KERAGAMAN HIDUP ANTAR - AGAMA.
17. KERAGAMAN HIDUP ANTAR - AGAMA.
Takut ! Ada orang jang berkata bahwa takut adalah penasihat jang tidak baik. Dari orang jang penuh ketakutan dan kekuatiran, susah diha- rapkan pandangan jang djernih dalam menilai sesuatu keadaan. Me- nurut istilah orang sekarang, tidak mudah baginja melihat sesuatu dengan ukuran jang sebenarnja. Tambahan pula, takut apabila su- dah sampai kepuntjaknja, akan dipakai djadi sumber kekuatan oleh
jang takut, dengan tjara 2 orang didalam ketakutan, dengan segala akibat^-nja, jakni dengan terburu nafsu dan sebagainja dengan hasil jang sama sekali tidak diharapkannja sendiri.
Pada galibnja, kekuatan jang bersumber pada ketakutan dan di- pergunakan dalam ketakutan, akibatnja ialah kerusakan !
Dikalangan masjarakat kita sekarang ketakutan sering kali mem- pengaruhi djalan pikiran orang dan kalau kita tidak sama 2 awas, ke- takutan inipun mungkin mendjadi salah satu pendorong, dari pikiran dan langkah 2 selandjutnja. Saja tidak hendak mengupas falsafah takut ini dengan setjara ber- dalam 2 dan bukan pula maksud saja untuk membitjarakan takut da- lam bentuk takut rugi, takut ditangkap atau takut dimutasikan, jang djuga mulai meradjalela sekarang ini.
Tetapi saja ingin meminta perhatian kita kepada satu matjam ketakutan jang tumbuh dikalangan bangsa kita jang tidak seagama dengan kita.
Tatkala Undang 2 Dasar Sementara R.I. jang sekarang ini dibitja- rakan dalam Parlemen, ternjata bahwa pasal 18 U.U.D.S. tersebut jang mendjamin kemerdekaan beragama di R.I. dirasakan oleh saudara 2 sebangsa kita jang beragama Kristen belum tjukup mendjamin kemerde- kaan beragama dinegeri ini.
Bunji pasal 18 tersebut: „ Setiap orang berhak atas kebebasan agama, keinsafan batin dan pikiran" . Ternjata bahwa ada sematjam ke-ragu 2 -an dikalangan para anggota Parlemen, terhadap sikap umat Islam disini, tentang kemerdekaan beragama ini. Ke-ragu 2 -an ini, sjukur sudah dapat dihilangkan dikalangan Parlemen, setelah menga- dakan rapat jang chusus tentang itu, dimana ketua fraksi Masjumi membentangkan pendirian Islam tentang pasal tersebut.
Habisnja ke-ragu 2 -an ini dikalangan Parlemen, belum berarti bah- wa ketakutan ataupun kekuatiran didalam masjarakat tentang sikap
menghilangkan kekuatiran 2 tersebut.
Usaha ini tidak dapat didjalankan oleh 1 a 2 orang sadja, akan tetapi harus dilakukan oleh masing 2 kita, sebab, ini mengenai satu segi dari ideologi kita jang harus kita dukung, kita tumbuh dan suburkan dalam masjarakat seluruh bangsa kita umumnja. Sudah ada satu tjita 2 kemerdekaan beragama jang diadjarkan oleh Islam dan jang diketahui oleh orang banjak, dan jang merupakan tjara pemetjahan soal jang dihadapi oleh Negara kita, jakni: „ Mendjaga keragaman hidup di- dalam lingkungan R.I. ini jang terdiri dari penduduk jang ber-beda 2 agamanja.
1. Perlu ditegaskan bahwa tauhid pada hakikatnja adalah suatu revolusi ruhani jang membebaskan manusia dari pada kungkung-
an dan tekanan djiwa dengan arti jang se-luas 2 -nja. Tauhid mem- bebaskan manusia dari pada segala matjam ketakutan terhadap benda dan tachjul dalam bentuk apapun djuga. Tauhid memba- wa orang iman kepada Tuhan, terhadap Siapa dia menunduk- kan djiwanja. Keimanan kepada Tuhan itu diperoleh dengan djalan jang bersih dari pada segala matjam paksaan.
Adalah sunatullah, bahwa sesuatu kejakinan jang se-benar 2 -nja kejakinan, tidak dapat diperoleh dengan paksaan !
2. Maka agama jang se-benar 2 -nja agama, menurut Islam ialah agama jang sesuai dengan sunatullah ini. Jakni tidaklah bernama agama- djika agama itu hanja berupa buah bibir, sekedar peme- liharaan diri dari bahaja luar, tidak tumbuh subur didalam djiwa jang bersangkutan. Berkenaan dengan ini tegas Islam mengemu- kakan kaidahnja : „ Tidak ada paksaan dalam agama" . (Al-Quran). Ini pokok pandangan Islam terhadap agama umumnja.
3. Keimanan adalah karunia Ilahi, jang hanja dapat diperoleh dengan adjaran dan didikan jang baik, dengan dakwa dan panggilan jang bidjaksana serta diskusi (mudjadalah) jang sopan dan teratur. Umat Islam berpegang kepada chithah memanggil orang kedjalan Allah sebagaimana jang disebutkan dalam Al-Quran : panggillah
kebidjaksanaan dan pendidikan jang baik dan bertukar pikiranlah dengan tjara jang lebih baik" . Orang
dengan
Islam hanja disuruh memanggil, sekali lagi memanggil ! Memang- gil dengan tjara jang bersih dari segala jang bersipat paksa.
Didalam pergaulan hidup se-hari 2 , dimana perbedaan tidak dapat dipertemukan, perbedaan tentang paham, amal, agama dan se- bagainja, maka seorang Islam tidak boleh tinggal pasif dan tenggelam
melihat persimpang-siuran perbedaan 2 itu. Perbedaan tentang ibadah dan agama, tidak boleh menjebabkan putus asanja seorang Muslim didalam men- tjari titik persamaan jang ada didalam agama 2 itu. Seorang Muslim itu diwadjibkan untuk mengambil inisiatif, mendjernihkan kehidup- an antar-agama dengan memanggil orang 2 jang beragama lain, jang mempunjai Kitab berpedoman kepada Wahju Ilahi : „ Ja, Ahli Kitab, marilah bersama 2 berpegang kepada Kali- mah jang bersamaan antara kami dan kamu, jaitu bahwa kita tidak akan sembah selain Allah dan kita tidak akan mem- persekutuan-Nja
serta lumpuh
hatinja
(Al-Quran, surat Ali-Imran: 64).
Umat Islam harus tahan hati dan tidak boleh dipengaruhi oleh hawa nafsu walau dari manapun datangnja, dari dalam atau dari luar, dalam menegakkan kedjernihan hidup antar-agama ini.
Dengan penuh kejakinan akan kebenaran jang ada pada sisinja dan keluasan dada jang ditimbulkan oleh kalimat tauhidnja, — kalimat tauhid jang membawa kejakinan kepadanja, bahwa Allah adalah Tuhan bagi segenap manusia, maka seorang Muslim ha- rus memantjarkan disekelilingnja djiwa tasamuh dan toleransi dalam menghadapi agama lain. Adjaran Islam menghadapi orang jang berlainan agama, adalah sebagai berikut:
„ Katakanlah : Aku diperintah untuk berlaku adil diantara kamu, Allah adalah Tuhan kamu dan Tuhan kami; bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu dan tidaklah ada perselisihan antara kamu dan kami. Allah akan menghimpun antara kamu dan kami. Dan kepadanjalah tempat kita semua kembali !(A1-Quran, surat As-Sjura: 15).
Toleransi jang diadjarkan oleh Islam itu, dalam kehidupan antar- agama bukanlah suatu toleransi jang bersifat pasif. Ia itu aktif ! Aktif dalam menghargai dan menghormati kejakinan orang lain.
Aktif dan bersedia senantiasa untuk mentjari titik persamaan antara ber-matjam 2 perbedaan. Bukan itu sadja ! Kemerdekaan
manja masing 2 , dan dimana perlu dengan mempertahankan djiwa- nja. Al-Quran mengadjarkan : „ Seorang Muslim diperintah untuk berdjuang memperta- hankan orang jang kena kezaliman, jaitu mereka jang diusir dari tempat kediamannja hanja lantaran mereka bertuhankan Allah. Ia harus berdjuang untuk mempertahankan biara 2 , ge- redja 2 , tempat 2 sembahjang dan mesdjid 2 jang didalamnja di- seru dan disebut nama Allah". Demikianlah tegasnja adjaran Islam berkenaan dengan hal ini. Dan demikian pula sunnah Djundjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. dan chithah amal para Sahabatnja, jang njata 2 dapat bertemu dalam tarich dan riwajat, dalam melaksanakan adjaran Islam dalam peri ke- hidupan antar-agama. Ini pulalah chithah jang hendak ditegakkan dan dilaksanakan oleh umat Islam, didalam negara R.I. ini. Se-mata 2 bukan lantaran apa 2 , tetapi lantaran mengharapkan keridaan Ilahi.
Setelah kita mendjeladjah apa jang tersebut diatas, maka kita hendak bertanja sekarang: Kalau tidaklah adjaran Islam jang men- djamin kemerdekaan beragama dan menjuburkan kehidupan beragama di Indonesia ini dengan tjara positif itu, tundjukkanlah ideologi ma- nakah lagi selain dari pada Islam jang mampu mengemukakan kon- sepsi jang lebih tegas dari pada jang diadjarkan oleh Islam itu.
Djawab pertanjaan diatas ini adalah : Kalau orang memang hen- dak mendjamin kemerdekaan agama dan hendak menegakkan ke- djernihan hidup antar-agama di-tengah 2 80 djuta penduduk Indonesia jang ber-matjam 2 agama ini sebagai dasar dari kesatuan Negara, maka tidak ada lain pemetjahan, melainkan memesrakan paham tersebut dan meluaskan paham itu dalam kepulauan Indonesia jang indah dan permai ini, jang memang watak rakjatnja pada dasarnja adalah bersipat tasamuh itu.
Tiap 2 orang jang berpikiran sehat, seorang patriot tanah air, ataupun seorang ahli negara jang hendak menegakkan kesatuan negara, tak dapat
Apa jang dibawa oleh Islam itu bukanlah monopoli umat Islam sadja, akan tetapi milik jang akan menjelamatkan kesedjahteraan pri- badi seluruh masjarakat dalam dunia ini.
Maka adalah kewadjiban dari tiap 2 umat Islam :