Teori Environmental Kuznet Curve EKC

tumbuh, seperti: nilai elastisitas pendapatan yang positif dan meningkat, perubahan dalam komposisi produksi dan konsumsi, meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran terhadap lingkungan, kemajuan teknologi, dan lebih terbukanya sistem politik Lim, 1997. Hal ini memiliki implikasi bahwa pertumbuhan ekonomi adalah jalan untuk masalah lingkungan yang juga perlu didukung oleh kekuatan pasar dan kebijakan serta regulasi lingkungan. Model Pezzey mengoreksi konsep limits to growth bahwa kualitas lingkungan sangat dipengaruhi oleh belanja lingkungan yakni alokasi dana yang berasal dari total pendapatan. Pengalaman Pemerintah Korea Selatan melalui kebijakan fiskalnya telah membuktikan hal ini Min, 2003. Dengan demikian kekhawatiran Meadow tentang limit to growth tidak akan terjadi selama ada upaya pengendalian degradasi lingkungan melalui belanja lingkungan yang memadai. Pemikiran Pezzey ini identik dengan Teori EKC sebagai analogi terhadap Kurva Kuznet yang mengaitkan antara pendapatan per kapita dengan distribusi pendapatan.

2.3. Teori Environmental Kuznet Curve EKC

Teori EKC menjelaskan hubungan antara pendapatan per kapita dengan degradasi lingkungan yang diperkirakan memiliki hubungan seperti huruf U terbalik. Artinya, ketika pendapatan per kapita meningkat seiring dengan proses industrialisasi akan berdampak pada meningkatnya degradasi lingkungan. Namun selanjutnya semakin tinggi pendapatan per kapita dimana kegiatan ekonomi didominasi oleh sektor jasa maka degradasi lingkungan akan berkurang. Jadi Teori EKC mengkritik limit to growth bahwa pertumbuhan ekonomi justru diperlukan agar terbentuk belanja yang memadai untuk memperbaiki degradasi lingkungan. Gambar 2 menunjukan bentuk kurva EKC yang mengaitkan antara indikator lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi. Sesuai esensi dari teori dasarnya, pertumbuhan ekonomi yang dimaksud seiring dengan tahapan pembangunan yang telah dialami oleh suatu negara. Dalam studi empirisnya tahapan pembangunan tersebut dicerminkan oleh besarnya pendapatan per kapita. Sumber: Panayatou 2000, hal. 3 Gambar 2. Environmental Kuznets Curve : Hubungan Antara Pembangunan Ekonomi dengan Lingkungan Studi empiris yang meneliti hubungan antara pendapatan per kapita dengan degradasi lingkungan, ada yang bisa membuktikan hipotesis EKC dan ada pula yang tidak. Dari sekian hasil studi empiris sebelumnya menunjukan titik balik terjadi pada angka pendapatan per kapita riil berkisar antara 1 200 - 16 000. Dengan interval yang begitu besar berarti titik balik tersebut tidak bersifat unik atau tidak pasti pada tingkat pendapatan berapa titik balik terjadi. Beragamnya titik balik tergantung pada tipe kerusakan lingkungannya apakah deforestasi atau pencemaran air, pencemaran udara. Namun ternyata untuk kasus yang sama pun seperti deforestasi, beda lokasi penelitian dan rentang waktu berbeda pula besarnya tingkat pendapatan ketika titik balik terjadi, seperti hasil studi Panayotou 1993 dan Shafik 1992. Fakta ini menarik perhatian, bahwa dibalik hubungan antara pendapatan per kapita dengan degradasi lingkungan menyimpan potensi analisa faktor lain penyebab degradasi lingkungan. Perekonomian Jawa Barat yang masih berada dalam tahap industrialisasi dengan pencapaian PDRBkapita riil tahun 2005 sebesar 6.3 juta rupiah setara dengan 612 belum mampu menganggarkan belanja lingkungan sebagaimana mestinya. Dengan demikian terdapat kecenderungan pertumbuhan ekonomi masih menimbulkan degradasi lingkungan. 2.4. Aspek Sosial-Ekonomi dan Degradasi Lingkungan 2.4.1.