Proksi Untuk Kualitas Udara

untuk mengetahui lingkungan yang tercemar biasanya terdiri dari beberapa parameter berikut: suhu, rasa dan bau, warna, kekeruhan. Selain pemeriksaan fisik, tingkat pencemaran dapat diketahui dari pemeriksaan kimiawi. Pemeriksaan kimiawi cenderung lebih khusus sifatnya dibandingkan dengan sifat fisik, sehingga lebih tepat dan cepat untuk menilai sifat suatu sampel. Karakteristik kimiawi tersebut diantaranya: pH, alkalinitas, asiditas, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen, nitrogen, Pb. Menurut Saeni 1989 dalam Pesoth 2001 selain pemeriksaan fisik dan kimia, zat-zat pencemar air yang perlu mendapat perhatian adalah unsur-unsur renik dalam air yakni unsur yang terdapat pada konsentrasi yang sangat rendah dalam suatu sistem atau suatu unsur yang terjadi hanya pada konsentrasi beberapa bagian per sejuta atau kurang. Penurunan kualitas lingkungan pada gilirannya akan diikuti oleh turunnya jasa lingkungan yakni berkurangnya fungsi keindahan dan kenyamanan lingkungan insitu resources, sehingga akan menurunkan tingkat kepuasan.

2.1.1. Proksi Untuk Kualitas Udara

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari keadaan normalnya. Susunan udara bersih dan kering kira-kira tersusun oleh nitrogen 78.09 persen, oksigen 21.94 persen, argon 0.93 persen dan karbon dioksida 0.032 persen. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu lama dapat mengganggu kesehatan Hasmanto, 2001. Dalam PP No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia serta secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Konsentrasi zat-zat kimia dan atau fisika seperti SO x , NO 2 , CO, HO, CO 2 dapat digunakan sebagai proksi terhadap kualitas udara. Secara umum penyebab pencemaran udara ada dua macam yakni pencemaran secara alamiah seperti debu yang bertebaran karena ditiup angin atau dari letusan gunung berapi dan pencemaran buatan manusia seperti debu dari kegiatan industri dan kendaraan bermotor, serta zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara. Dengan demikian berdasarkan sumbernya jenis polusi udara ini dibagi atas sumber tetap sektor industri dan sumber yang bergerak sektor transportasi. Berdasarkan hasil riset BPLHD Jawa Barat dengan menggunakan tabel I- O lingkungan Jawa Barat 1995, penyumbang terbesar polutan Sox di Jawa Barat bersumber dari kegiatan industri manufaktur yang diikuti oleh sektor transportasi dan komunikasi. Kedua sektor tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencemaran udara terutama di perkotaan. Industri manufaktur yang diduga memberikan kontribusi terbesar pada total output Hidrocarbon diduga berasal dari aktivitas industri migas atau industri kimia yang menggunakan bahan dasar petroleum. Selain dari industri, Hidrocarbon banyak dihasilkan dari kegiatan domestik pada sektor bangunan. Dari hasil riset yang sama dapat diketahui bahwa penyumbang terbesar polutan CO2 di Jawa Barat adalah dari sektor pertambangan, kemudian industri manufaktur, listrik gas, air dan bangunan serta trasnportasi dan komunikasi. CO2 merupakan gas yang tidak berbau dan tidak beracun. Di atmosfir, CO2 dapat berasal dari proses pernafasan makhluk hidup, sedangkan sumber buatan adalah berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, industri, pembakaran hutan dan perubahan tata guna lahan, dimana sekitar 67 persen dari sumber buatan tersebut berasal dari industri dan pembakaran bahan bakar fosil Santoso, 2005. Seperti halnya parameter Sox, total Nox yang dihasilkan dari berbagai sektor di Jawa Barat bersumber dari kegiatan industri manufaktur dan aktivitas domestik dan transportasi. Sementara total Pb juga dihasilkan dari sektor manufaktur, sektor bangunan dan transportasi. Hal ini menunjukkan bahwa jenis gas-gas berbahaya yang diemisikan ke udara masih didominasi oleh sektor industri manufaktur, transportasi dan domestik.

2.1.2. Proksi Untuk Kualitas Air