Tokoh Alurplot Unsur Intrinsik

232 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa L atihan 9.4

c. Tema

Tema adalah masalah yang menjiwai seluruh karangan.

d. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam menceritakan kisahnya. Boleh jadi ia merupakan tokoh dalam ceritanya. Mungkin ia berada di luar cerita itu sendiri.

5. AmanatPesan

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, penonton atau pendengar. Ada beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu: a. Secara eksplisit, pengarang mengemukakan pesannya secara langsung tertera dalam cerita. b. Secara implisit, pengarang mengemukakan pesannya secara tidak langsung. Jadi pembaca sendiri yang harus mencarinya tersirat.

6. LatarSetting

Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Latar terdiri dari: a. Latar sosial, yaitu gambar kehidupan masyarakat dalam segala tindakan yang disesuaikan dengan waktu dan tempat. b. Latar material, yaitu gambaran benda-benda yang mendukung cerita.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang digunakan. Buatlah cerpen dengan topik “kehidupan remaja dilihat dari berbagai segi” Perhatikan unsur-unsur intrinsik yang membangun cerpen tersebut Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial 233

E. Menelaah Komponen Kesastraan dalam Teks

Drama Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat menulis cerpen menggunakan sudut pandang orang ketiga berdasarkan realitas sosial.

1. Drama

Drama sebagai salah satu bentuk karya sastra juga berisi kisah hidup manusia dengan berbagai permasalahannya. Perbedaannya dengan puisi maupun prosa, ialah sudut peyajiannya. Drama tidaklah hanya membicarakan sesuatu melalui naskah saja, melainkan mempertontonkan permasalahan itu dengan tiruan gerak dan laku tokoh. Tanpa dilakonkan, tanpa dipertontonkan , maka sebuah naskah drama bukanlah drama. Dengan kata lain, drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan. Drama itu berbeda dengan prosa dan puisi karena dimaksimalkan untuk dipentaskan. Pementasan itu memberikan kepada drama sebuah penafsiran kedua. Sang sutradara dan para pemain menafsirkan teks, sedangkan para penonton menafsirkan versi yang telah ditafsirkan oleh para pemain. Pembaca yang membaca teks drama tanpa menyaksikan pementasannya mau tidak mau membayangkan alur peristiwa di atas panggung. Pengarang drama pada prinsipnya memperhitungkan kesempatan ataupun pembatasan khas, akibat pementasan. Maka dari itu, teks drama berkiblat pada pementasan. Contoh teks drama: Waktu itu seputar jam 10.00, si bapak yang sudah lanjut usia, jalan hilir-mudik dengan membawa beban persoalan yang terus- menerus merongrong pikirannya. Bapak : Dia, putra sulungku. Si anak hilang telah kembali pulang. Dan sebuah usul diajukan, mengungsi ke daerah pendudukan yang serba aman tenteram. Hem ya ya, usulnya dapat kumengerti. Karena ia sudah terbiasa bertahun hidup di sana. Dalam