Mencatat Pokok-pokok Isi Dialog Meringkas Isi Dialog

Sosial Budaya Masyarakat Indonesia 51 L atihan 3.3 Pahamilah Ringkasan merupakan penyajian singkat suatu wacana, jadi harus tetap mempertahankan gagasan asli. Cara meringkas: a. Membaca naskah asli dengan baik b. Mencatat ide pokokgagasan utama c. Mereproduksi dengan cara: - menulis ringkasan dengan kalimat tunggal dan efektif - meringkas kalimat menjadi frase, frase menjadi kata

3. Membedakan Informasi dan Pendapat

Pembicaraan dalam dialog biasanya tidak hanya mengemukakan informasi saja, namun juga mengemukakan pendapatan pribadi disertai alasan yang logis. Informasi biasanya bersifat faktual sedangkan pendapat bersifat argumentatif. Informasi disebut juga fakta, yaitu keadaan, peristiwa yang benar-benar terjadi. Sedangkan pendapat atau opini adalah pikiran atau anggapan tentang sesuatu. Pendapat bisa berupa perkiraan asumsi, saran, maupun kritik. Dengarkan kembali dialog Ibu Siti Nurmarkesi, lalu identifikasilah informasi dan pendapat dalam isi dialog tersebut Contoh: Informasi : Terminal bus Kendal selama ini belum maksimal. Pendapat : Menjalankan sesuatu pasti ada kendalanya tapi hal itu tidak daya anggap sebagai halangan justru sebagai jalan menuju ke arah yang lebih baik. 52 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

B. Menceritakan Suatu Kejadian

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat mencatat hal-hal yang akan diceritakan dan menceritakan pengalaman diri sendiri atau kejadian yang disaksikan. Banyak kejadian menarik di sekitar kita. Kejadian yang dapat membuat kita haru maupun bahagia. Setiap kejadian yang menarik dapat kita dokumentasikan baik lewat foto maupun tulisan. Kejadian yang tak terlupakan akan dicatat sebagai pengalaman yang patut diambil hikmahnya. Bacalah cerita berikut dengan saksama Kalian akan menemukan suatu kejadian dalam cerita tersebut. Bencana Itu Kembali Datang Belum hilang dari ingatan sebagian warga Situbondo, Jawa Timur, akan datangnya bencana banjir bandang pada tahun 2002, bencana serupa kembali menerjang pada Jumat 82 malam. Air bah yang datang dari hulu sungai di Pegunungan Raung, Bondowoso, memorak porandakan semua yang dilaluinya. Lahan pertanian dan permukiman pun dibuat rata dengan tanah. Jembatan, jalan, dan prasarana umum lainnya turut berantakan. Sesaat sebelum bencana datang, warga telah diperingatkan memlalui raungan sirene yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Situbondo. Pengalaman banyaknya jatuh korban pada tahun 2002 telah menyadarkan pemerintah dan warga akan bahaya yang siap mengancam tatkala alam murka. Sistem peringatan dini melalui sirene inilah yang menyelamatkan ribuan jiwa pada bencana kali ini. Terlepas dari antisipasi yang telah disiapkan, amukan air bah masih menghahadirkan kengerian dan kerusakan yang bahkan lebih besar daripada bencana sebelumnya. Alam tentu tak akan murka apabila manusia bisa arif mengelolanya. Kerusakan lingkungan di hulu sungai di Pegunungan Raung, Pegunungan Ijen, dan Pegunungan Argopuro merupakan sebab utma amukan air bah di sungai-sungai yang mengalir di Situbondo. Haruskah bencana itu terjadi lagi suatu saat nanti? Sumber: Kompas, 10 Februari 2008