Parameter Persamaan CO Hasil Estimasi Model Makroekonomi-Lingkungan Jawa Barat

meningkatkan jumlah CO. Artinya, pembangunan ekonomi yang sudah dan tengah berlangsung di Jawa Barat memiliki dampak negatif terhadap kualitas udara. Fenomena ini nampaknya akan terus berlangsung karena pendapatan per kapita masih tergolong rendah. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa turning point untuk polusi udara yakni SO dan CO antara 3 000 dan 4 000. Dalam jangka pendek PDRB per kapita tidak responsif terhadap jumlah CO, namun dalam jangka panjang sangat responsif bahwa setiap kenaikan PDRB per kapita sebesar 1 persen akan menaikan CO sebesar 3.37 persen. Jumlah polutan CO sangat terkait dengan aktivitas sektor industri pengolahan dan mobilitas alat angkut yang menggunakan bahan bakar minyak. Fenomena naiknya pendapatan per kapita yang diikuti oleh naiknya CO bisa dipahami karena semakin tinggi pendapatan akan mendorong tingkat konsumsi dan mobilitas semakin meningkat. Di sisi lain, udara merupakan SDA yang open access , bergerak lintas wilayah administrasi, dan ketika tercemar tidak terasa langsung dampak negatifnya waktu itu juga. Hasil estimasi variabel dummy kebijakan pengendalian pencemaran udara menunjukkan tanda yang sesuai dugaan namun tidak signifikan. Seperti sudah disinggung dari awal, jenis pencemaran udara memiliki karakteristik tersendiri sebagai eksternalitas publik sehingga dimungkinkan kebijakan tidak akan berpengaruh. Eksistensi kebijakan yang ada pun tidak sebanyak kebijakan penanganan lahan kritis dan sangat bias pada tipe CAC. Angka elastisitasnya sangat rendah yakni 0.06 persen untuk jangka pendek dan 0.05 persen untuk jangka panjang. Sementara variabel tingkat kepedulian yang diproksi dengan rata-rata lamanya sekolah signifikan pada taraf 20 persen dengan tanda sesuai dugaan, bahwa jika tingkat kepedulian meningkat jumlah CO akan berkurang. Tingkat kepedulian ini sangat respon dalam jangka panjang bahwa setiap kenaikan tingkat kepedulian sebesar 1 persen akan menurunkan jumlah CO sebesar 3.99 persen.

5.1.12. Parameter Persamaan CO2 Per Kapita

Untuk melengkapi analisa tentang pencemaran udara, maka dibuat persamaan CO2 per kapita. Pembakaran bahan fosil dapat meningkatkan konsentrasi CO2 di bumi. Sekalipun tidak beracun seperti halnya CO tetapi CO2 dapat berakibat menaikan suhu bumi. Mengingat karakteristik yang tidak jauh antara CO dan CO2 maka variabel bebas yang dimasukan persis sama. Hasil estimasi persamaan CO2 per kapita selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan CO2p Variable Parameter Standard Error Prob |T| Elastisitas SR LR INTERCEP 0.158332 0.064811 0.0217 YT 0.08272 0.020711 0.0005 0.7895 3.7123 DLU 0.002202 0.014419 0.8798 0.0016 0.0078 ED -0.061898 0.021989 0.0092 -0.9872 -4.6419 LCO2p 0.787337 0.131211 0.0001 ProbF 0.0001 Adj R 2 = 0.9654 DW = 0.955 PDRB per kapita sebagai proksi untuk pendapatan per kapita memiliki signifikan yang tinggi dengan tanda positif. Besarnya angka elastisitas untuk jangka panjang sangat elastis, bahwa kenaikan pendapatan per kapita sebesar 1 persen akan meningkatkan CO2p sebesar 3.7 persen. Variabel dummy kebijakan pengendalian pencemaran dalam persamaan ini pun sama dengan persamaan CO memiliki tingkat signifikan yang rendah, namun tanda sesuai dugaan. Untuk variabel tingkat kepedulian, ternyata di persamaan CO2 per kapita signifikan pada taraf 1 persen dengan tanda sesuai dugaan. Artinya, jika tingkat kepedulian meningkat yang tercermin pada bertambahnya rata-rata lamanya sekolah 1 tahun maka jumlah CO2 per kapita akan berkurang sebesar 0.99 persen. Variabel ini sangat elastis dalam jangka panjang, jika tingkat kepedulian ini meningkat 1 persen maka dapat menurunkan jumlah CO2p sebesar 4.6 persen.

5.2. Hasil Validasi Model

Validasi model bertujuan untuk melihat apakah nilai pendugaan model sesuai dengan nilai aktual dari variabel endogen. Validasi model dilakukan melalui simulasi dasar selama periode 1973 – 2004. Sesuai penjelasan di metode penelitian, kriteria validasi yang digunakan adalah RMSE, RMSPE dan U-Theil. Nilai U-Theil menggambarkan kemampuan suatu model untuk menganalisa simulasi historis dan simulasi peramalan. Sedangkan nilai RMSPE adalah nilai yang menunjukan seberapa jauh nilai dugaan variabel endogen menyimpang terhadap nilai aktualnya. Besaran ketiga kriteria tersebut disajikan dalam Tabel 22. Hasil simulasi historis diperoleh angka U Theil yang sangat rendah dimana sebagian besar bernilai 1 ke bawah kecuali untuk CO2p yang bernilai 2. Hal ini menunjukan bahwa model yang dibangun mendekata kondisi aktualnya. Demikian halnya nilai RMSE, 10 persamaan memiliki nilai di bawah 22.