Bandung dan Kota Cimahi yang masuk KBU, sehingga fungsi hidrologisnya masih cukup tinggi.
Tabel 52. Efektivitas Penerapan PDR di Setiap KabupatenKota di KBU
KabupatenKota Luas
Zona ha
Total Insentif Rp
Total Manfaat Hidrologis Rp
Efektivitas PDR Rp
Kab. Bandung Barat
14686 3020 705 394 940 4731 796 617 063 1 711 091 222 123 Kab. Bandung
2184 338 842 229 459
746 523 426 610 407 681 197 151
Kota Cimahi 1111
288 026 193 149 159 252 569 182
-128 773 623 968 Kota Bandung
2945 773 249 596.510
499 398 418 274 -273 851 178 236
Total 20926 4 420 823 414 059 6 136 971 031 129 1 716 147 617 070
Keuntungan penerapan program PDR yang lain adalah PDR menunjang keberadaan lahan pertanian secara permanen atas peningkatan pembangunan dan
dengan dipertahankannya lahan pertanian maka dapat menyelamatkan ketahanan pangan, nilai habitat hidupan liar, serta nilai hidrologis Rielly, 2000. Dalam
mendukung kepermanenan lahan pertanian tersebut, maka dalam pendanaan PDR perlu didorong terjadinya cost-benefit sharing antar pemerintah yang ada di
kabupatenkota di KBU. Mengingat bahwa penduduk di wilayah Kota Cimahi dan Kota Bandung
menerima surplus manfaat hidrologi dari Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung di KBU, maka perlu dilakukan cost sharing dengan
membantu pemberian insentif melalui pembelian hak membangun lahan pertanian yakni Kota Bandung atas PDR di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten
Bandung, dan Kota Cimahi atas PDR di Kabupaten Bandung Barat, sehingga lahan pertanian dan kawasan lindung milik guna mempertahankan ketahanan
pangan dan nilai hodrologis di KBU.
2. Penetapan Besarnya PES Penanaman Pohon
Dalam menentukan besarnya PES di setiap lokasi berbeda, dan lebih didasarkan pada kesepakatan antara pemilik lahan dengan penggunapemanfaat
jasa lingkungan yang dihasilkan. Pagiola 2008 melaporkan bahwa penentuan nilai PES dalam jasa hidrologi yang dilakukan di Costa Rica melalui kesepakatan
antara pemilik lahan dengan pengguna air seperti perusahaan pengguna air melalui bantuan Lembaga Non Pemerintah. Sedangkan menurut Gene 2007
penentuan nilai PES dilakukan dengan analisis komparatif antara NPV pemilik dalam perlindungan hutan dengan pengusahaan pembalakan.
Dalam penelitian ini, besarnya PES merupakan selisih keuntungan finansial pada daur optimal dengan keuntungan finansial yang diperoleh pada
daur apabila pengelola lahan tetap mempertahankan hutannya untuk tidak ditebang, sebagai bentuk kompensasi atas opportunity cost dalam mendapatkan
kesempatan memperoleh keuntungan melalui penggantian jenis hutan atau melakukan regenerasi sehingga produktivitas lahannya menjadi maksimal.
Berdasarkan hal itu, maka besarnya kompensasi adalah selisih NHT tertinggi dengan NHT pada daur tersebut.
Berdasarkan hitungan NHTh sebelumnya, menunjukkan bahwa NHT tertinggi terdapat pada daur optimum yakni 21 tahun senilai Rp789 111 780, maka
besarnya PES masing-masing daur setelah daur optimum adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 53.
Tabel 53. Besarnya PES Penanaman Pohon
Daur tahun
NHT h maksimum 21 th
Rpha NHTh Rpha
Nilai PES Rpha
22 789 111 780
779 815 816 9 295 964
23 789 111 780
775 117 232 13 994 548
24 789 111 780
770 785 617 18 326 163
25 789 111 780
765 098 699 24 013 081
26 789 111 780
758 624 616 30 487 164
27 789 111 780
736 661 257 52 450 523
28 789 111 780
717 138 952 71 972 828
29 789 111 780
699 014 111 90 097 669
30 789 111 780
685 940 314 103 171 466
31 789 111 780
660 326 811 128 784 969
32 789 111 780
639 425 671 149 686 109
33 789 111 780
619 921 163 169 190 617
34 789 111 780
601 532 189 187 579 591
35 789 111 780
586 298 658 202 813 122
Nilai PES di kawasan lindung
Kawasan lindung berfungsi lindung di KBU berdasarkan kriteria Keppres No.32 Tahun 1990 seluas 28.452,5 ha atau 73,81 dari luas keseluruhan KBU,
yang meliputi hutan lindung dan hutan konservasi, kawasan resapan air, kawasan perlindungan setempat dan kawasan rawan bencana Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Provinsi Jawa Barat, 2004. Berdasarkan jasa hidrologi yang
diperolehnya, maka efektivitas penerapan PES di kawasan lindung di KBU seperti tersaji pada Tabel 54 dan Gambar 33.
Guna lahan kering pertanian dengan nilai
produktivitas yang
rendah merupakan guna lahan pertanian yang
paling rawan dikonversi menjadi permukiman
Proses konversi lahan pertanian kering menjadi komplek perumahan, sebagai
akibat perbedaan nilai guna lahan pertanian dengan permukiman yang
memicu terjadinya penjualan dan perubahan guna lahan pertanian menjadi
permukiman
Gambar 32. Proses Konversi Lahan Pertanian Menjadi Permukin di KBU Berdasarkan data pada Tabel 54 dan Gambar 33, menunjukkan bahwa
efektivitas penerapan PES pada 28 452,50 ha kawasan lindung tertinggi pada jangka waktu sewa 26 tahun atau 5 tahun setelah daur optimumnya 21 tahun
dengan nilai total PES sebesar Rp867 436 019 497 dengan efektif memperoleh surplus manfaat hidrologis sebesar Rp11 114 677 395 761. Setelah tahun sewa 26
tahun, PES masih efektif diterapkan di kawasan lindung tetapi surplus manfaat hidrologisnya terus menurun.
Gambar 33. Efektivitas Penerapan PES di Kawasan Lindung
- 2.000.000
4.000.000 6.000.000
8.000.000 10.000.000
12.000.000 14.000.000
16.000.000
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
N il
ai E
fe kt
iv it
as x
M il
li on
s
Tahun Sewa thn Total PES Rp
Total NPV Jasa Hidrologis Rp Efektivitas PES Rp
Tabel 54. Efektivitas Penerapan PES di Kawasan Lindung KBU
Jangka waktu
sewa thn Total Kawasan
Lindung ha Nilai PES per ha
Rpha Total PES Rp
NPV Jasa Hidrologis Rpha
Total NPV Jasa Hidrologis Rp
Efektivitas PES Rp 1
2 3
4 5
6 7
22 28.452,50
9.295.964 264.493.423.050
372.566.701 10.600.454.063.409,70 10.335.960.640.359,60
23 28.452,50
13.994.548 398.179.884.018
385.160.039 10.958.766.021.104,00 10.560.586.137.086,00
24 28.452,50
18.326.163 521.425.141.827
397.446.223 11.308.338.662.757,10 10.786.913.520.929,60
25 28.452,50
24.013.081 683.232.176.539
409.432.744 11.649.385.142.418,50 10.966.152.965.879,90
26 28.452,50
30.487.164 867.436.019.497
421.126.910 11.982.113.415.259,00 11.114.677.395.761,90
27 28.452,50
52.450.523 1.492.348.491.970 432.535.853 12.306.726.364.371,60
10.814.377.872.401,20 28
28.452,50 71.972.828 2.047.806.883.676
443.666.529 12.623.421.924.481,50 10.575.615.040.805,60
29 28.452,50
90.097.669 2.563.503.922.503 454.525.725 12.932.393.202.637,50
10.368.889.280.134,20 30
28.452,50 103.171.465 2.935.486.118.809
465.120.063 13.233.828.595.960,50 10.298.342.477.151,10
31 28.452,50
128.784.969 3.664.254.334.625 475.456.002 13.527.911.906.519,40
9.863.657.571.894,92 32
28.452,50 149.686.109 4.258.944.013.431
485.539.845 13.814.822.453.406,20 9.555.878.439.975,08
33 28.452,50
169.190.617 4.813.896.019.876 495.377.741 14.094.735.182.076,20
9.280.839.162.199,80 34
28.452,50 187.579.591 5.337.108.299.228
504.975.688 14.367.820.771.022,60 9.030.712.471.794,83
35 28.452,50 202.813.122
5.770.540.342.358 514.339.539 14.634.245.735.848,30
8.863.705.393.490,69 Keterangan Data Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat atas dasar Keppres No.22 Tahun 1990
4 = 2 x 3 6 = 2 x 5
7 = 6 - 4
Nilai PES di Hutan Produksi
Agar Perhutani tetap mmelihara tegakan meskipun tidak diperbolehkan menebang tegakannya selama mungkin di hutan produksi di KBU, maka
diperlukan pemberian kompensai berupa insentif sewa pohon. Dari total hutan produksi seluas 127,41 ha, maka efektivitas penerapan PES di setiap daur setelah
daur finansialnya optimum seperti terlihat pada Gambar 34 dan Tabel 55.
Gambar 34. Efektivitas Penerapan PES di Kawasan Hutan Produksi di KBU Berdasarkan data pada Gambar 34 dan Tabel 55, efektivitas penerapan
PES pada hutan produksi seluas 127,41 ha yang dikelola KPH Bandung Utara, jika dilarang menebang tegakan di hutan produksi seluas 127,41 ha di KBU,
tertinggi berada di tahun sewa 26 tahun dengan surplus manfaat hidrologis sebesar Rp49 771 410 139,50. Setelah tahun sewa 26 tahun, PES masih efektif diterapkan
di kawasan hutan produksi KPH Bandung Utara tetapi surplus manfaat hidrologisnya semakin menurun.
Penentuan nilai berdasarkan NPV untuk perubahan penggunaan lahan hutan produksi menjadi hutan lindung telah digunakan di the Reserva Forestal
Golfo Dulce, Costa Rica. Berdasarkan nilai hopotetis Gene 2007 dalam menghitung profitabilitas perlindungan hutan untuk melawan profitabilitas
pengusahaan pembalakan logging pada hutan tersebut, melalui penetapan harga PES sebesar 130hatahun untuk waktu 5 tahun dan 75hatahun untuk jangka
15 tahun disajikan pada Tabel 56.
1.000 11.000
21.000 31.000
41.000 51.000
61.000
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
E fe
kt iv
it as
P E
S Rp
x 10
00 .0
00
Tahun Sewa thn
Total Sewa pohon Rp Total NPV Jasa Hidrologis Rp
Efektivitas PES Rp
Tabel 55. Efektivitas Penerapan PES di Hutan Produksi Peruhutani di KBU
Jangka waktu sewa
thn Total
Kawasan Hutan
Lindung ha
Nilai PES Rpha
Total PES Rp NPV Jasa
Hidrologis Rpha Total NPV Jasa Hidrologis
Rp Efektivitas PES Rp
1 2
3 4
5 6
7 22
127,41 9.295.964 1.184.398.806
372.566.701 47.468.723.388,77 46.284.324.582,66
23 127,41
13.994.548 1.783.045.392 385.160.039 49.073.240.620,29
47.290.195.228,05 24
127,41 18.326.163 2.334.936.379
397.446.223 50.638.623.285,19 48.303.686.906,31
25 127,41
24.013.081 3.059.506.603 409.432.744 52.165.825.885,09
49.106.319.282,41
26 127,41
30.487.164 3.884.369.502
421.126.910 53.655.779.641,09 49.771.410.139,50
27 127,41
52.450.523 6.682.721.074 432.535.853 55.109.393.061,58
48.426.671.987,44 28
127,41 71.972.828 9.170.057.993
443.666.529 56.527.552.496,20 47.357.494.503,09
29 127,41
90.097.669 11.479.343.986 454.525.725 57.911.122.676,32
46.431.778.690,16 30
127,41 103.171.465 13.145.076.404
465.120.063 59.260.947.242,29 46.115.870.837,85
31 127,41
128.784.969 16.408.492.919 475.456.002 60.577.849.257,87
44.169.356.338,99 32
127,41 149.686.109 19.071.507.135
485.539.845 61.862.631.712,10 42.791.124.577,36
33 127,41
169.190.617 21.556.576.466 495.377.741 63.116.078.008,90
41.559.501.543,13 34
127,41 187.579.591 23.899.515.628
504.975.688 64.338.952.444,81 40.439.436.816,85
35 127,41 202.813.122
25.840.419.823 514.339.539 65.532.000.674,96
39.691.580.851,76 Keterangan:
4 = 2 x 3 6 = 2 x 5
7 = 6 - 4
Tabel 56. Profitabilitas perlindungan hutan ketika PES tertinggi diberikan dalam melawan profitabilitas pembalakan kayu pada harga kayu tahun 2005
Luas ha
NPV, 5 tahun NPV, 5 tahun
Logging Perlindungan
hutan, PES =130hatahun
Logging Perlindungan
hutan, PES =130hatahun
10 2108
2107 1741
2517 50
20,126 18,007
22,087 21,564
100 42,649
37,882 47,644
45,373 150
65,172 57,756
71,810 69,182
200 87,695
77,631 98,387
92,990 250
110,218 97,506
123,820 116,799
300 132,741
117,380 149,254
140,608 Sumber: Gene 2007
Berdasarkan data pada Tabel 56, profitabilitas perlindungan hutan lebih rendah dibandingkan profitabilitas pengusahaan pembalakan kayu. Menurut
Sinder et al 2003 dalam Gene 2007 apabila profitabilitas perlindungan hutan lebih rendah dibandingkan profitabilitas pembalakan kayu, maka PES skeptis
dapat digunakan untuk meningkatkan konservasi di areal dimana alternatif penggunaan lahan diperoleh, dan menyatakan bahwa “sistem mungkin tidak
cukup untuk melindungi lahan dalam pandangan ekonomi atau opportunity......” Namun di tempat lain PES efektif digunakan, seperti yang disampaikan Pagiola
2008, bahwa di Costa Rica telah terjadi kesepakatan antara pengguna lahan dan pengguna air dalam besaran PES dan pembiayaannya, seperti data pada Tabel 57.
Tabel 57. Beberapa contoh kontrak provisi jasa air di Costa Rica melalui program PSA
Perusahaan Tipe
Pengguna DAS
Areal Areal
yang dicakup
oleh kontrak
ha Juml areal
yang didaftarkan
hingga akhir
2004 ha
Kontribusi thd pemba-
yaran PES tk Partisipasi
pengguna lahan
UShathn Kontribusi
terhadap Biaya adm
FONAFIFO
1 2
3 4
5 6
7 Energía
Global Produsen
listrik Río
Volcán dan Río
San Fernando
2000 1493
12 0
Platanar S.A.
Produsen listrik
Río Pla- tanar
750 354
396 30
15 5 dari pembayaran
CNFL Produsen
listrik Río
Aranjuez 4000
2424 40 13ha thn
1 Río
Balsa 6000
4567 40 7ha thn
2–5
Tabel 57 lanjutan
1 2
3 4
5 6
7 Río
Laguna Cote
900 501
40 Florida Ice
Farm Bottler
Río Segundo
1000 440
45
a
29ha thn 1
Keterangan:
a
untuk mengatasi biaya opportunity lokal yang tinggi, pembayaran oleh Florida Ice and Farm and Heredia ESPH diakumulasi, sehinga pengguna lahan dibayar
US 67hayr. Sumber: Pagiola 2008
Berbeda dengan menentukan efektivitas penerapan PES dalam penelitian ini, Pagiola 2005 menyediakan kerangka analisis keefektifan program PES
sebagaimana tersaji pada Gambar 35.
Gambar 35. Kerangka Kerja Untuk Menganalisis Efisiensi PES Pagiola, 2005 dalam Engie at al, 2008
Berdasarkan kerangka analisis keefektifan program tersebut, program PES ditujukan untuk mendorong penggunaan lahan yang secara pribadi tidak
menguntungkan tetapi secara sosial diinginkan menjadi profitable untuk penggunaan lahan secara individu, sehingga mereka bersedia mengadopsi PES
yang diilustrasikan pada kasus A. Beberapa pengalaman program PES yang tidak efisiensi dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a Korbanan pembayaran yang tidak cukup untuk mempengaruhi adopsi penggunaan lahan yang secara sosial diinginkan kasus B.
b Mempengaruhi adopsi penggunaan lahan yang secara sosial diinginkan, yang mensupply jasa lingkungan, tetapi biaya lebih tinggi dari nilai jasa kasus C
Trade-off Value of Environmental Services
B
PES PES
A
C
PES PES
D
‘Win-Win’
On-Site Profit
Trade-off ‘lose-lose’
c Pembayaran untuk adopsi praktek-praktek yang akan mengadopsi dengan berbagai cara kasus D.
Perbedaan penetapan efektivitas dari hasil penelitian ini dengan yang dilakukan Pagiola 2008 terletak pada mekanisme penetapan efektivitas, yang
mana hasil penelitian ini lebih memberikan alternatif kepada pemilik lahan dalam melakukan pemilihan jangka waktu lamanya tegakan pohon tidak ditebang, dan
bagi publik mengetahui kemungkinan manfaat hidrologis yang akan diperoleh.
F. Kemungkinan Implementasi PDR dan PES di KBU