NATSIR TIDAK SETUDJU DENGAN

20) NATSIR TIDAK SETUDJU DENGAN

KONGRES KEAMANAN RAKJAT. Apakah Pemerintah merasakan jang rakjatnja tidak pertjaja

lagi ? Ingat nanti pagar makan tanaman.

Berhubung dengan akan diadakannja Kongres Keamanan Rakjat, maka Mohammad Natsir, telah menjatakan kepada wartawan Keng Po, tidak setudjunja diadakan Kongres tsb.

Selandjutnja Natsir minta perhatian kepada chalajak ramai terha- dap tindakan ini, jang telah menimbulkan 1001 pertanjaan. Menurut Natsir, adanja Kongres itu memberikan kesan, bahwa Pe- merintah tidak pertjaja kepada alat^nja sendiri dan djuga kepada rakjat- nja. Dalam hubungan ini, timbul pertanjaan apakah Pemerintah mempu- njai perasaan, bahwa rakjat tidak pertjaja lagi kepada Pemerintah ?

Sekarang se-akan 2 orang 2 Pemerintah sudah sesak napasnja, dan bahwa a priori pemilihan-umum pasti akan mendjadi sumber kekatjauan. Natsir

mempunjai pikiran demikian. Rupa*-nja Pemerintah tidak pertjaja kepada rakjatnja sendiri, sehingga begitu t juri ganja kepada rakjat jang diperintahnya. Djustru dengan men-sugestikan kepada umum, bahwa nanti pada pemilihan- umum akan ada kekatjauan dan untuk keperluan inilah harus diadakan tentara istimewa partikelir.

tidak mengerti

kenapa

Pemerintah

Semua ini adalah mendjadi sumber kekatjauan pikiran dan meng- gelisahkan umum. Pada penutupnja Natsir menerangkan, bahwa antar?

8 Desember 1954

KABINET BOLEH TIDUR DENGAN NJENJAK Setelah mosi tidak pertjaja ditolak Parlemen. Moh. Natsir telah memberikan keterangan di Surabaja kepada pers,

bahwa rupanja Pemerintah sekarang mempunjai kebiasaan, bila sesuatu usaha atau rentjananja gagal, maka segala kesalahan ditimpakan kepada

pihak oposisi. Tindakan sematjam itu sama halnja dengan langkah 2 jang telah diambil oleh pemerintah pendudukan Djepang di Indonesia dahulu, dimana setiap orang jang tak mau menurut, tentu ditjap sebagai ini dan itu.

Masjarakat kini sudah dapat menimbang sendiri perbedaan dari tindakan Pemerintah dan oposisi. Mengenai tudjuan oposisi ditegaskan- nja, ialah untuk mengudji dan menilai dengan tjara parlementer Kabinet Ali — Arif in.

Atas satu pertanjaan diterangkannja, bahwa andai kata Kabinet bubar tidak berarti pihak oposisi harus membentuk Kabinet, karena soal penundjukan formatur, kekuasaannja ada ditangan Presiden. Oposisi mendjatuhkan Kabinet ialah untuk memperbaiki keadaan dewasa ini jang sudah begitu memuntjak terutama dalam lapangan ekonomi, dan se-

kurang 2 -nja akan menghentikan meluntjurnja kemerosotan keadaan de- wasa ini.

Menurut Natsir, dengan ditolaknja usul mosi tidak pertjaja oleh Parlemen baru 2 ini, maka kini Kabinet dapat tidur njenjak, setelah mengalami udjian setjara parlementer. Terhadap keadaan dalam negeri sekarang, Natsir .berpendapat, bahwa situasinja sangat ruwet, dimana bahan 2 kehidupan se-hari 2 har- ganja makin mendjulang tinggi sehingga beban rakjat makin berat dan dasar 2 penghidupan makin rusak. Berkenaan dengan Konperensi-Pendahuluan Afro-Asia pada achir bulan ini di-Bogor, Moh. Natsir menjatakan bahwa bila jang diundang makin banjak maka agenda makin ketjil; artinja soal 2 jang dapat dise- lesaikan makin sulit.

Achirnja dinjatakannja, bahwa kegagalan soal Irian Barat dalam si- dang umum P.B.B. beberapa waktu jang lalu, menurut Natsir adalah suatu tindakan jang lebih dari gagal, sehingga dengan demikian per- djuangan Irian Barat untuk dimasukkan dalam wilajah Republik Indo- nesia, harus dimulai dari permulaan kembali, demikian Natsir.

Antara

24 Desember 1954

24) NATSIR D JELASKAN BERBAGAI PUTUSAN MUKTAMAR. Masjumi tidak putus asa menghadapi keadaan dewasa ini.

Dalam konperensi pers jang diadakan pagi ini, Natsir mem- berikan sedikit pendjelasan tentang berbagai keputusan jang telah diambil oleh M uktamar M asjumi di Surabaja, antaranja ia menjatakan, bahwa ia tidak putus asa menghadapi keadaan seperti sekarang.

M odal dalam negeri supaja digunakan. Natsir menegaskan, bahwa djalan jang ditempuh Pemerintah de- ngan tindakan 2 istimewa dalam lapangan perekonomian dan keuangan, tidak mendatangkan perbaikan. Terutama impor jang setjara istimewa diberikan kepada orang 2 jang tidak mempunjai persiapan untuk peker- djaan itu, berakibat sebaliknja dari pada perbaikan. Keuntungan besar didapat djuga oleh golongan asing jang berkapital besar.

Didalam negeri, banjak djuga modal, tetapi tidak digunakan da- lam produksi dan pembangunan Indonesia. Selama bangsa kita tidak mempunjai modal, perlu kita pergunakan segala potensi jang ada dida- lam masjarakat dan sedjalan dengan itu mentjiptakan iklim baik bagi modal asing.

Natsir memberikan berbagai tjontoh, dimana pada permulaan, negara 2 jang baru mentjapai kemerdekaannja, selalu mendatangkan kapital asing seperti halnja pula dengan U.S.A. jang baru setelah perang dunia ke 2 ini bebas dari kapital asing. Kita tidak usah takut, sebab kita

merdeka dan dapat mengadakan peraturan 2 .

Untuk mentjapai tingkatan tenaga dan kapital nasional jang kuat diperlukan rentjana djangka pandjang. Nasionalisasi begitu 2 sadja, de- ngan tanpa rentjana dan tanpa tenaga jang dapat mendjalankan jang dinasionalisasikan itu, hanja akan menghabiskan uang ditengah djalan.

Djika M asjumi duduk dalam pemerintahan. Djika Masjumi duduk dalam pemerintahan lagi, maka Masjumi harus berusaha mengembalikan respect negara 2 lain terhadap Indonesia. Masjumi masih melihat kemungkinan mendapatkan Irian Barat dengan djalan diplomasi, tapi untuk itu perlu dilakukan persiapan 2 , sebab sen- djata diplomasi itu hanja ada hasilnja djika backingnja kuat.

Tentang soal keamanan dikatakan, bahwa ada djuga dibitjarakan dalam Muktamar, tetapi dianggap sudah banjak diutarakan persoalan- nja, sehingga tidak perlu dikeluarkan sesuatu pernjataan lagi. Penjele- saian keamanan di Indonesia tidak bisa dilakukan dengan tjara jang

bukan lagi se-mata 2 soal tentara. Untuk memetjahkan soal ini kita perlu melepaskan pikiran 2 kita lebih dalam. Demikian antaranja, Moh. Natsir.

Antara

28 Desember 1954