Produksi Getah Pinus Nilai Lahan Hutan di KBU

Nilai lahan hutan dihitung berdasarkan atas nilai harapan tanah hutan produksi. Karena hutan produksi di KBU didominasi oleh jenis hutan pinus yang menghasilkan kayu dan getah dengan penanamannya melalui sistem tumpangsari, maka nilai harapan tanah hutan dihitung menggunakan tegakan pinus.

1. Produksi Getah Pinus

Sebagai lokasi sampel dalam melakukan perhitungan perhitungan produksi getah pinus di hutan produksi adalah di Bagian Hutan Gunung Sanggarah BKPH Lembang di lokasi Lembang dan Cikole, atas dasar rencana sadapan tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten Nomor: 345KptsCANIII2005, tanggal 1 Agustus 2006 dengan rincian seperti pada Tabel 44. Tabel 44. Rencana Produksi Getah Pinus Setiap Daur Per ha Hutan Produksi di KBU Berdasarkan Rencana Sadapan Tahun 2006 Bagian Hutan BKPH Anak Petak Fungsi Hutan Rencana sadapan tahun 2006 Taksiran Produksi KU Luas ha Jm Pohon Per Pohon Per ha Total Gn. Sanggarah BKPH Padalarang -Cikalong Wetan 96b HP KU III 17,9 7625 2,4 520 18090 29d2 HP KU VI 4,9 431 6,6 520 2850 29i HP KU III 20,4 8690 2,1 520 18290 29c HP KU IV 20 8515 2,9 520 24754 jml HP 63,2 25261 63984 Gn Keramat Cisalak Gn Karamat 9c HP KU IV 9,8 4112 2,8 520 11419 11 HP KU VI 3 325 3,9 520 1256 jml HP - 12,8 4437 12675 Total 76 29698 - - 76659 Sumber: Surat Keputusan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten Nomor: 345KptsCANIII2005, tanggal 1 Agustus 2006 Berdasarkan data pada Tabel 44, produksi getah per pohon ditaksir berbeda. Dari data yang ada menunjukkan pula bahwa pohon pinus di hutan produksi di daerah tersebut disadap pertama kali pada kelas umur III atau umur 15 tahun, serta kelas umur tertinggi disadap pada KU VII atau umur pinus 35 tahun. Atas dasar data tersebut dan dengan menggunakan interpolasi, maka diperoleh gambaran produksi getah tiap daur 15, 20, 25, 30, dan 35, di hutan produksi di KBU seperti pada Tabel 45 dan Gambar 27. Tabel 45 Re-rata Produksi Getah Setiap Daur Per ha di Hutan Produksi KBU Berdasarkan Rencana Sadapan Tahun 2006 Umur tahun Produksi Getah kg dalam setahun Daur tahun 15th 20th 25th 30th 35th 15 3028,86 1009,62 1009,62 1009,62 1009,62 16 1056,48 1056,48 1056,48 1056,48 17 1099,08 1099,08 1099,08 1099,08 18 1145,94 1145,94 1145,94 1145,94 19 1188,54 1188,54 1188,54 1188,54 20 4941,60 69,60 69,60 69,60 20 1218,00 1218,00 1218,00 21 1260,00 1260,00 1260,00 22 1323,00 1323,00 1323,00 23 1377,60 1377,60 1377,60 24 1428,00 1428,00 1428,00 25 7413,00 5506,80 5506,80 25 381,24 381,24 26 408,24 408,24 27 421,20 421,20 28 457,92 457,92 29 492,48 492,48 30 3175,20 617,40 30 426,30 31 461,10 32 500,25 33 539,40 34 574,20 35 4019,40 Total 3028,86 10441,26 19588,86 23018,94 26981,79 Berdasarkan taksiran re-rata produksi getah pinus tersebut, pertambahan produktivitas tertinggi berada pada kisaran umur 20 tahun sampai 25 tahun tahun yaknis sebesar 9148 kg per ha. Dengan menggunakan prinsip hasil maksimum maximum sustained yield, maka daur produksi terpilih adalah daur 25 tahun, karena pertambahan produksi getah tertinggi pada umur 25 tahun dan setelah umur 25 tahun pertambahan produksi getah terus menurun. Dengan dilakukan pelarangan penebangan hutan di KBU, maka dari aspek tujuan pengusahaan getah setelah 25 tahun tidak bisa dipertanggungjawabkan karena ada produksi getah yang diproduksi dengan biaya yang lebih besar daripada manfaatnya. Dengan kata lain, ada inefisiensi yang harus ditanggung oleh publik. Gambar 27. Taksiran Produksi Getah pada setiap daur di Hutan Produksi KBU

2. Produksi Kayu Pinus