Karekteristik Biofisik Kawasan Bandung Utara

77 Penduduk KBU sebagian besar bermatapencaharian pada sektor pertanian, sedangkan sentra-sentra perekonomian perdagangan dan distribusi hasil pertanian berada pada simpul-simpul kota seperti Kota Lembang dan Kota Cimahi. Perkembangan perekonomian KBU maupun kondisi ekonomi masyarakat, pada saat ini dipengaruhi juga oleh perubahan pemanfaatan lahan.

F. Kondisi Jaringan Jalan

Kondisi sistem jaringan jalan di KBU dan sekitarnya menunjukkan poros Utara-Selatan yang berpotongan dengan poros Barat-Timur, diikuti bentuk radial konsentrik untuk sistema jaringan di Selatan. Hal ini diakibatkan oleh kondisi fisik wilayah yang cukup berat untuk kawasan Utara. Dari segi dimenasi jalan dan fungsi jalan, di KBU merupakan jalan arteri primer dan kolektor primer. Sementara itu di setiap perdesaan telah terbangun jalan desa yang menghubungkan antar dusun dan antar dusun, dengan demikian maka kondisi infrastruktur jalan dapat dikategorikan baik. Kemudian dengan jaringan yang cukup rapat telah membuka akses ke berbagai tempat, sehingga dari segi aksesibilitas di KBU cukup tinggi.

G. Karekteristik Biofisik Kawasan Bandung Utara

Bila melihat kondisi fisik dasar KBU yang diuraikan di atas, KBU memenuhi karakteristik daerah hulu DAS sesuai dengan karakteristik yang digolongkan Ramdan et al 2003 yang dicirikan oleh topografi bergelombang, berbukit dan gunung; rawan terhadap erosi termasuk rawan bencana dan penutupan lahan didominasi hutan. Karakteristik lain adalah tanah umumnya marginal dan pengolahan tanah masih bersifat ekstensif dan merupakan lahan kering; tidak sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan Ramdan et al 2003 tersebut. Sedangkan dari faktor sosial ekonomi, KBU telah memiliki karakteristik daerah hilir DAS, seperti infrastruktur yang sudah baik, aksesibilitas tinggi, tingkat pendidikan penduduk tinggi, orientasi pasar, lahan banyak dimiliki pribadi, tenaga kerja upahan, tingkat kesejahteraan relatif tinggi, serta teknologi juga sudah kompleks. Secara lebih rinci keterpenuhan karakteristik biofisik 78 dan sosial ekonomi KBU terhadap karakteristika sebagai Bagian Hulu DAS menurut Ramdan et al 2003 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 22. Perbandingan Karakteristik Faktor Biofisik Antara DAS di Bagian Hulu dan Hilir Menurut Ramdan et al 2003 dengan Kondisi KBU Faktor Karakteristik Menurut Ramdan et al 2003 Kondisi KBU Daerah Hilir Daerah Hulu Kondisi Kawasan Keterpenuhan 1 2 3 4 5 1. Faktor Biofisik  Topografi Datar Bergelombang, berbukit dan gunung Bergelombang, berbukit dan gunung Memiliki karakteristik Daerah Hulu  Penutupan lahan Bukan hutan Didominasi hutan Hutan 46,05 , perkebunan 5,58 dan bukan hutan dan kebun 53,95 Memiliki karakteristik Daerah Hulu  Kesuburan tanah Umumnya subur akibat sedimentasi Umumnya marjinal Umumnya subur akibat daerah vulkanik dan merupakan daerah pertanian tanaman sayuran, padi dan palawija Memiliki karakteristik daerah hilir  Pengolahan tanah Intensif dan umumnya telah beririgasi baik Bersifat ekstensif dan pertanian lahan kering Bersifat intensif, sebagian lahan basah beririgasi dan sebagian lahan kering tadah hujan Memiliki karakteristik daerah hilir 2. Faktor Sosial Ekonomi  Infrastruktur Baik Jelek Baik dengan memiliki jalan raya menghubungkan Kota Bandung dan Kab. Subang dan Jakarta Memiliki karakteristik daerah hilir  Aksesibilitas Tinggi Rendah Tinggi dimana seluruh desa dapat diakses kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat Memiliki karakteristik daerah hilir  Tingkat pendidikan Tinggi Rendah Penduduk sebagian besar pendidikan SLTP ke atas Memiliki karakteristik daerah hilir 79 Tabel 22 lanjutan 1 2 3 4 5  motif produksi Berorientasi pasar Subsisten Para petani berorientasi pasar, karena merupakan sentra-sentra sayuran di Jawa Barat Memiliki karakteristik daerah hilir  kepemilika n lahan Lahan miliki Lebih banya lahan pemerintah Sebanyak 46,05 merupakan lahan pemerintah berupa kawasan hutan, dan HGU Memiliki karakteristik daerah hulu  budaya Adanya pencampuran budaya Jarang terjadi pencampuran budaya Telah berkembang sebagai daerah permukiman baru perluasan metropolitan Bandung, dan telah tumbuh mejadi daerah wisata, sehingga telah terjadi pencampuran budaya Memiliki karakteristik daerah hilir  tenaga kerja Upahan Berasal dari keluarga Karena sistem pertanian khususnya sayuran dilakukan secara intensif, maka tenaga kerja pertanian banyak menggunakan sistem upahan Memiliki karakteristik daerah hilir  tingkat ke- sejahteraan Relatif tingg Rendah Sebagian besar penduduk masuk kategori keluarga sejahtera 1 ke atas Memiliki karakteristik daerah hilir  teknologi Sudah kompleks Masih sederhana Industri yang berkembang adalah pariwisata, pertanian on farm serta tempat berbagai fasilitas penelitian dan pendidikan Memiliki karakteristik daerah hilir  keterlibat- an LSM Sedikit Banyak Masih dominan pemerintah Memiliki karakteristik daerah hilir 80 Berdasarkan data pada Tabel 22, KBU sebagai daerah hulu DAS memenuhi karakteristik sebagai daerah hulu DAS dari faktor biofisik hanya dari aspek topografi dan penutupan lahan, sedangkan dari aspek biofisik lainnya dan faktor sosial ekonomi sebagian besar wilayah KBU sudah memiliki karakteristik daerah hilir DAS. Selain karena aspek potensi lokasi yang dimiliki KBU seperti kesuburan tanah, kesejukan udara, panorama yang indah serta aksesibilitas yang baik ke Pusat Kota Bandung; KBU telah diperlakukan sebagai daerah hilir melalui dukungan politik dan arah kebijakan Pemerintah Daerah dengan menjadikan KBU sebagai daerah perluasan pertumbuhan Metropolitan Bandung. Berdasarkan hal tersebut, maka penyelesaian masalah yang dihadapi di wilayah ini pada hakekatnya tidak hanya terbatas dalam upaya perlindungan kawasan lindung, khususnya dalam pelestarian tata air, namun juga masalah kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan pembangunan di KBU.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kawasan Bandung Utara disingkat KBU. Wilayah KBU memiliki luas total sekitar 38548,33 ha yang secara administratif berada di dalam tiga wilayah administrasi pemerintahan yaitu Kota Cimahi terdiri dari 2 kecamatan dan 9 kelurahan, Kabupaten Bandung Barat terdiri dari 7 kecamatan dan 51 desa, Kabupaten Bandung terdiri dari 2 kecamatan dan 11 dessa, serta Kota Bandung terdiri dari 10 kecamatan dan 35 kelurahan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk 1 mengetahui struktur ruang KBU terutama terkait dengan hirarki kota dan sistem perkotaan, sistem penggunaan lahan kota dan diferensiasi perubahan guna lahan dari guna lahan kota sampai ke guna lahan kedesaan.; 2 mengetahui tingkat transformasi struktur penggunaan lahan sebagai dasar pemberian insentif dan disinsentif; 3 menghitung besaran nilai manfaat hidrologi untuk rumah tangga; 4 menghitung besaran nilai lahan berdasarkan NJOP, harga jual setempat dan nilai harapan tanah, dengan mempertimbangkan zona guna lahan; 5 menghitung besaran PDR dan PES serta efektivitasnya di setiap zona guna lahan dan wilayah administrasi kabupatenkota di KBU; 6 merumuskan konsep penerapan PES dan PDR; dan 5 merumuskan tahapan kemungkinan penerapan PES dan PDR.

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis Data Data utama yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data struktur ruang kota Data utama, berupa: - Data pusat-pusat pertumbuhan yang ada - Data kedudukan kota - Jangkauan pelayanan kota