Sinopsis Opera Kecoa Penutup

Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial 215 seperti tidak bisa bertani, sebagai tukang pijat tidak laku, dan pernah juga berjualan tetapi selalu rugi karena pembelinya tidak pernah bayar, terus-menerus berhutang. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta, mengadu nasib. Mereka mencari rumah Tuminah, teman seperjuangan mereka dulu. Dengan berbagai kesulitan, akhirnya mereka menemukan rumah Tuminah. Ternyata, teman-teman mereka yang lain pun tinggal di kompleks itu, seperti Tarsih, Kasijah, Asnah, Bodigar, dll. Roima dan Julini memutuskan untuk bergabung bersama mereka dan bekerja seperti mereka. Julini kembali pada pekerjaan yang dulu sebagai tukang pijat plus, sedang Roima bergabung dengan geng perampok pimpinan Kumis. Sejak mereka berdua bekerja, keduanya jarang bertemu, menyebabkan hubungan antara Roima dan Julini tidak semesra dulu lagi. Mereka bertengkar besar saat Julini cemburu melihat Roima yang sedang memeluk Tuminah. Saat itu Tuminah sedang bertengkar dengan kakaknya bernama Tibal yang baru keluar dari penjara. Roima berusaha melindungi dan menenangkan Tuminah yang sedih karena perlakuan kakaknya. Julini cemburu pada Tuminah karena ia wanita yang cantik, bahenol, dan menarik perhatian laki-laki. Banyak pelanggan yang suka dengan “servisnya” bahkan sampai ada pejabat yang tergila-gila padanya. Kecemburuan Julini semakin memuncak, akhirnya setelah bertengkar ia pergi meninggalkan Roima. Julini berada di tempat banci-banci yang sedang protes dengan petugas yang mengingatkan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan haram dan merugikan masyarakat. Banci-banci tidak peduli dengan pidato petugas itu, malah tingkah mereka semakin brutal. Petugas panik kemudian dengan serta merta membunyikan pistol dua kali tembakan. Tanpa segaja ternyata tembakan tersebut terkena dada Julini. Saat Roima datang, Julini sedang sekarat dan akhirnya mati di pelukan Roima. Roima dan para banci melaporkan ke rumah pejabat untuk meminta keadilan atas kematian Julini. Yang menembak harus di hukum seberat-beratnya. Selain itu, para banci juga meminta untuk dibangunkan monumen Julini. Pejabat merespon permintaan mereka, monumen Julini pun diresmikan dan 216 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa dihadiri oleh para banci, dan masyarakat kecil lainnya. Ironisnya, satpam yang tak sengaja membunuh Julini masih berkeliaran dengan bebas, tidak dihukum. Patung Julini bercakap-cakap dengan patung-patung yang lain di plaza monumen. Mereka memperbincangkan kehidupan para patung dan manusia-manusia di sekitar mereka. Perseteruan terjadi antara Roima dan teman-temannya dengan pejabat. Akhirnya Roima mengalah karena mereka tidak mungkin melawan pejabat yang punya kekuasaan dan punya pistol. Roima dan kawan-kawannya pulang ke tempat asal mereka.

B. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Drama “Opera Kecoa”

Menurut saya, drama ‘Opera Kecoa’ selain memiliki kelebihan juga mempunyai kelemahan. Kelebihan drama tersebut diantaranya 1 bahasa yang digunakan dalam dialog lugas dan apa adanya. Pengarang ingin menggambarkan keadaan rakyat kecil saat itu dengan baik kepada penonton atau pembaca. Bahasa kasar yang digunakan, benar-benar ada dan diucapkan oleh orang-orang miskin dan tidak berpendidikan. 2 drama tersebut diselingi lagu-lagu yang ber ‘makna dalam’ sebagai pengungkapan perasaan. Di sisi laian dengan adanya selingan lagu membuat penonton menjadi tidak bosan. 3 Ceritanya alami, menggambarkan kehidupan rakyat kecil, terpinggirkan, dan tidak mendapat tempat di hati pemerintah, karena pekerjaan mereka tidak disukai. Gambaran seperti itu benar-benar ada dalam masyarakat. Kekurangan yang ada tersamarkan oleh beberapa kelebihan di atas, tetapi dengan akhir cerita yang tidak jelas merupakan kekurangan dari drama tersebut.

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pementasan tersebut bersifat merakyat karena bercerita tentang rakyat kecil. Secara umum pementasan drama kali ini bisa dibilang sukses karena adanya sinergisitas antara tata panggung, tata rias, dan tata suara yang sangat mendukung karakter cerita. Para pemainnya pun dapat menghayati tokoh yang diperankan sehingga terlihat alami. Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial 217 L atihan 9.1 Bersama teman kelompokmu, saksikan sebuah pementasan drama, kemudian buatlah resensi pementasan drama tersebut Format resensi meliputi: a. identitas pementasan drama b. sinopsis drama c. analisis kelebihan dan kekurangan drama d. simpulan

B. Mendeklamasikan Puisi

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat mendeklamasikan puisi dengan lafal, intonasi, gerak, dan penghayatan yang sesuai. Salah satu bentuk kegiatan apresiasi sastra yang sudah lama populer adalah mendeklamasikan puisi. Secara umum, dalam membaca dan mendeklasmasikan puisi hendaknya memperhatikan langkah-langkah berikut ini. 1. Perhatikan judul puisi. 2. Lihatlah kata-kata yang dominan. 3. Selamilah makna konotatif. 4. Dalam mencari dan menemukan makna, yang benar adalah makna yang sesuai dengan struktur bahasa. 5. Tangkaplah pikiran yang ada dalam puisi dengan mempara- fasekannya. 6. Jawablah apa dan siapa yang dimaksud dengan kata demi kata, frase demi frase, larik demi larik, dan bait demi bait. 8. Cari dan kejarlah makna yang masih tersembunyi. 9. Perhatikanlah corak dan aliran sajak yang kita baca imajinatif, religius, liris, atau epik. 10. Tafsiran kita terhadap puisi semestinya dapat dikembalikan kepada teks puisi.