92
Bahasa Indonesia XI Program Bahasa
e. Kenyaringan suara
Kenyaringan suara perlu diperhatikan oleh pembicara karena dapat menunjang keefektifan berbicara. Tingkat kenyaringan
suara hendaknya disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar yang ada. Perlu kita perhatikan, jangan sampai suara
terlalu nyaring atau berteriak-teriak di tempat yang terlalu sempit. Atau sebaliknya, suara terlalu lemah pada ruangan yang terlalu
luas, sehingga tidak dapat ditangkap oleh semua pendengar. Mengenai kenyaringan suara ini prinsipnya adalah diatur
sedemikian rupa sehingga semua pendengar dapat menangkapnya dengan jelas dan juga kemungkinan adanya gangguan dari luar.
f. Kelancaran
Kelancaran seseorang dalam berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Pembicaraan yang
terputus-putus atau bahkan diselingi bunyi-bunyi tertentu misalnya e…, em…, apa itu…dapat mengganggu penangkapan
isi pembicaraan bagi pendengar. Namun harus kita ingat bahwa pembicaraan kita jangan sampai terlalu cepat, sebab dapat
menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan.
g. Penalaran dan relevansi
Dalam berbicara, seorang pembicara hendaknya memperhatikan unsur penalaran, yaitu pemikiran atau cara
berpikir yang logis untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Hal itu menunjukkan bahwa dalam pembicaraan seorang pembicara
terdapat urutan dan runtutan pokok-pokok pikiran dengan menggunakan kalimat yang padu sehingga menimbulkan
kelogisan dan kejelasan arti. Relevansi mengandung arti adanya hubungan atau kaitan antara uraian dengan pokok pembicaraan.
h. Penguasaan topik
Penguasaan topik pembicaraan berarti pemahaman atas suatu pokok pembicaraan. Dengan pemahaman tersebut, seorang
pembicara akan mempunyai kesanggupan untuk mengemukakan topik atau pokok pembicaraan itu kepada para pendengar. Karena
itu, sebelum melakukan kegiatan berbicara, pembicara hendaknya terlebih dahulu mengusahakan penguasaan topik pembicaraan.
Penguasaan topik yang baik dapat menimbulkan keberanian dan menunjang kelancaran berbicara.
Menikmati Hiburan dan Olahraga
93
L atihan
5.2
i. Tujuan
Seorang pembicara dalam menyampaikan pesan kepada orang lain tentu ingin mendapat respon dan reaksi tertentu. Respon
atau reaksi itu merupakan suatu hal yang menjadi harapan pembicara. Apa yang menjadi harapan pembicara itu disebut juga
sebagai tujuan pembicaraan. Tujuan pembicaraan sangat bergantung pada keadaan dan keinginan pembicara. Adapun
tujuan pembicaraan dalam forum debat biasanya adalah untuk: 1
menginformasikan topik yang dibicarakan, 2
menanggapi dalam bentuk menyampaikan gagasan, argumen, dan sanggahan.
5. Menggunakan Kalimat Persuasif
Adapun dalam menyimpulkan dan mengakhiri debat dengan topik tertentu biasanya pembicara menggunakan kalimat-kalimat persuasif.
Perlu dipahami bahwa kalimat persuasif adalah jenis kalimat yang berusaha mempengaruhi orang lain agar sependapat dengan pembicara.
Dalam menggunakan kalimat bersifat persuasif, pembicara dalam forum debat hendaknya memperhatikan hal-hal yang hendak
dibicarakan pada pendengar. Hal-hal tersebut sangat berkaitan dengan hasil akhir yang diperoleh pembicara. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain : a.
Pembicara harus mampu menjelaskan gagasan-gagasan yang menarik keyakinan pembaca sebagai upaya untuk memengaruhi
sehingga pendengar akan menerima dan membenarkan gagasan tersebut.
b. Pembicara harus mampu memberikan alasan-alasan yang dapat
diperjelas dengan fakta dan bukti-bukti berupa contoh, gambar, maupun angka tergantung topik pembahasan dalam forum debat
tersebut.
1. Bentuklah beberapa kelompok debat yang membahas masalah
“Hiburan di televisi berdampak positif dan negatif bagi remaja” 2.
Setiap kelompok harus mengemukakan gagasan dan argumen tentang dampak positif dan negatif hiburan di televisi dengan
alasan yang logis dan mendukung, serta menggunakan bahasa yang baik.