiatan dan ketegasannja untuk menjiarkan berita 2 jang serupa dengan apa jang telah disiarkannja lebih dahulu itu. Pemerintah sendiri sampai sekarang belum kelihatan keaktifannja untuk menjelidiki hal ini dengan sungguh 2 , agar chalajak ramai ter- lepas dari pada perasaan gelisah seperti sekarang. Walaupun bagaimana djuga, lezing jang penghabisan dan jang harus diperpegang tentang kedjadian tersebut, dan jang amat me- njedihkan itu, adalah hanja sebagian dari pada peristiwa tragedi Atjeh dalam arti jang luas.

Demoralisasi dan ekses. Satu pengangkatan sendjata atau pemberontakan apabila sudah

diri dan dibiarkan ber-larut 2 , maka segala sesuatu akan terlepas dari kendali tarlgan pimpinan kedua belah pihak. Makin lama bentrokan itu berdjalan akan makin banjaklah ekses 2 jang terdjadi. Dan pada achirnja, jang mendjadi kurban dari segalanja itu adalah rakjat jang tidak bersendjata. Dalam segala bentrokan itu tidak ada pihak jang menang. Jang ada ialah pihak jang kalah ! Jang kalah ialah rakjat Indonesia. Kerugian djiwa, kerugian materi dan kerugian moril, apa- kah rakjat Indonesia itu berbadju seragam atau tidak berbadju se- ragam, bersendjata atau tidak bersendjata. Ini adalah akibat dari pada

tiap 2 apa jang dinamakan perang-saudara. Dan apa jang terdjadi di Atjeh, di Sulawesi ataupun di Djawa Barat tidak kurang dari pe- rang-saudara. Maka makin berlarut perang-saudara itu, makin banjak ekses jang timbul, makin besar dendam dari kedua belah pihak jang

bertempur dan makin banjak timbul gedjala 2 demoralisasi dengan segala matjam bentuknja. Maka makin susahlah kedua belah pihak menghela surut, dan makin d jauhlah kemungkinan penjelesaian !

Uluran tangan ditampik. Inilah jang kita peringatkan 1% tahun jang lalu, sewaktu pe- ristiwa Atjeh masih muda. Kita peringatkan supaja Pemerintah segera mengambil tindakan 2 untuk penjelesaian, sebelumnja timbul kom- plikasi 2 baru. Kita tundjukkan bahwa satu 2 -nja penjelesaian ialah penjelesaian beserta, bukan tanpa pihak jang mengangkat sendjata. Diwaktu itu harapan masih besar bagi menempuh djalan jang de- mikian. Dan kita rasa Perdana Menteri belum akan lupa bahwa di- waktu itu ada tjukup uluran-tangan dari pihak jang bukan oposisi dan boleh dikatakan akseptabel bagi semua pihak, malah dari pihak oposisipun tjukup uluran-tangan untuk mentjari penjelesaian jang dapat menghindarkan pemborosan djiwa dan tenaga. Akan tetapi

usaha jang demikian itu ditampik mentah 2 . Pemerintah silau matanja, tidak dapat melihat kemungkinan terdjadinja proses jang membawa Negara kedalam satu lingkaran jang tak berudjung-berpangkal se-

perti sekarang ini. Pemerintah dan pendukung 2 -nja hanja meletakkan seluruh kepertjajaannja kepada kekuatan materi: Sendjata ! dan sen- djata ! dan sendjata ! Akibatnja ialah apa jang kita lihat sekarang ini !

Sekali lagi kita bertanja sampai berapa lamakah lagi Pemerin- 415- Sekali lagi kita bertanja sampai berapa lamakah lagi Pemerin- 415-

19 M aret 1953