Pengaruh Kenaikan TDSp dan BODp

Tabel 33. Simulasi Historis Dampak Kenaikan TDSp dan BODp Terhadap Makroekonomi-Lingkungan Jawa Barat No Variabel Keterangan Kenaikan Pencemaran Air BODp 1 TDSp 2 BODp 2 TDSp 4 1 AGRO Sektor Pertanian -0.8687 -1.7375 2 INDS Sektor Industri -0.8266 -1.6532 3 JASA Sektor Jasa -0.2912 -0.5825 4 GR Gini Rasio 0.0938 0.1877 5 PR Poverty 0.0726 0.1452 6 LKP Lahan Kritiskapita 0.0000 0.0000 7 TG Tambang dan Galian -0.0515 -0.1030 8 KN Kontruksi -0.1499 -0.2998 9 CO Carbon Monoksida -0.8705 -1.7409 10 CO2p Carbon Dioksidakapita -1.2083 -2.4166 11 TDSp Total Dissolved Solidkapita 0.0200 0.0400 12 BODp Biologi Oxigen Demandkapita 0.0100 0.0200 13 PDRB Produk Domestik Regional Bruto -0.5323 -1.0646 14 YT PDRBkapita -0.5100 -1.0200 15 SA Pangsa Pertanian -0.0618 -0.1236 16 SI Pangsa Industri -0.0653 -0.1306 17 SJ Pangsa Jasa-Jasa 0.0733 0.1466 18 PRDA Produktivitas TK Pertanian -0.8750 -1.7499 19 PRDI Produktivitas TK Industri -0.7789 -1.5578 20 PRDJ Produktivitas TK Jasa-Jasa -0.2540 -0.5080 Pengaruh yang besar dialami pula oleh sektor industri pengolahan. Sektor ini turun sebesar 0.83 persen yang selanjutnya berdampak pada turunnya produktivitas tenaga kerja di sektor industri pengolahan sebesar 0.78 persen. Berdasarkan hasil estimasi, penurunan produktivitas tenaga kerja di kedua sektor tersebut akan berdampak pada naiknya GR. Hasil simulasi memperlihatkan ini bahwa angka Gini Ratio naik sebesar 0.09 persen. Penurunan output sektor-sektor ekonomi semakin nampak dengan turunnya PDRB sebesar 0.53 persen dan PDRB per kapita sebesar 0.51 persen. Penurunan PDRB sebesar 0.53 persen telah menaikan tingkat kemiskinan sebesar 0.073 persen. Artinya, pencemaran air pada gilirannya dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terjadi karena turunnya utilitas dari konsumsi air yang telah tercemar dan pada saat yang bersamaan menanggung eksternalitas negatif dari air yang tercemar yakni dampak negatif terhadap kesehatan. Kenyataan tersebut akan lebih dirasakan oleh mereka yang sangat tergantung kebutuhan air sehari-harinya terhadap sungai yang kebanyakan termasuk golongan masyarakat bawah. Studi Duraiappah 1996 menunjukan bahwa empat juta anak meninggal karena diare sebagian besar berasal dari rumahtangga kota berpendapatan rendah. Masyarakat miskin memiliki akses terbatas terhadap air bersih. Penurunan kualitas air ternyata tidak memiliki pengaruh terhadap LKp sekalipun variabel-variabel penentu LKp yakni output sektor pertambangan dan penggalian serta kemiskinan dan GR mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan kekuatan antara dampak negatif dan positif antar variabel yang seimbang. Tidak demikian halnya terhadap kualitas udara, karena PDRB per kapita turun sebagai respon terhadap menurunnya kualitas air maka jumlah CO dan CO2p mengalami penurunan pula.

8.2. Pengaruh Kenaikan CO dan CO2p

Simulasi pun dilakukan untuk kasus pencemaran udara, bagaimana dampaknya terhadap makroekonomi-lingkungan Jawa Barat jika jumlah CO naik sebesar 2 persen dan CO2p sebesar 1 persen. Sebagaimana model yang sudah dibangun pencemaran udara diperkirakan menimbulkan dampak terhadap aktivitas sektor industri pengolahan dan jasa karena jumlah CO cenderung terpusat di wilayah perkotaan dan padat penduduk yang identik sebagai wilayah industri dan jasa. Demikian halnya jumlah CO2 diperkirakan berdampak terhadap aktivitas sektor industri pengolahan dan jasa sekalipun dimungkinkan bergerak pula menyebar ke wilayah lainnya. Dalam model yang sudah dibangun, pencemaran udara tidak dikaitkan langsung dengan sektor pertanian. Namun melalui simulasi ternyata sektor pertanian pun terpengaruh sebagai efek berantai dari sektor industri pengolahan dan jasa. Hasil simulasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Simulasi Historis Dampak Kenaikan CO dan CO2p Terhadap Makroekonomi-Lingkungan Jawa Barat No Variabel Keterangan Kenaikan Pencemaran Udara CO2p 1 CO 2 CO2p 2 CO 4 1 AGRO Sektor Pertanian -0.0938 -0.1877 2 INDS Sektor Industri -1.0412 -2.0824 3 JASA Sektor Jasa 0.6125 1.2249 4 GR Gini Rasio 0.1557 0.3426 5 PR Poverty 0.0174 0.0348 6 LKp Lahan Kritiskapita 0.0000 0.0000 7 TG Tambang dan Galian -0.0089 -0.0177 8 KN Kontruksi -0.0262 -0.0524 9 TDSp Total Dissolved Solidkapita 0.0000 0.0000 10 BODp Biologi Oxigen Demandkapita -0.0486 -0.1133 11 CO Carbon Monoksida 2.0000 4.0000 12 CO2p Carbon Dioksidakapita 1.0000 2.0000 13 PDRB Produk Domestik Regional Bruto -0.1145 -0.2290 14 YT PDRBkapita -0.1005 -0.2009 15 SA Pangsa Pertanian -0.0069 -0.0138 16 SI Pangsa Industri -0.2343 -0.4686 17 SJ Pangsa Jasa-Jasa 0.2416 0.4832 18 PRDA Produktivitas TK Pertanian -0.0980 -0.1960 19 PRDI Produktivitas TK Industri -1.1262 -2.2530 20 PRDJ Produktivitas TK Jasa-Jasa 0.6143 1.2285 Kenaikan tingkat pencemaran udara berdampak pada turunnya output sektor- sektor ekonomi kecuali sektor jasa. Kenaikan CO2p sebesar 1 persen dan CO sebesar 2 persen ternyata meningkatkan sektor jasa sebesar 0.61 persen. Sesuai hasil estimasi