Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial
231
Sedangkan unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu. Struktur intrinsik untuk puisi tidak sama dengan
prosa maupun drama. Struktur luar dan struktur dalam karya sastra ini merupakan unsur yang membangun karya sastra sebagai karya
yang utuh. Di dalam pembicaraan karya sastra, struktur luar hanya dibicarakan kalau struktur itu mempengaruhi karya sastra. Jadi tidak
semua faktor luar itu relevan untuk dibicarakan mengingat betapa luas dan beragamnya straktur luar yang mempengaruhi karya sastra.
Unsur intrinsik yang membangun cerpen itu antara lain:
a. Tokoh
Adalah individu rekaan yang mengilhami peristiwa-peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Ada
beberapa macam tokoh. Pertama, tokoh utama atau protagonis. Kedua, tokoh yang berlawanan karakteristiknya dengan tokoh
utama alias antagonis. Ketiga, tokoh-tokoh tambahan atau tritagonis.
b. Alurplot
Adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra. Dapat pula dikatakan bahwa plot adalah hubungan antara kejadian yang satu dengan
yang lainnya berdasarkan hukum sebab-akibat kausalitas.
Berdasarkan hubungan tersebut, setiap cerita dapat dibagi dalam lima tahap, yaitu:
1 pengenalan,
2 keadaan mulai bergerak,
3 keadaan mulai memuncak,
4 keadaan puncak klimaks,
5 penyelesaian.
Dilihat dari segi keeratan antara peristiwa, plot dibedakan menjadi:
1 Plot erat, yaitu hubungan antara satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya sangat padu dan padat sehingga tidak satu peristiwa yang dapat dihilangkan.
2 Plot longgar, yaitu hubungan antara satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya kurang erat sehingga bagian-bagian peristiwa yang dapat dihilangkan dan penghilangan itu tidak
akan mengganggu jalannya cerita.
232
Bahasa Indonesia XI Program Bahasa
L atihan
9.4
c. Tema
Tema adalah masalah yang menjiwai seluruh karangan.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam menceritakan kisahnya. Boleh jadi ia merupakan tokoh dalam ceritanya.
Mungkin ia berada di luar cerita itu sendiri.
5. AmanatPesan
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, penonton atau pendengar.
Ada beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu: a.
Secara eksplisit, pengarang mengemukakan pesannya secara langsung tertera dalam cerita.
b. Secara implisit, pengarang mengemukakan pesannya secara
tidak langsung. Jadi pembaca sendiri yang harus mencarinya tersirat.
6. LatarSetting
Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Latar terdiri dari:
a. Latar sosial, yaitu gambar kehidupan masyarakat dalam segala
tindakan yang disesuaikan dengan waktu dan tempat. b.
Latar material, yaitu gambaran benda-benda yang mendukung cerita.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang digunakan.
Buatlah cerpen dengan topik “kehidupan remaja dilihat dari berbagai segi” Perhatikan unsur-unsur intrinsik yang membangun cerpen
tersebut
Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial
233
E. Menelaah Komponen Kesastraan dalam Teks
Drama
Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat menulis cerpen menggunakan sudut pandang orang ketiga berdasarkan realitas
sosial.
1. Drama
Drama sebagai salah satu bentuk karya sastra juga berisi kisah hidup manusia dengan berbagai permasalahannya. Perbedaannya
dengan puisi maupun prosa, ialah sudut peyajiannya. Drama tidaklah hanya membicarakan sesuatu melalui naskah saja, melainkan
mempertontonkan permasalahan itu dengan tiruan gerak dan laku tokoh. Tanpa dilakonkan, tanpa dipertontonkan , maka sebuah naskah
drama bukanlah drama. Dengan kata lain, drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.
Drama itu berbeda dengan prosa dan puisi karena dimaksimalkan untuk dipentaskan. Pementasan itu memberikan kepada drama
sebuah penafsiran kedua. Sang sutradara dan para pemain menafsirkan teks, sedangkan para penonton menafsirkan versi yang
telah ditafsirkan oleh para pemain. Pembaca yang membaca teks drama tanpa menyaksikan pementasannya mau tidak mau
membayangkan alur peristiwa di atas panggung. Pengarang drama pada prinsipnya memperhitungkan kesempatan ataupun pembatasan
khas, akibat pementasan. Maka dari itu, teks drama berkiblat pada pementasan.
Contoh teks drama:
Waktu itu seputar jam 10.00, si bapak yang sudah lanjut usia, jalan hilir-mudik dengan membawa beban persoalan yang terus-
menerus merongrong pikirannya. Bapak
: Dia, putra sulungku. Si anak hilang telah kembali pulang. Dan sebuah usul diajukan, mengungsi ke
daerah pendudukan yang serba aman tenteram. Hem ya ya, usulnya dapat kumengerti. Karena ia
sudah terbiasa bertahun hidup di sana. Dalam