Pengaruh Kenaikan CO dan CO2p
Demikian halnya jumlah CO2 diperkirakan berdampak terhadap aktivitas sektor industri pengolahan dan jasa sekalipun dimungkinkan bergerak pula menyebar ke
wilayah lainnya. Dalam model yang sudah dibangun, pencemaran udara tidak dikaitkan langsung dengan sektor pertanian. Namun melalui simulasi ternyata sektor
pertanian pun terpengaruh sebagai efek berantai dari sektor industri pengolahan dan jasa. Hasil simulasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Simulasi Historis Dampak Kenaikan CO dan CO2p Terhadap Makroekonomi-Lingkungan Jawa Barat
No Variabel Keterangan Kenaikan Pencemaran Udara
CO2p 1 CO 2
CO2p 2 CO 4
1 AGRO Sektor
Pertanian -0.0938
-0.1877 2
INDS Sektor Industri
-1.0412 -2.0824
3 JASA Sektor
Jasa 0.6125
1.2249 4
GR Gini Rasio
0.1557 0.3426
5 PR Poverty
0.0174 0.0348
6 LKp Lahan
Kritiskapita 0.0000 0.0000
7 TG
Tambang dan Galian -0.0089
-0.0177 8
KN Kontruksi -0.0262
-0.0524 9
TDSp Total Dissolved Solidkapita
0.0000 0.0000
10 BODp
Biologi Oxigen Demandkapita -0.0486
-0.1133 11
CO Carbon Monoksida
2.0000 4.0000
12 CO2p Carbon
Dioksidakapita 1.0000
2.0000 13
PDRB Produk Domestik Regional Bruto
-0.1145 -0.2290
14 YT PDRBkapita
-0.1005 -0.2009
15 SA Pangsa
Pertanian -0.0069
-0.0138 16
SI Pangsa Industri
-0.2343 -0.4686
17 SJ Pangsa
Jasa-Jasa 0.2416
0.4832 18
PRDA Produktivitas TK Pertanian
-0.0980 -0.1960
19 PRDI
Produktivitas TK Industri -1.1262
-2.2530 20
PRDJ Produktivitas TK Jasa-Jasa 0.6143
1.2285
Kenaikan tingkat pencemaran udara berdampak pada turunnya output sektor- sektor ekonomi kecuali sektor jasa. Kenaikan CO2p sebesar 1 persen dan CO sebesar
2 persen ternyata meningkatkan sektor jasa sebesar 0.61 persen. Sesuai hasil estimasi
yang bertanda positif dari pengaruh CO terhadap output sektor jasa, hasil simulasi pun menunjukan demikian.
Sektor jasa yang di dalamnya termasuk sektor transportasi merupakan sektor ekonomi yang mendominasi output CO. Naiknya CO seiring dengan berkembangnya
sektor transportasi yang mendukung aktivitas sektor jasa lainnya semakin mendorong aktivitas sektor jasa. Artinya, perkembangan sektor jasa periode sebelumnya sangat
mempengaruhi perkembangan periode berikutnya dalam kondisi tidak ada kebijakan ketat pengendalian jumlah CO.
Secara keseluruhan output agregat mengalami penurunan sebesar 0.11 persen. Penurunan ini diikuti oleh turunnya produktivitas tenaga kerja di sektor industri
pengolahan dan pertanian sehingga mengakibatkan GR naik sebesar 0.16 persen. Peningkatan GR tidak lepas dari pengaruh kenaikan produktivitas tenaga kerja di
sektor jasa. Penurunan PDRB sebesar 0.11 persen menyebabkan angka kemiskinan naik sebesar 0.0174 persen. Artinya, memburuknya kualitas udara sama halnya
dengan memburuknya kualitas air, dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini terjadi karena udara merupakan gas yang kita hirup setiap saat.
Udara tercemar yang terhirup akan merusak sistem pernafasan dan menimbulkan penyakit sehingga muncul biaya kesehatan yang akan mengurangi alokasi anggaran
untuk pengeluaran pangan. Kelompok masyarakat berpendapatan rendah paling parah terkena ancaman kesehatan akibat polusi udara. Hilangnya kesempatan bekerja
karena sakit menghilangkan pendapatan bahkan kemungkinan kehilangan pekerjaan.
Tidak adanya asuransi kesehatan bagi mereka memperbesar mereka masuk ke dalam golongan masyarakat miskin Duraiappah, 1996.
Memburuknya kualitas udara tidak mempengaruhi luas lahan kritis dan jumlah TDSP karena variabel-variabel yang mempengaruhinya saling meniadakan.