Mendata Gagasan yang Dapat Dikembangkan menjadi Paragraf

16 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa L atihan 1.7

2. Menulis Paragraf Ekspositif

Paragraf ekspositif disebut juga paragraf ekposisi. Pola pengembangan paragraf eksposisi ada beberapa, antara lain: a. Eksposisi definisi, yaitu paragraf eksposisi yang memberikan batasan tentang sesuatu dengan menguraikan beberapa kalimat. b. Eksposisi proses, yaitu paragraf ekposisi yang mengungkapkan sesuatu dengan menjelaskan proses, cara, metode secara detail. c. Eksposisi klasifikasi pembagian, yaitu paragraf eksposisi yang mengungkapkan sesuatu dengan membagi atau mengklasifikasikan berdasarkan sifat tertentu. d. Eksposisi ilustrasi atau contoh, yaitu paragraf ekposisi yang mengemukakan suatu pernyataan, yang diikuti rincian berupa contoh-contoh. e. Eksposisi perbandingan dan pertentangan, yaitu paragraf eksposisi yang mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua objek atau lebih. 1. Buatlah paragraf ekpositif dengan pola pengembangan proses dan klasifikasi pembagian Masing-masing satu paragraf 2. Identifikasilah ciri-ciri paragraf proses dan paragraf klasifikasi 3. Tukarkan paragraf yang telah kalian buat dengan teman di sebelahmu Suntinglah paragraf ekspositif milik temanmu Kemudian, berdasarkan hasil suntingan tersebut, sempurnakan tulisanmu Ingat, gunakanlah bahasa sesuai kaidah EYD yang benar dan mudah dipahami

E. Fonem Bahasa Indonesia

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan membedakan fonem bahasa Indonesia dengan tepat. Kehidupan Ekonomi Kita 17 Tahukah kalian tentang fonem? Bagian dari ilmu apakah fonem itu? Pernahkah kalian mempelajari fonem bahasa Indonesia? Dan apa yang dimaksud dengan proses morfologis? Pada pembelajaran kali ini, kalian akan mempelajari tentang fonem bahasa Indonesia dan proses morfologis. Simaklah baik-baik uraian berikut ini Fonem Bahasa Indonesia Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Ilmu yang mempelajari tentang fonem disebut fonemik. Fonemik merupakan bagian dari fonologi. Fonologi ini khusus mempelajari bunyi bahasa. Untuk mengetahui suatu fonem harus diperlukan pasangan minimal. Contoh: harus – arus → h adalah fonem karena membedakan arti kata harus dan arus Fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas vokal dan konsonan. Vokal adalah bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru. Vokal dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal monoftong yang meliputi a, i, u, e, o dan vokal rangkap diftong, yang meliputi ai, au, oi. Konsonan adalah bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami rintangan saat keluarnya. Contoh konsonan antara lain p, b, m, w, f, v, t, d, n, c, j, k, g, h. Konsonan rangkap disebut kluster. Contoh kluster pada kata drama, tradisi, film, modern. Perubahan fonem bahasa Indonesia bisa terjadi karena pengucapan bunyi ujaran memiliki pengaruh timbal balik antara fonem yang satu dengan yang lain. Macam perubahan fonem antara lain 1 alofon; 2 asimilasi; 3 desimilasi; 4 diftongisasi; 5 monoftongisasi; 6 nasalisasi. Alofon adalah variasi fonem karena pengaruh lingkungan suku kata. Contoh : simpul-simpulan. Fonem u pada kata [simpul] berada pada lingkungan suku tertutup dan fonem u pada kata [simpulan] berada pada lingkungan suku terbuka. Jadi, fonem u mempunyai dua alofon, yaitu [u] dan u. Asimilasi adalah proses perubahan bunyi dari tidak sama menjadi sama atau hampir sama. Contoh: in + moral → immoral → imoral.