Nilai Lahan Berdasarkan Harga Jual Setempat

dengan daerah hinterlandnya memiliki nilai terendah Rp10 000m 2 dan nilai tertinggi Rp200 000m 2 . Kondisi ini lebih dipengaruhi oleh jarak dari built-up area Kota Bandung, dimana Kota Cimenyan hanya berkisar 4,5 km. Selain itu di Cimenyan telah tumbuh menjadi daerah perumahan sebanyak 68 izin, dan resort pariwisata sebanyak 323 izin, sedangkan di Cikalong Wetan hanya dipengaruhi oleh kedudukannya sebagai pusat pasar lokal dan adanya 200 izin perumahan Untuk orde – III, menunjukan nilai lahan yang ekstrim yakni sebesar Rp2 013 000 per m 2 untuk pusat Kota Parongpong, sementara untuk kota Cisarua dan Ngamprah dengan nilai Rp128 000m 2 dan Rp285 000m 2 . Tingginya nilai tanah di Parongpong, lebih disebabkan oleh banyaknya daerah terbangun yakni perumahan 476 izin, resort pariwisata 1 izin, villa real estate 128 izin, dan bangunan gedung 23 izin, serta kedekatannya dengan built-up area kota Bandung. Sedangkan di Cisarua hanya terdapat 21 izin bangunan gedung serta sebagai pusat pelayanan kota kecamatan dan pasar lokal, dan di Kota Ngamprah sebanyak 1511 izin. Namun demikian dari ketiga pusat pertumbuhan tersebut, masih memiliki daerah hinterland-nya nilai tanah kelas desa yakni Rp10 000m 2 , sedangkan nilai lahan hinterland tertinggi berada di Parongpong sebesar Rp464 000m 2 , kemudian Cisarua Rp82 000m 2 dan Ngamprah Rp48 000m 2 .

2. Nilai Lahan Berdasarkan Harga Jual Setempat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 38 responden, guna lahan tempat bekerja penduduk dalam kegiatan pertanian di KBU adalah guna lahan sawah, kebun sayuran, tegalan, pekarangan, serta kawasan hutan perhutani. Untuk mengetahui curva sewa lahan pertanian, maka guna lahan pekarangan dan guna lahan hutan tidak dimasukkan pada kategori guna lahan pertanian. tetapi masing- masing dimasukkan dalam guna lahan permukiman dan guna lahan hutan. Sedangkan lahan permukiman dimaksud adalah lahan yang telah siap dibangun atau sudah berdiri bangunan di atasnya. Tabel 38. NJOP Beberapa Pusat Pertumbuhan dan Daerah Hinterland-nya di KBU Nama Kota Kec Hirarki Kota Jarak dari built up- area Kota Bandung km Fungsi Jalan utama NJOP Pusat Kota Rpm 2 Kelas Pajak Bumi Daerah Hinterland Terendah NJOP Rpm 2 Tertinggi NJOP Rpm 2 Cikalong Wetan Orde-IV 28 AP 200.000 A37 10.000 A35 20.000 Cisarua Orde-III 7,2 AT 128.000 A37 10.000 A29 82.000 Parongpong Orde-III 5,8 AT 2.013.000 A37 10.000 A21 464.000 Ngamprah Orde-III 6,7 AT 285.000 A37 10.000 A32 48.000 Cimahi Utara Orde-II 8,7 AT 464.000 A32 48.000 A22 394.000 Lembang Orde-II 8,6 AP 464.000 A37 10.000 A24 285.000 Cimenyan Orde-IV 4,5 AT 464.000 A37 10.000 A26 200.000 Berdasarkan analisis regresi dengan metode stepwise diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi nilai tanah pertanian adalah kategori zona dimana lokasi tanah berada x 1 , sementara itu variabel hirarki kota x 2 tidak berpengaruh nyata. Model regresi linier yang dihasilkan adalah y = 232765,05 – 1830,494x 1 dengan r 2 sebesar 81,3 dan p value sebesar 0.000. Sedangkan variabel yang mempengaruhi nilai tanah untuk permukiman adalah kategor zona dimana lokasi tanah berada x 1 , sementara itu variabel hirarki kota x 2 , jarak dari jalan x 3 , jarak dari sungai x 4 , jarak dari mata air x 5 , jarak dari hutan x 6 dan topografi x 7 tidak berpengaruh nyata. Model regresi yang dihasilkan adalah y = 486161,990-3210,089x 1 dengan r 2 sebesar 78,7 dan p value sebesar 0.000. Adapun sebaran nilai jual setempat hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 39 dan Gambar 23. Tabel 39. Nilai Tanah Berdasarkan Nilai Jual Setempat di KBU Zona Lahan Lahan Rural Harga Jual Lahan Permukiman Rpm 2 Harga Jual Lahan Pertanian Rpm 2 Urban area 0 - 10 486 162 – 454 061 232 765 -214 460 Urban fringe 10 - 40 454 061 – 357 758 214 460 – 159 545 Urral fringe 40 - 60 357 758 – 293 557 159 545 – 122 935 Rural fringe 60 - 90 293 557 – 197 254 122 935 – 68 021 Rural Area 90 - 100 197 254 – 165 153 68 021- 49 716 Gambar 23. Curva Bid-Rent Nilai Tanah Berdasarkan Harga Jual Tanah di KBU Sementara itu Sutawijaya 2004 berdasarkan hasil penelitian di Kota Semarang menyimpulkan bahwa faktor kepadatan penduduk, jarak ke pusat kota, lebar jalan, kondisi jalan, ketersediaan sarana transportasi angkutan umum bus - 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 500.000 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 N il a i L a h a n R p m 2 Persen Guna Lahan Rural Harga Jual Lahan Permukiman Harga Jual Lahan Pertanian angkot, dan yang terakhir adalah faktor lingkungan yang bebas banjir sangat berpengaruh terhadap nilai tanah untuk permukiman.

2. Berdasarkan Nilai Harapan Tanah Pertanian