KONFRONTASI ANTARA PERTANGGUNGAN-DJAWAB DAN KEMAMPUAN-MEMBATASI-DIRI.

13. KONFRONTASI ANTARA PERTANGGUNGAN-DJAWAB DAN KEMAMPUAN-MEMBATASI-DIRI.

Keadaan „ staruscjuo", tergenang-tak-hanjut beberapa waktu jang lalu, sudah mulai sedikit „ bergerak" kembali. Pada hari Rebo tanggal 29-10-'52 Masjumi mengumumkan kepu- tusannja supaja Pemerintah melaksanakan programnja no. 1, jakni me- ngadakan pemilihan-umum. Uutuk itu supaja Parlemen segera bersidang kembali. Masjumi tidak setudju Parlemen dibubarkan dengan tjara jang

bertentangan dengan Undang 2 Dasar.

Kalau ada satu partai jang dari semula mendesak agar segera di- adakan pemilihan-umum itu, partai itu adalah Masjumi, jakni djauh sebelumnja lain 2 pihak mulai menuntut seperti sekarang ini. Memang sebelum 17 Oktober tidak hanja partai politik jang sangat merasa perlu melekaskan pemilihan-umum itu. Beberapa Pemerintah telah silih- bergarjti dan memantjangkan „ pemilihan-umum" dalam programnja. Kesemuanja djatuh, sebelum dapat memenuhi pekerdjaan itu. Sehingga Pemerintah jang sekarang ini, Pemerintah jang keempat semendjak pe-

ngakuan kedaulatan, hampir sadja djatuh pula, sebelum undang 2 pe- milihan itu dapat dibitj arakan. Sampai sebegitu lama, orang rupanja lebih suka dengan satu Parlemen jang saban waktu menjuruh pulang sesuatu Pemerintah, sedangkan Parlemen itu tak usah kuatir akan dibubarkan „ lantaran

undang 2 pemilihan-umum belum ada" . Kapan bisa adanja undang 2 itu atau dengan lain pertanjaan, sampai berapa lama dapat ber- laku sipat-kebal Parlemen ini, lima puluh persen tergantung kepada Parlemen kita itu sendiri dan lima puluh persen pada sesuatu Pemerintah jang direlainja, untuk membitjarakan satu rentjana pemilihan umum itu. Sementara itu, Parlemen kita ini bisa sadja terus menjuruh pulang sesuatu Pemerintah dengan mosi atau umpamanja, dengan mem- boikot sebagaimana jang pernah terdjadi. Satu Parlemen jang dipilih

bisa dibubarkan menurut Undang 2 Dasar Sementara kita. Tapi satu Parlemen Sementara jang tak dipilih tak dapat dibubarkan, menurut Undang 2 Dasar Sementara kita itu djuga. „ Lantaran undang 2 pemilihan belum ada" ......................... Juridis, dan ini semua belum berani orang membantahnja !

Djuga belum ada orang jang berani menggugat, bahwa kalau lan- taran satu kekurangan dalam per-undang^an, Parlemen Sementara belum

itu dapat diadakan. Sesudah itu masing 2 dari kedua badan itu dimana perlu bisa dibubarkan menurut prosedure jang biasa ? Supaja kewadjib- an dan hak bisa sama 2 seimbang ? Kalau digugat begitu, mungkiri disebut „ kurang demokratis". Hanja keadaan jang „ lebih demokratis" seperti sekarang ini, telah meningkat kepada satu situasi dimana bentuk demokrasi Indonesia berwudjud dengan satu Pemerintah parlementer jang sekali 6 a 7

bulan bisa terantjam usianja, sebelum bisa bekerdja apa 2 dengan satu Parlemen jang terus kebal, „ onschendbaar"; dan .................................. satu Pimpinan Tentara jang „ minta kepada Kepala Negara supaja tjara

Parlemen bekerdja itu diachiri". Inilah jang kita sama 2 hadapi sekarang. Satu keadaan jang penuh bahan „ peledak".

Terlepas dari soal, apakah Parlemen kita ini, tjukup representatif atau tidak, teranglah bahwa dalam situasi jang sematjam ini segala sesuatu bisa berlaku, ketjuali demokrasi !

Kalau kita benar 2 hendak keluar dari djalan meluntjur ini, tak ada lain djalan selain dari segera menobros keadaan jang timpang ini dengan kepala jang dingin.

Menjuruh pulang Kabinet sekarang ini tidak membukakan djalan sama sekali. Minggu jang lalu kita sudah kemukakan bahwa bagi Ka- binet tidak ada alasan sama sekali untuk mengembalikan mandatnja pada tingkat ini, sebelum ada konfrontasi dengan Parlemen sekali lagi. Kalau Kabinet ini sampai disuruh pulang oleh Parlemen, tidak ada harapan akan dapat dilakukan pemilihan-umum dalam waktu „ jang singkat" bahkan tidak dalam tahun 1953. Malah menurut taksiran kita tak ada djaminan bahwa akan dapat terbentuk satu Kabinet parlementer, — andai-kata Kabinet baru itu dapat diterima oleh Parlemen atas pro- gram apa sadja nanti —, jang tidak akan terdjungkil pula dalam bebera- pa bulan, sebelum pemilihan-umum dapat dimulai, bahkan sebelum

selesai sesuatu undang 2 pemilihan-umum.

Demikian pula tak ada alasan jang tjukup untuk membubarkan Parlemen pada tingkat sekarang ini, begitu sadja. Selain dari pada, — sebagaimana jang kita kemukakan minggu jang lalu —, akan menim- bulkan satu precedent jang menggojahkan semua dasar bertindak se- terusnja, djuga itu berarti menghindarkan kesempatan bagi Parlemen menghadapi tanggung-djawabnja, sedangkan Parlemen kita ini (lutju 397 Demikian pula tak ada alasan jang tjukup untuk membubarkan Parlemen pada tingkat sekarang ini, begitu sadja. Selain dari pada, — sebagaimana jang kita kemukakan minggu jang lalu —, akan menim- bulkan satu precedent jang menggojahkan semua dasar bertindak se- terusnja, djuga itu berarti menghindarkan kesempatan bagi Parlemen menghadapi tanggung-djawabnja, sedangkan Parlemen kita ini (lutju 397

Djika kita hendak berdemokrasi, pokok pertama kita perlu menja- dari bahwa demokrasi itu mengandung beberapa hak, untuk turut mengarahkan politik kenegaraan tetapi djuga mengandung tanggung- djawab jang harus ■ dipikul oleh sipemakai hak itu, baik pada pihak Pemerintah atau pihak Parlemen. Djikalau tanggung-djawab ini tidak

hendak sama 2 disadari dan tidak hendak sama 2 dipikul, jang akan ter- laksana adalah anarchi, bukan demokrasi. Sekarang sudah kelihatan beberapa tanda 2 kegiatan mentjari djalan keluar. Ketua Parlemen Sartono mengadakan „ hearing" dengan partai 2 . Kita duga beliau tidak akan lupa menghearing partai beliau sendiri. Rupanja sama 2 mentjari dasar persamaan di-tengah 2 beberapa penda- pat 2 jang bertentangan, tentang bubarnja Parlemen atau tidak itu dan tentang „ representatif" atau tidaknja Parlemen sekarang dsb. Dasar persamaan jang sudah kelihatan ialah :