N opember 1945, lima tahun jang lalu, dan k emudian disam- 572
tanggal 10 N opember 1945, lima tahun jang lalu, dan k emudian disam- 572
2 but oleh pemuda 2 seluruh Indonesia, pemuda k ita dengan penuh elan dan ruh perdjuangan sutji, telah melawan k ek uatan asing jang sebenar-
Berkat pengurbanan pemuda 2 kita itu perdjuangan kemerdekaan berdjalan terus dan kini berdirilah tegak Negara Republik Indonesia. Kita berdoa agar kurban jang diberikan dengan ichlas itu tidak sia 2
dan arwah pahlawan 2 muda itu diterima dihadirat Tuhan. Dengan memperingati Hari Pahlawan ini hendaknya kita dapat mengambil api jang masih menjala dibawah timbunan abu sedjarah hari
10 Nopember 1945 itu, jakni bahwa pemuda Indonesia ternjata dapat menundjukkan perkembangan energi jang besar sekali kekuatan dan ketabahannya. Sesuai dengan keperluan waktu itu energi itu saudara 2 susun mendjadi kekuatan kompak-bulat untuk menghantjurkan kekua- saan dan kekuatan pendjadjah. Sekarangpun energi itu masih diperlu- kan oleh Tanah Air. Pelihara dan pupuklah energi itu ! Djangan ia
dibuang untuk pekerdjaan 2 jang kurang bermanfaat. Susunlah kembali supaja ia mendjadi kompak-bulat tidak terpetjah-belah untuk memba- ngun tjiptaan 2 sendiri jang lebih indah sebagai ganti apa jang sudah hantjur ! Sekarang Negara kita menghadapi kesulitan, meskipun lain sipat kesulitan itu. Lain sipatnja, tetapi tidak kurang sulitnya bagi Negara dari pada kesulitan 2 waktu 10 Nopember 1945. Djaminan keamanan harta benda dan djiwa di seluruh Indonesia harus disempurnakan. Pemerintah
se-baik 2 -nja. Keuangan Negara harus disehatkan. Ekonomi rakjat harus disentosakan. Hasil produksi harus dilipat-gandakan. Penjelidikan ilmu pengetahuan, pen-
didikan rakjat, usaha 2 dilapangan kesehatan perlu sekali dipergiat dan lain 2 sebagainja. Sungguh suatu pembangunan raksasa jang kita hadapi. Pun untuk ini Ibu Pertiwi sekarang memanggil pemuda-pemudinja. Pada waktunya dulu Tanah Air memerlukan pahlawan 2 sendjata, tetapi dilain waktu diperlukannya pula pahlawan 2 lain jang tak kurang
pentingnya, jakni pahlawan 2 pembangunan.
Saja menjerukan kepada segenap rakjat untuk menyempurnakan hasil perdjuangan jang telah ditebus dengan harga jang sangat mahal itu, jakni kurban puluhan ribu pahlawan muda Indonesia, 5 tahun jl.
10 Nopember 1950
5) ACHLAK DAN MORAL Pernah seorang filosof tatkala mendengar peristiwa Mi'radjnja
Nabi Muhammad s.a.w., naik dari bumi jang fana ini kealam jang aman tenteram itu berkata : „ Alangkah enaknja kalau aku dapat berbuat seperti Rasul Tuhan ini, aku naik dari masjarakat jang bobrok dan katjau ini kealam jang tinggi, ketempat jang dikundjungi Utusan Tuhan itu. Setibanja disana, aku tiada akan mau lagi turun, aku akan tetap dialam jang njaman itu ; buat apa kembali kealam jang penuh dengan kesukaran dan kesulitan ini".
Memang bagi tiap 2 djiwa jang sudah tiada tawakal lagi, jang sudah penuh dengan kekesalan, jang sudah lepas dari rasa „ muth- mainnah", ketetapan hati, hendak larilah ia dari laut dan darat, bahkan ada djuga djiwa jang hendak lepas dari dunia ini seluruhnja. Akan tetapi Muhammad s.a.w. bukanlah demikian, ia pernah meng-
hadapi kesulitan jang ber-timpa 2 , perdjuangan jang penuh dengan kesukaran, tetapi ia tidak pernah meminta supaja ia djangan dikem- balikan ketengah masjarakat jang katjau ini, ia tiada pernah meminta supaja dilepaskan sama sekali dari pada kesukaran dan kesulitan. Ia sebagai pemimpin tiada hendak lari meninggalkan kesukaran, mes- kipun ia pernah diangkat Tuhan terlepas dari alam jang bobrok ini.
Ia sebagai „ ra'in", memimpin umat dalam memperbaiki keka- tjauan masjarakat. Ia hanja berseru kepada Tuhannja : „ Berilah aku kekuatan untuk menghadapi masjarakat ini, kekuatan jang akan membawa kepada kemaslahatan dan pertolongan bagi umat manusia."
Didalam memimpin umat, Muhammad tiada pernah hendak memonopoli. Ber-kali 2 beliau berkata : „ Tiap 2 kamu adalah pemim- pin, dan tiap 2 pemimpin akan diminta pertanggungan-djawabnja atas pimpin annja". Ia sebagai pemimpin membangkitkan orang jang dipimpinnja kearah kejakinan dan pendirian, bahwa tiap 2 orang mempunjai ke- wadjiban dan tanggung-djawab. Sipat pemimpin bukanlah membunuh tjita 2 jang akan tumbuh, tetapi memupuk dan membesarkan tunas jang sedang mendjelma, supaja ia lekas dapat menjambung generasi jang telah tua.
Didalam memimpin umat, seringkali pula kita mendapati pe- mimpin 2 besar dan ketjil, lemah dan menurutkan sadja kemauan orang 2 jang dipimpinnja karena takut namanja akan djatuh. Pada hal Muham- mad telah memberikan tjontoh, apabila hendak mengambil suatu ke-
Karena takut populeritet akan hilang, takut kursi akan djatuh, lantas saudara perturutkan sadja hawa nafsu mereka, maka akan djadi hantjurlah masjarakat jang saudara pimpin.
Bukan demikian tjara Muhammad memimpin dan memberikan pimpinan. Ini harus saudara ingat dan saudara renungkan !
M ei 1951