Deferensiasi Zona Guna Lahan KBU

121

b. Deferensiasi Zona Guna Lahan KBU

Dengan kondisi perembetan yang masuk kategori “ribbon development” dan bentuk kotanya adalah stellar, maka deferensiasi penggunaan lahan di KBU bertitik tolak dari dua pusat pertumbuhan di masing-masing jalan utama. Hal ini sesuai karakteristik kota yang berbentuk stellar, pada masing-masing lidah akan terbentuk pusat-pusat pertumbuhan subdistrik subsidiary centers yang berfungsi memberi pelayanan pada areal kekotaan yang letaknya agak jauh dari pusat kegiatan utama Kota Bandung. Dalam kondisi kota berbentuk stelar, maka model konseptual deferensiasi penggunaan lahan tidak sepenuhnya berlaku, dan model segitiga penggunaan lahan desa-kota rural-urban land use triangle tidak tunggal lagi melainkan triple yaitu model segitiga penggunaan lahan kota-desa, model segitiga penggunaan lahan desa- kota dan berlanjut menjadi model penggunaan kota-desa, di setiap jalan utama. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Yunus 2005 bahwa keberadaan jalur transportasi, titik pertumbuhan, peraturan-peraturan zoning, spekuliasi lahan adalah beberapa contoh unsur-unsur penyebab terjadinya distorsi model ideal tersebut. Adapun kondisi struktural deferensiasi zona guna lahan berdasarkan ciri penggunaan lahan kekotaan dan kedesaan di setiap kabupaten yang desa-desanya masuk KBU, sebagaimana tabel berikut. Tabel.34. Deferensiasi Zona Guna Lahan Setiap KabupatenKota KBU KabupatenKota Rural Area Rural Fringe Urral Fringe Urban Fringe Urban Area Jml DesaKel Kab. Bandung Barat 23,91 43,48 13,04 15,22 4,35 46 Kab. Bandung 11,11 44,44 33,33 11,11 0,00 9 Kota Cimahi 0,00 0,00 25,00 62,50 12,50 8 Kota Bandung 0,00 12,90 35,48 22,58 29,03 31 Berdasarkan data pada tabel di atas, dari 46 desa di Kabupaten Bandung Barat yang masuk wilayah KBU didominasi desa kategori Rural Fringe yakni sebanyak 23 desa 43, kemudian Rural Area sebanyak 11 desa 24, Urban Fringe sebanyak 7 desa 15 dan Urban Area sebanyak 2 desa 4. Untuk Kabupaten Bandung dari 9 desa yang masuk KBU didominasi kategori Rural Fringe sebanyak 4 desa 44, Urral Fringe 3 desa 33, Urban Fringe 1 desa 11, dan Rural Area 1 desa 11. 122 Untuk Kota Cimahi dari 8 kelurahan yang masuk KBU didominasi Urban Fringe 5 kelurahan 62,5, kemudian Urral Fringe 2 desa 25, dan Urban Area 1 kelurahan 12,5. Sedangkan untuk Kota Bandung dari 31 kelurahan yang masuk KBU didominasi oleh Urral Fringe 11 kelurahan 35,5, Urban Area 9 kelurahan 29, Urban Fringe 7 kelurahan 22,6, dan Rurral Fringe 4 kelurahan 12,9.

c. Transformasi Penggunan Lahan di KBU