95 Variebal  kategori zona direpresentasikan sebagai  persentasi  lahan  rural  di setiap
zon yakni  zona kekotaan memiliki persentase lahan rural 0, sampai zona rural area yang memiliki persentase lahan rural 100. Sedangkan hirarki kota diberikan definisi
atas  tingkat  hirarki  kota  yakni  orde  1  merupakan  orde  kota  tertinggi  dimana  tidak  ada fasilitas kekotaan yang  tidak dipenuhi 0, sampai orde IV dimana fasilitas kota tidak
dipenuhi  100.  Metode  yang  digunakan  adalah  metode  stepwise  menggunakan software  SPSS  Versi  6.0.  Berdasarkan  hasil  analisis  regresi  dibuatkan  kurva  nilai
bangunan.
5. Analisis nilai lahan berdasarkan NHT lahan hutan produksi
Hutan  produksi  di  KBU  didominasi  oleh  jenis  hutan  pinus  yang  menghasilkan kayu  dan  getah,  dengan  asumsi  sistem  penanaman  tidak  dilakukan  dengan  sistem
tumpangsari. Dengan demikian rente hutan didefinisikan sebagai nilai sekarang diskonto hanya  dari  tegakan  kayu  dan  getah.  Nilai  tegakan  kayu  dihitung  menggunakan  nilai
harapan tanah hutan per ha dengan rumus sebagai berikut: NHT
H
= Y
r
+  T
a
1.0p
r-a
+  .....+ T
q
1.0p
r-a
- C.1.0p
r
- E ............17
1.0p
r
– 1 dimana;
NHT
H
= Nilai harapan tanah hutan Yr
= Nilai bersih pada akhir daur Ta ..Tq = Nilai bersih penjarangan
C = Biaya penanaman sampai awal pemanenan
p = Suku bunga riil
r = lamanya daur
a .. q   = Tahun penjarangan E
= Total pengeluaran selama daur
6. Analisis Penentuan Besarnya Nilai PDR Lahan Milik
Penggunaan  NHT  berdasarkan  NPV  diasumsikan  sebagai  harga  dasar  nilai  jual tanah  yang  dipertimbangan  pemilik  lahan  dalam  menjual  tanahnya,  sehingga  pemilik
lahan  akan  menjual  tanahnya  apabila  nilai  jual  tanah  setempat  melebihi  NHT
P
nya. Terkait  dengan  penentuan  besarnya  nilai  pembelian  hak  membangun  Purchase  of
development  right,  PDR untuk  menahan  pemilik  lahan  tidak  menjual  lahannya
menggunakan rumus sebagai berikut: PDR = NLRt – NHTp .........................................................................................18
96 dimana;
PDR   =  Nilai hak membangun Rpm
2
NLRt  =  Nilai jual tanah  pada zona guna lahan Rpm
2
NHTp  =  Nilai harapan tanah pertanian Rpm
2
Sebagai ukuran efektivitas penerapan PDR adalah nilai manfaat hidrologi yang telah di- discounting  NART
HAd
,  oleh  karena  itu  maka  pembelian  hak  membangun  diizinkan apabila NART
HAd
PDR.
7. Analisis Penentuan Besarnya Nilai insentif Penanam Pohon PES
Penggunaan  NHT  hutan  pinus  produksi  dalam  penentuan  besarnya  pemberian insentif  bagi  penanam  pohon  untuk  menanam  pohon  di  lahannya,  diasumsikan  bahwa
nilai produktivitas pohon lainnya sama dengan pohon pinus. Oleh karena itu petani akan menanam  pohon  dan  tidak  menebangnya  apabila  mendapatkan  kompensasi  dari  NHT
tertinggi  yang  akan  diperoleh  jika  mengusahakan  kayu  dan  getah  pinus  selama  daur produksinya, dengan rumus sebagai berikut:
PES = NHT
HS
– NHT
Hop
.....................................................................................19 dimana;
PES =  Nilai jasa lingkungan hutan Rpha
NHT
HS
=  Nilai harapan tanah hutan tahun sewa Rpha NHT
Hop
=  Nilai harapan tanah  hutan optimum Rpha Sedangkan manfaat  hidrologis  yang diterima publik dari tidak menebang pohon
tersebut  adalah  NART
HAd
dalam  waktu  tidak  terbatas.  Oleh  karena  itu  penentuan efektivitas lamanya pohon disewa  pada saat selisih  NART
HAd
dengan PES tertinggi.
8. Implementasi Penerapan PDR dab PES di KBU