Perhatikan naskah drama berikut ini

Menegakkan Keadilan 167 Pelayan : Majalah Tempo memuat surat pembaca apakah gerangan menghalangi Anda untuk berbuat kegagahan dalam sesaat. Penuh kepengecutan ini? Konon Anda pendekar masa lampau, pendobrak tradisi .... Hakim : Surat-surat? Pelayan : Banyak. Hakim : Semuanya bertanya? Pelayan : Ya. Hakim : Bakar saja. Pelayan : Baik. Bapak ingin kopi madu atau susu? Hakim : Remason. Pelayan : Sekarang? Hakim : Jangan terlalu banyak bertanya Pelavan : Baik. Pelayan mendekati hakim kemudian mengurut pundak hakim. Sementara hakim membaca surat-surat, kemudian terdengar hiruk pikuk. Pelayan menenangkan suara-suara itu. Pelayan : Jangan berisik. melihat kepada tamu O, silakan masuk, Pak. Lampu menerangi ruang tamu. Pelayan : Masuk saja, silakan. Tamu 1 : Barangkali aku mengganggu? Pelayan : O, tidak. Hakim : Ya. Pelayan : La iya berbaring dilantai Tamu 1 : Tetapi tidak apa. Hakim : Apa kabar? Tamu 1 : Begini, Kapan keputusan diambil? Hakim : Ia sudah diambil. Tamu 1 : Tapi kan masih ada kesempatan besok pagi? Hakim : Dalam redaksi saja. Keharusan sudah bulat. Tamu I : Keputusan yang mengecewakan? hakim diam Ya? Pelayan : Silakan masuk, Pak Bapak Hakim bersedia menerima. Tamu I : Terima kasih. maju Hakim : Silakan duduk Tamu I : Tidak usah repot-repot. 168 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa Pelayan : Takut jasnya lecet. Tamu I : Ini sesuai dengan misiku yang bersifat resmi dan serius. Atas nama seratus ribu orang pembaca Sinar Senja . Dengarkan aku pak Hakim : Sudah tentu, rnemang kewajibanku. Tamu I : Dan kewajibanku, menyampaikan sedemikian rupa tepatnya, sehingga ia mampu mendesak yang menurut ukuran normal sudah tidak mungkin diubah. Hakim : Walaupun kamu belum mengetahui isi keputusan itu? Tamu I : Kami mempunyai keyakinan. Hakim : Anda berprasangka. Tamu I : Tanda-tandanya cukup jelas. Hakim 1: Coba sebutkan apa yang kalian ketahui sementara memprotes dan mengusul tak habis-habisnya ini. Tamu I : Kedudukan Anda, karir Anda, masa tua Anda, atau apakah ada bukti lain? Hakim : Bagaimanana kau datang dengan keyakinan dan keraguan? Tamu 1 : Dalam misi kami itu normal, jadi dengan kalimat pojok, Anda sedang kikuk. Hakim : Saya mengaku. Tamu 1 : Anda kikuk. Hakim : Benar. Tamu l : Anda kikuk. Pelayan berdiri menghampiri hakim Tamu : Anda kikuk Pelayan : Jangan berisik Tamu 1 : keras Anda kikuk Hakim gelisah dan pelayan memijit punggungnya. Lampu ke arah hakim padam. Tamu I : Anda sudah lapuk. Anda tak mengerti keinginan modern. Anda tersesat dalam kehormatan dan cita- cita yang tua. Anda menghambat langkah kami, Anda menentang kami dengan kekuasaan yang Anda punya sekarang. Anda penakut Dan semua itu Anda Menegakkan Keadilan 169 sadari serta diam-diam menentangnya dalam hati Tetapi lacur, Anda tak mempunyai keberanian. Pengorbanan memang permainan muda-muda saja, mereka yang belum punya tanggungan. Pelayan : Silahkan pergi Tamu I : Tidak. Pelayan mendorong tamu itu pergi. Mereka bergumul. Pelayan mudah dikalahkan ..... dan seterusnya Sumber: Dikutip dari DOR. Putu Wijaya. Balai Pustaka

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini

a. Siapa sajakah para tokoh kutipan naskah drama tersebut? b. Permasalahan apakah yang diperdebatkan di antara para tokoh? c. Bagaimana pendapatmu terhadap isi dialog para tokoh dalam drama itu? d. Saksikanlah acara pementasan drama yang ada di sekitar tempat tinggalmu, rekaman video drama maupun pertunjukan drama atau sinetron di televisi? Buatlah ringkasan isi cerita pementasan tersebut dan kemudian tentukanlah penokohan, konflik, latar, tema, dan pesan yang terkandung dalam pementasan tersebut

B. Mengekspresikan Karakter Tokoh Drama

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat: 1. menentukan karakterisasi tokoh drama, 2. mengekspresikan karakter para pelaku drama melalui dialog yang dibawakan. Membaca naskah drama juga merupakan salah bentuk kegiatan apresiasi drama. Dalam membaca naskah drama hendaknva kamu dapat mengidentifikasi karakter tokoh dan mengasosiasikan dengan tokoh yang mungkin mirip dalam kehidupan. Selain itu, hendaknya kamu juga dapat memperkirakan apa maksud pengarang memilih latar tertentu dalam 170 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa kaitannya dengan karakterisasi tokoh. Akhirnya diharapkan kamu juga dapat menyimpulkan tema dan amanat yang terkandung dalam drama tersebut.

1. Bacalah penggalan drama berikut ini

Tuan Amin Di ruangan sebuah kantor, di dinding sebelah kanan ada sebuah meja besar, untuk kepala bagian. Jadi meja itu meletakkannya ke dinding sebelah kiri. Di mukanya - jarak satu setengah meter ada dua baris meja. Tiap-tiap baris ada tiga meja. Di belakang panggung dua meja untuk nona-nona juru tik. Di dinding kiri ada sebuah papan tulis untuk pengumuman. Aman, wakil kepala bagian, duduk di baris muka, di meja tengah. Di belakangnya, Amat, penyalin nomor satu, dan di sebelah Amat, Amin, penyalin nomor dua. Aman : kaget Lho Saya tidak mau tanggung, Saudara. Dia sudah acap kali marah-marah, karena pegawainya tidak pernah ada di tempatnya masing-masing. Ningsun : Bilang sajalah Saudara, nanti kalau dia marah, biar saja saya yang tanggung. Aman : Ah, Saudara Ningsun enak omong saja. Pak Tembak dalam marah juga pakai aturan. Tidak mau langsung terus sama pegawai rendahan. Marahnya sama saya dulu, sebagai wakil kepala, lantas saya harus bilang sama yang harus dimarahi. Ningsun : ketawa Itu dia Pukulan pertama pada saudara Aman yang tangkap, saya dapat marah yang sudah second hand . Ayo Ning kalau kita tunggu lama-lama lagi, datang si Tembak terus tak dapat pergi. Hih Kalau dia melirik dari kacamatanya yang besar itu, seram bulu tengkukku. keduanya pergi Aman : merengut Ah, gadis-gadis ini, yang dapat susah saya juga, si Tembak meradang-radang sama saya juga.